Tepat pukul setengah sepuluh malam aku, Laura dan kak Adi baru sampai di rumah. Kepulangan kami di sambut oleh Mama dan papa. Laura mencium punggung tangan mama dan mama langsung membawa tubuh Laura ke dalam pelukkannya.
"Semoga Allah senantiasa melindungimu, nak," doa mama saat memeluk tubuh Laura.
Laura hanya mampu menganggukkan kepalanya, matanya kembali basah oleh air mata.
"Biarkan Laura istirahat, Ma," pinta Papa.
Mama langsung melepaskan pelukkannya di tubuh Laura, "istirahatalah, nak."
"Iya tante, terimakasih banyak."
Aku membantu Laura saat menaiki anak tangga, andai saja Laura mahrom Kak Adi, aku jamin kak Adi pasti yang akan membantu Laura untuk menaiki tangga. Sekarang Kak Adi berjalan pelan tepat di belakang kami, mungkin kak Adi berjaga-jaga takut-takut aku tidak mampu menjadi tumpuan untuk Laura. Sungguh kakakku sangat manis, ia manis dengan caranya sendiri. Beruntunglah dia yang kelak akan menjadi pendamping kakakku, dan aku berharap gadis yang beruntung itu adalah Laura.
"Langsung tidur yah, jangan pada begadang," ucap kak Adi kepadaku dan Laura saat kami telah sampai tepat di depan pintu kamarku.
"Iya kak," jawabku dan Laura.
Di kamar aku langsung membantu Laura mengganti pakaiannya dengan baju tidur, untuk kesekian kalinya aku terperangah kaget saat aku melihat bagian bahu Laura yang di penuhi dengan luka lebam.
"Aku mohon ceritakan padaku apa yang sebenarnya telah terjadi padamu?" pintaku di sela isak tangisku.
Laura menggenggam tanganku dengan begitu erat, tangannya terasa begitu dingin, "Aku akan menceritakan padamu, namun aku mohon cukuplah kamu yang tahu. Jangan kamu ceritakan apa yang telah aku alami kepada orang lain," pinta Laura.
Aku menganggukkan kepalaku. Laura memulai menceritakan semuanya padaku. Selama Laura menceritakan apa yang telah dia alami aku tidak mampu menahan tangisku, kini aku seakan-akan telah menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri apa yang telah Laura rasakan.
Andai Laura tidak melarangku untuk menceritakan apa yang telah ia alami kepada orang lain, ingin sekali aku menceritakannya pada kalian, tapi janji telah terucap dan aku tidak akan mengingkari janji itu.
Aku dan Laura sudah berwudhu, siap untuk tidur saat jarum jam panjang sudah menunjuk ke angka sebelas sedangkan jarum pendek hampir menyentuh angka sebelas. Aku memperhatikan Laura yang kini tengah membaca surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, ayat kursi, aku kira setelah membaca ayat kursi dia akan langsung tidur namun ternyata ia melanjutkan bacaannya dengan membaca surah Al-Mulk, aku tidak menyangka kalau ternyata Laura sudah menghafal surah Al-Mulk, aku saja belum hafal surah tersebut, suara Laura terdengar begitu lirih bahkan tangisnya pecah saat ia telah sampai kepada ayat ke enam.
وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
"Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 6)اِذَاۤ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُ
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara,"
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 7)تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ ۗ كُلَّمَاۤ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَـتُهَاۤ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ
"hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan kedalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?"
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 8)
KAMU SEDANG MEMBACA
Laura | END
ДуховныеUntuk sahabat terbaikku Laura. Yang Mencintai Allah dan Rasulnya melebihi cintanya pada apapun. Yang menjadikan Maryam, Asiyah, Khadijah dan Fatimah sebagai panutan. Yang memakai jilbab untuk berusaha menjadi wanita akhir zaman yang dapat menjaga ke...