"untuk seluruh siswa kelas sebelas dimohon kumpul di lapang indor sekarang. Terima kasih"
Pengumuman dari pak Indra berhasil membuat siswa-siswi kelas sebelas riuh.
Aku yang masing sibuk mencari ketiga sahabatku tidak memperdulikan sibuknya siswa lain dan langsung membuka aplikasi chat di smartphoneku
[Yang Jelas Ini Grup]
Me: pada di mana oy?
Me: gw udah di skul.
*read by 2Me: jangan read aja
njir_-Chel: kita udah di lapang indor.
Me: ah taek lu pada,-
Kututup grup chat tersebut dan segera menuju lapang Indor tempat berkumpulnya ratusan siswa kelas sebelas.
Suara gaduh sudah terdengar dari koridor menuju lapang indor, dan benar saja. Semua siswa sudah berkumpul disana-dan entah bagaimana aku akan menemukan tiga sahabatku.
Sial.
Aku mulai bingung sekarang. Kanan dan kiriku orang yang sama sekali aku tidak kenali. Seadanya yang ku kenali pun, ia anak kutu buku yang culunnya minta ampun
Awas aja lu pada, gak segen-segen gue jitak kepala lo semua, umpatku dalam hati.
"Asyilla" panggil seseorang dari keramaian lapang ini.
Aku mulai mencari sumber suara, tapi yang aku dapat hanya kerumunan orang yang sama sekali aku tidak kenali.
"Eh budeg!" teriaknya lagi "Asyilla Rahima, kita di belakang lo!" refleks, aku langsung menengok kebelakang untuk memastikan siapa orang yang seenaknya memanggilku 'budeg'
"Dari tadi gue panggil sampe teriak teriak, lah elo nya malah celingak-celinguk kayak anak ilang" ucap Rachel yang di iringi tawa lepas dari Ellen dan Nita.
"Sialan lo pada" gerutuhku kepada mereka bertiga "Gue udah nunggu di depan perpus, eh kalian duluan"
"Haha, maafin kita ya Syil, biasa lah, kayak gatau hobi si Rachel aja" spontan, Rachel menatap Nita dengan Tajam.
"Yaudahlah, sekarang langsung ke sana, keburu pengumumannya beres" akhirnya, Ellen menengahi perdebatan tidak jelas kami.
•••
"Yeay kita sekelas" Teriak Rachel sembari berlompat-lompat kegirangan di depan papan informasi.
"Yah, Tahun kedua gue sekelas sama manusia abstrak kayak lo, Chel" hardik Nita dengan wajah yang murung.
"Yaudah, seengganya kita sekelas sekarang, jadi gausah susah kalo mau ngumpul" saranku yang langsung diangguki Ellen.
Setelah melihat papan pengumuman pembagian kelas untuk tahun ajaran kali ini. Kami langsung menuju kelas kami-XI-IPA2
Baru saja kaki ini melangkah melewati pintu kelas, sudah dipastikan saat ini aku dan ketiga sahabatku menjadi pusat perhatian.
Bagaimana tidak? Kelasku sekarang dipenuhi oleh kutu buku kelas berat yang selalu memakai kacamata tebal-meskipun kacamataku juga lumayan tebal, tapi setidaknya aku masih bisa melepasnya dan memakainya pada saat jam belajar saja.
"Gila, kutu buku semua" ucap Ellen yang entah kagum atau kaget melihat kondisi kelas.
"Hm, gue rasa kita berempat yang paling mencolok" Rachel yang mengucapkan kalimat itu masih menatap kondisi kelas tanpa berkedip
"Maksud lo chel?" tanyaku tak paham maksud pernyataan yang Rachel buat
"Syila, Syila. Lemot lo ga ilang ilang ya" Sialan, dengan santai dia mengataiku lemot.
Oh, Rachellia Amanda, siapa yang lemot antara kita sih(?)
"Maksud gue tuh, kita yang paling normal. Gak tergila-gila baca buku meskipun hobi gue baca. Gak tergantung sama kacamata meski mata lo pun bermasalah." jelasnya padaku yang dilanjutkan dengan 'oh' panjang dariku.
Setela menyesuaikan diri dan mencari tempat duduk yang pas untuk kami. Akhirnya kami segera menuju meja dan duduk dengan manis.
5 menit..
7 menit
10 menit.
Oke, sekarang teman-temanku sibuk dengan dunianya masing-masing.
Rachel yang udah memulai membaca novel kesayangannya. Ellena dan Nita yang sudah mulai menggoreskan pensilnya diatas buku gambar milik mereka. Sedangkan aku kembali celingak-celinguk tidak jelas karena merasa tidak ada kerjaan.
"Kalian mah udah fokus sama satu hal, gue dilupain" Bisikku dengan sedikit nada sindir..
"Ya cari hal yang bisa bikin lo sibuk lah Syil" respon Ellen yang masih sibuk menggoreskan pencilnya
"Daripada ganggu gue baca nih novel, bagus lo tidur Syil"
Tidur?
Oke, ide yang bagus. Aku memang sudah sangat mengantuk saat ini. Ditambah memang aku tidak tau harus apa dan kondisi kelas yang super sepi pasti bisa membuatku tidur dengan pulas.
Segera aku memejamkan mataku dan bersandar ke meja dengan alas jaket yang aku bawa.
Tak butuh waktu lama, aku berhasil masuk ke alam mimpi dan merangkainya menjadi mimpi yang cukup indah
•••
Brug!
Suara gebragan meja terdengar begitu dekat dengan telingaku. Baru saja aku ingin mambuka mataku. Orang tadi–yang menggebrak mejaku kembali berteriak
"Woy bangun!" Refleks, aku membuka mataku
"Apaan sih lo, kenal aja ngg-"
"kita ketemu lagi ya,," ucap si manusia-tidak-tau-malu di hadapanku
"Dion!"
____________
Hai,, sampai sini. Ada yg tau siapa Dion?
Ntar juga tau lah ya,
Buat capt ini gakan banyak ngetik karena gatau mau ngetik apa.
Sip, salam aja dari aku
Syif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why
Teen FictionAndai yang datang tidak pernah pergi. Tapi sayangnya, itu hanya sebuah ekspetasi yang tidak akan menjadi realita. Bahkan untuk memintamu tetap disini pun kau akan tetap pergi dan mungkin tak kan kembali _____..............._____ New version. 23 Jan...