Panti Jompo

3.3K 248 13
                                    

"Mam, andai kau tahu rindu ku padamu begitu besar. Mam, kenapa kau pergi secepat itu, bahkan melihat jasadmu pun aku tak sempat. Ya Rabb, berikanlah surga padanya. Mam, aku rindu masakanmu, rindu kau mencium pipiku. Mam, semoga kau bahagia di sana bersama Allah."

Drick William Jasim

"Hai umi, umi baik-baik saja kan di sana? Selamat hari raya umi. Ku rasa umi lebih bahagia bersama Allah di sana. Umi, aku rindu kue bawang buatanmu di hari raya. Umi, aku rindu mencium tanganmu. Aku rindu memelukmu."

Dzakiya Thalita Sakhi

Kedua pasang mata itu bertemu pandang. Keduanya sama-sama terkejut. Bahwasanya keduanya tak pernah lagi berperasangka akan dipertemukan kembali.

"Assalamu'alaikum," sapa salah seorang dari mereka.

"Wa'alaikumsalam, Drick,"

"Apa kabar Kiya?"

"Alhamdulillah, seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja."

Ya, pemilik dua pasang mata itu adalah Drick dan Kiya. Allah mempertemukan mereka kembali di Masjid Imam Malik. Hari kedua idhul fitri Drick masih enggan kembali ke Amsterdam. Kebetukan hari itu ia tak memiliki jam praktek, jadi ia memilih tetap berada di Leiden. Siang itu Drick sholat dhuhur di Masjid Imam Malik.

Kiya? Sepulang kuliah ia juga melaksanakan sholat dhuhur di Masjid Imam Malik. Qodarullah, ia bertemu dengan Drick. Ada rasa bahagia yang terselip dalam hatinya, namun ia berusaha menepis hal itu. Ia tak ingin mengulang lagi kesalahannya, hingga ia menghamba pada cinta yang belum tentu halal baginya.

"Kiya habis menangis Kiya?" tanya Drick yang menangkap mata Kiya yang terlihat basah oleh sisa-sisa air mata.

"I-iya a-aku rindu ibuku," jawab Kiya.

"Kenapa kau tak menelponnya saja jika kau rindu," ujar Drick.

"Tapi Drick, ibuku sudah meninggal," jawab Kiya sembari menundukkan kepalanya.

"Oh maaf, aku tidak tahu." kata Drick. "Kau mau ikut aku? Aku yakin rasa rindumu akan terobati," imbuh Drick seraya tersenyum.

Entah kenapa hati Kiya bergetar menatap senyum Drick, seperti ada energi supranatural yang menghampirinya. Kiya meraba dadanya seraya beristighfar. "Kenapa melihatmu aku seperti melihat setan. Aku harus beristighfar," ujar Kiya dalam hati.

"Kau bersedia?" tanya Drick mengagetkan Kiya.

"Ah, iya. Ayo."

Drick tersenyum dalam hatinya. Akhirnya ia bisa melihat gadis pujaan hatinya kembali. Meski begitu, ia harus tetap menjaga hati maupun diri. Istighfar tak henti-hentinya ia lantunkan dalam hatinya. Bahwasannya setan bisa kapan saja mengelabuhinya.

-o0o-

"Tempat apa ini Drick?" tanya Kiya setelah mereka sampai pada sebuah gedung dua lantai, gedung itu memiliki halama yang sangat luas. Terdapat pepohonan maple yang rindang dan bunga-bunga krokus. Sebuah jalan setapak menghubungkan jalan raya dengan gedung itu.

"Ini adalah panti jompo. Jika aku rindu dengan kedua orangtuaku, aku pasti datang ke tempat ini. Para lansia itu sudah ku anggap sebagai orangtuaku sendiri," ujar Drick.

LOVESTRUCK OF THE ROSES [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang