Aku terbangun karena deringan alarm ku diatas nakas yang menggema seantero kamarku. Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap kesekolah.
Setelah dirasa siap. Akupun turun menuju meja makan untuk sarapan.
"Pagi Ma, Pa, El." Sapaku saat telah duduk disalah satu kursi.
"Pagi." Balas mereka serempak.
Aku tersenyum lalu mengoleskan selai coklat kacang huzelnut favorite ku pada roti. Coba tebak itu apa? Aku yakin kau juga sangat menyukainya!
"Kak Ra. Aku berangkat bareng kakak ya?"
"Ngga." Jawabku singkat sambil melahap rotiku.
"Yah kak, aku malas bawa motor. Kan bisa aku yang nyetir kalau bareng kak Ra."
"Engga El. Kita beda. Kakak ngga mau nanti setu sekolah bikin berita yang ngga-ngga."
"Emangnya kenapa sih kak? Kakak ngga bangga ya kalau El kapten tim basket sekaligus ketos?"
"Bangga. Tapi kamu tau kakak kan?"
"Iya. Tapi kak--"
"Mah, Pah. Elera berangkat ya. Assalamualaikum." Ucapku lalu mencium tangan kedua orang tuaku. Lalu mencium pipi adikku El dan mencubitnya gemas.
"Iya, hati-hati Ra."
"Eh? Kak Raaa."
Teriak adikku saat aku telah berlalu pergi.
"Pak Sapto, ayok berangkat."
"Baik non." Balas pak Sapto sambil membukakan pintu mobil penumpang untukku.
***
Hari ini dimulai dengan pelajaran KIR (Karya Ilmiah Remaja) yang termasuk kedalam salah satu pelajaran mulok disekolahku.
"Pagi semuanya." Sapa guru pembimbing kami didepan.
"Pagi." Balas kami serempak.
"Saya akan memberikan kalian tugas kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang. Tugas kalian melakukan penelitian ilmiah, topik yang kalian ambil saya bebaskan pada kalian, namun tetap mengikuti struktur penelitian ilmiah yang baik dan benar. Ada pertanyaan?"
"Kelompok memilih sendiri atau dipilihkan, Bu?"
"Kelompok akan saya pilihkan agar terstruktur dan tidak muncul perdebatan. Dan juga ini merupakan tugas semester jadi kalian bisa melakukan penelitian lebih lama dan hasilnya harus maksimal."
"Saya akan membagi kelompoknya. Bagi yang saya sebutkan namanya harap mengangkat tangan dan berpindah tempat duduk agar sebangku dan lebih mudah mendiskusikannya." Lanjut guru KIR kami.
"Valerie Zara?"
"Hadir." Ucap Valerie sambil mengangkat tangan.
"Oke. Kamu sekelompok dengan Daren Emerald."
"Baik bu." Ucap Valerie dan berpindah tempat duduk disebelah Daren.
"Nero Pratama dan Alesha Putria." Ucap Bu Fiska. Nero dan Alesha pun berpindah tempat duduk.
"Elera Varena?"
Aku mengangkat tanganku.
"Saya bu."
"Kamu dengan..." Aku melihat ibu Fiska menimbang-nimbang siapa yang akan dipasangkan denganku untuk menjadi satu kelompok.
"Moses Oksara."
Aku melirik Moses sekilas. Dapat kulihat dia tersenyum simpul lalu berjalan santai dan menduduki bangku disebelahku yang kebetulan kosong karena teman sebangku ku sedang sakit.
De JaVu?
Aku pernah merasakan ini. Tapi kapan? Aku memutar memoriku mencoba mengingat-ingat.
Aku bisa mendengar umpatan-umpatan dari cewek-cewek dikelasku. Mereka kenapa? Aku mengerutkan dahiku tak mengerti sambil melirik sekeliling kelas dengan ujung mataku.
"Semua cewek dikelas iri padamu." Ucap Moses datar namun tetap menatap lurus kedepan.
"Saya?" Aku mengerutkan dahi masih tak mengerti dan meliriknya dengan ujung mataku.
"Iya." Balasnya, masih menatap lurus kedepan kelas seolah menyimak Bu Fiska yang sedang membagi kelompok. Aku ulang ya, "seolah".
"Ck. Apa karena Anda?"
"Tentu saja." Balasnya acuh.
"Ck. Pede sekali Anda."
"Kalau kenyataannya iya bagaimana?" Dia membalikan badannya menghadap kearahku sambil mengangkat sebelah alisnya. Aku hanya meliriknya sekilas.
"Terserah." Aku malas meladeni tingkahnya yang menurutku kepedean itu.
"Moses?" Tegur Bu Fiska.
"Eh, iya bu?" Balas Moses sambil membenarkan duduknya yang sempat menghadap kearahku.
"Kamu itu sedang apa? Seperti sedang membujuk pacar kamu yang merajuk saja."
"Atau jangan-jangan kalian pacaran?" Lanjut Bu Fiska penuh selidik menatapku dan Moses bergantian.
"Iya." Balas Moses mantap. Apa dia gila? Aku menatapnya dengan pandangan membunuh. Dia hanya membalas dengan senyuman yang tak ku mengerti maknanya.
"Maaf Bu. Jangan hiraukan dia. Kami tidak pacaran. Dan itu mutlak." Ucapku penuh penekanan.
"Ckck. Sudah-sudah. Itu urusan anak muda, saya pun tidak akan ikut campur." Ucap Bu Fiska lalu melanjutkan membagi kelompok. Aku dapat mendengar umpatan-umpatan tidak suka dari cewek-cewek biang gosip dikelas yang aku yakin tergabung dalam Moseslicious. Oke itu berlebihan. Tapi itu memang ada, semacam fans club dari seorang Moses Oksara yang malah terlihat acuh-acuh saja.
15 menit kemudian.
"Baiklah. Semuanya telah memiliki partner masing-masing kan? Jadi kalian bisa mulai dari hari ini untuk mendiskusikannya. Selain itu juga, saya akan bicara pada Bu Renata selaku wali kelas kalian untuk tidak mengubah susunan tempat duduk. Hanya untuk satu semester ini. Semester berikutnya kalian dibebaskan kembali untuk duduk dengan siapa. Terimakasih atas kerja samanya. Saya rasa saya tutup pelajaran hari ini. Dan juga laporan hasil penelitian disajikan dalam bentuk KTI (Karya Tulis Ilmiah)."
"Baiklah. Terimakasih. Assalamualaikum." Bu Fiska pun meninggalkan kelas kami.
"Walaikumsalam." Balas kami kompak.
***
"Pulang sama siapa?" Tanya seseorang saat aku menunggu jemputan didepan gerbang.
"Dijemput." Balasku tanpa meliriknya.
"Mau aku antar?" Tanya nya lagi.
"Tidak."
"Ra. Kita kan---"
Ucapannya terhenti saat aku meninggalkannya sendiri karena Pak Sapto, supirku, telah menjemputku. Aku meninggalkannya tanpa sepatah katapun.
Aku meliriknya dari kaca spion mobilku. Tersenyum penuh kemenangan. Sudah cukup untukku menjadi pusat perhatian dikelas, aku tidak ingin muncul dalam berita tidak penting dimading karena di antar Moses yang dibaca anak satu sekolah. Itu namanya cari mati. Apalagi yang aku tahu, fans nya Moses itu seperti monster. Tukang labrak sana-sini. Hih.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/13745798-288-k947665.jpg)