Malam ini rasanya aku lelah sekali. Tulangku rasanya remuk karena acara lari-larian tadi pagi. Dan... hhh. Aku bahkan malas mengingatnya. Tugas yang menumpuk telah aku selesaikan semuanya. Dan harusnya ini jadwalku untuk melihat bintang di pantai. Disatu sisi aku ingin pergi, tapi disisi lain aku sangat lelah terlebih pak Sapto ambil cuti. Papa tidak akan mengizinkanku untuk pergi sendiri. Apalagi Mama, Mama pasti akan merengek untuk menemaniku di pantai dan sangat cerewet sepanjang perjalanan. Kan yang aku cari ketenangan, kesunyian, bukan wejangan-wejangan dari Mama yang terkadang diulang-ulang yang itu-itu saja. Aku menidurkan tubuhku ditempat tidurku yang empuk ini. Menerawang langit-langit kamarku yang dihiasi beberapa bintang-bintang yang menggantung indah dan dapat menyala dalam gelap. Aku sangat menyukai bintang. Aku ingat, dulu saat aku masih kecil saat kami sekeluarga berlibur ke puncak, Papa mengajakku untuk pergi keluar Villa saat malam hari. Sejak saat itu aku sangat mengagumi keindahan bintang yang berpendar indah di langit.
Ceklek.
Aku mendengar pintu kamarku dibuka tanpa izin. Aku melihat Elmo telah sangat rapih dengan sepatu converse hitamnya, celana jeans panjang dan sweater tebal yang melekat ditubuhnya.
Aku mengerutkan dahi melihatnya dengan tatapan---ewh. kamu mau kemana?
Aku memperhatikan Elmo dari ujung kepala sampai ujung kaki. Elmo memamerkan senyumnya.
"Mau kemana El? Lebay banget dandanannya."
"Kok kakak belum siap? Ayok kita kepantai, kak!" Ucapnya antusias. Dan mengabaikan pertanyaanku tadi.
"Kita?"
"Iyalah kita. Tadi Papa nyuruh aku nemenin kakak ke pantai. Katanya kakak ngga keluar kamar semenjak makan malam. Papa takutnya kakak bete berkepanjangan gitu." Jelasnya.
"Oh. Padahal sehari ngga ke pantai sih gapapa." Balasku yang langsung membuat raut wajah Elmo berubah draatis. Kusut. Kayak cucian yang ngga disetrika.
"Ga usah jadi moodbreaker lah, Kak. Cepet ganti baju! El tunggu dimobil. 5 menit. Ga lebih."
"Hahah. Iya iya. Dasar El bawel."
Dia berbalik dan menatapku dengan tatapan--apa tadi kakak bilang?
Yang hanya dibalas gelak tawa tanpa dosaku. Hahaha.
***
"5 menit lewat 11 detik." Ucap Elmo saat aku baru memasuki mobil.
"El--" Kata-kataku terpotong oleh ucapan Elmo.
"Duduk depan dong kak. Berasa supir nih."
"Papa kan emang nyuruh kamu jadi supir kakak El. Hahah."
Elmo melengos kesal.
"Terserahlah."
"Jangan marahlah El." Aku memasang muka memelas yang hanya dibalas lirikan sekilasnya.
Aku menghela nafas.
"Green tea latte starbucks." Ucapku sambil bersedekap dada dan menyandarkan tubuhku dikursi penumpang.
"Nah! Red valvet cake juga ya, Kak!" Ucapnya antusias.
"No! Beli sendiri itu mah!" Balasku cepat dan langsung dibalas umpatan-umpatannya. Walaupun aku tahu itu umpatan yang ia lontarkan bercanda.
"Venti berarti ya!" Ucapnya lagi dengan nada yang terdengar tidak menerima tolakan.
"Yang tall aja sih El?" Balasku lagi. Aku menghela nafas pasrah, namun mengembangkan senyumku. "Deal. Green tea latte venti. Dan kamu tunggu di mobil."
"Yah kak? Err. Okelah. Aku tunggu di starbucks nya aja ya. Bbm kalau udah mau pulang kak."
"No. Mobil. Aku malas bawa hape." Ucapku tanpa bantahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/13745798-288-k947665.jpg)