Bagian. 3 Game On

492 26 1
                                    

WARNING !!

Peringatan 18+, banyak mengandung unsur kekerasan, seks dan banyak lainnya. Hanya untuk batas usia yang telah ditentukan.

_______________________________________

_______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Point of view Okada Nana.

Entahlah aku hampir gila melakukan ini dengannya. Dia selalu berhasil membuatku ketagihan dengan tubuhnya. Menikmati setiap inchi aroma tubuhnya, dia mendesah di tiap detiknya membuatku semakin gila benar-benar gila. Dia membuatku liar terpaksa menggoyahkan setiap pertahanan yang ia berikan, dia berteriak memanggil namaku lirih terdengar sangat seksi Omeguchan.

Aku menguasai lagi permainan ini, dia menjerit untuk terakhir kalinya. Ku dengan lelah menjatuhkan kepalaku di samping pipinya dan diantar lehernya. Tubuhku sudah lemas dan kaki ku sudah cukup gemetar karena selesai ditahap puncakku.

Aku merasakan tangan lembut membelai dahi ku yang banyak keringat menetes ini sangat lembut, tawa kecilnya terdengar sangat manis menggerang lagi-lagi karena ulahku. Taniguchi Megu hutangku sudah lunas malam ini kepadanya.

"Aku sudah melunasi game kedua kita Naachan, lihat aku ", Megu berbisik, membelai dahi ku sebelum menekan bibirnya tepat di tengah tengah keningku, ringan.

Aku mendengar kata-katanya dan segera membuka mata pelan, saat ia menyuruhku. Dia masih berada dibawahku meringis kesakitan menyempitkan bagian bawah sela pahanya. Aku bisa melihat itu, aku juga bisa merasakannya..semua kesenangan pasti disana juga ada keperihan. Aku langsung melihat matanya yang tajam.

Di tiap game yang aku lakukan dengannya aku yang selalu mendominasi. Aku juga yang paling banyak memenangkan gairah dengan jeritan dari bibirnya..dia sangat seksi saat menyebut namaku. Seolah aku merasa akulah orang yang paling beruntung di seluruh dunia saat ini. Dia sangat menikmati cara permainanku bagaimana aku membuatnya bertekuk lutut dengan game on yang aku buat.

Jarang sekali aku kalah melawannya, bahkan dengan siapapun. Yah ini sebagian dari permainan ku untuk melakukan hubungan intens. Aku begitu pandai mengontrol permaiannya. Megu aku merasa hanya dia lah yang dapat mengimbangi permainanku, dari sekian. Bukan..bukan sekian tapi sudah banyak gadis yang sudah aku tiduri.

Aku Nana, Okada Nana pelajar dengan banyak sebutan. Ketua Klub Atletik dan juga Tim basket di sekolah kami. Anak tunggal seorang pejabat Kota. Kadang ini juga lucu, aku dan Megu sama-sama memiliki seorang ayah yang bekerja di tempat yang sama. Tapi justru kita mengkhianati kehormatan mereka sebagai pejabat tinggi dengan hubungan ranjang hampir tiap minggu secara rutin melakukan seks sepanas ini.

"Tolong lepaskan aku? pergelangan tangan ku terluka",Megu mengatakan pada nada cukup hangat, mencoba untuk menstabilkan suaranya.
Aku mengangguk diam, lalu aku segera melepaskan ikatan yang ada di tangannya. Bukan aku yang melakukannya melainkan Megu sendirilah yang meminta tangannya untuk di borgol. Menurutnya itu adalah seni, Megu mamang jauh dari sebutan normal. Dia penggila seks sama sepertiku, dia menganggap seks adalah seni untuknya. Dia yang tampak lemah meletakan kepalanya di bahuku merebahkan tubuhku sebagai bantalanya. Dia seoalah tidak ingin melepaskan ku sedikitpun.

Kataomoi Finally (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang