Ketika rasa penyesalan datang hanya ada beberapa rasa yang dapat terbayar, akan seberapa besar cinta yang berlahan datang menyadarkan kita sendiri.
Hembusan nafas seketika terasa sesak, bagaimana sakitnya menahan nafas beberapa menit dikala ciuman dengan diiringi tetesan air hujan. Itu akan terasa menyiksa..
"Bagaimana kau sudah menemukannya?", ucap suara dari beberapa senti didepan matanya.
Ini adalah seminggu setelah Megu menghilang, dan tepat 12 jam setelah Naachan menemukan kabar bahwa Papa Megu telah memberikan surat pengunduran diri putri semata wayangnya.
Rasa bersalah dan juga penyesalan itu hadir kembali, membuat tubuh Naachan bergetar pelan. Nafasnya menghangat dan juga tubuhnya menjadi lebih hangat dari sebelumnya, dia demam sejak tadi malam lari ditengah hujan hanya untuk memaksa masuk ke rumah seseorang yang ia cari sejak pertengkaran yang terjadi dirumahnya.
Hanya penolakan dan juga jawaban sekadarnya dari para pekerja nya bahwa Megu sudah tidak tinggal di tempat itu, lalu dia segera pergi ditempat Megu sering menghabiskan waktunya. Ruang Audiovisual sekolahnya, ditengah malam dengan hujan yang begitu deras. Tapi saja itu tidak membuahkan hasil yang dia harapkan karena Megu tidak menunjukkan dirinya ditempat itu.
"Belum, ..", jawab Nana. Dia dengan pelan menggeser pelan tubuhnya, memberi tempat duduk kepada seorang pria yang lebih muda daripadanya.
Tubuh Naachan hanya menggigil, selimut tebal ia kenakan seolah tidak dapat menutupi pipinya yang panas. Dia menutup matanya dengan masih terbaring lemah di tempat tidurnya.
"Kalau begitu istirahat lah, aku juga mengkhawatirkan mu ", jelas Hayasuke.
Megu benar-benar menghilang, semenjak kejadian malam itu.
.
..
...5 Bulan Kemudian....
Naachan masih tampak murung menenggelamkan matanya jauh dari rasa sesak didadanya, hari ini adalah hari kelima dia melakoni pencarian terhadap gadis yang sangat ia khawatir kan. Nana menyewa penginapan sendirian, untuk mencari jejak Megu berharap yang akan ia temukan ditempat itu.
Desa dengan rindang pepohonan dan juga banyak sekali suara tetesan air dari beberapa celah perbukitan, segar sekali untuk Naachan rasakan yang terbiasa hidup di keramainan kota. Tenang dan juga sejuk tanpa adanya suara riuh beberapa kendarana umum.
Kaki Naachan terhenti saat ini melihat kearah belakang lorong yang cukup gelap, sudah 46 kali sejak dia kembali melewati jembatan pembatas jalan ini. Ini adalah tempat dimana dia rasa akan menemukan gadis yang ia buru sejak 5 bulan lamanya, bagaimana dia yakini dengan rasa pantang menyerahnya untuk mencari Taniguchi Megu.
Sampai matanya benar-benar menemukan apa yang dia rasa tidak asing lagi, didepan penginapan sederhana berdinding kayu tradisional terpampang besar tulisan sumber air panas terbaik. Sehinggga dia berfikir untuk menginapa disana sementara waktu.
Dia berbenah setelah memasukan beberapa pakaian nya untuk ia tata, menata futon dengan cukup rapi untuk ia gunakan sebagai tempat tidur dengan istirahat nya setelah lima hari terakhir ini dia menghabiskan waktu mondar mandir mengggunakan kendaraan umum.
Keesokan harinya, dia memutuskan untuk pergi mengambil sarapannya. Kantin di penginapan itu yang tidak jauh darinya, pelayanan dengan cukup ramah dari masih-masing pelayan.
"Ah..silahkan mau pesan apa?", tanya pelayan yang kini ada dihadapan nya.
Naachan memotong kembali lamunan nya, memusatkan dirinya pada daftar menu di depannya.
"Ohayou.."
Hingga suara yang lembut dari belakang membuat dia harus menoleh karena dia rasa mengenal suara itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/99686594-288-k251166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi Finally (End)
FanfictionOkada Nana si brengsek yang hobinya mesum dan gonta-ganti pacar harus terikat hubungan 'hitam' oleh teman masa kecilnya. Taniguchi Megu, si temperamen yang begitu menyukai perlakuan 'kasar' Nana. Dia selalu menyukai permainan borgol dan juga perlaw...