PROLOG

97 11 3
                                    

Udara dingin terasa menusuk tajam, hembus angin yang tak kunjung henti semakin menambah buruk cuaca sekitar.

Gadis kecil yang tengah asyik bermain di taman bermain pun terpaksa pulang karena cuaca yang semakin tak terkendali.

"Hei kamu" Teriak anak laki-laki sebayanya dari sebrang taman

"Hm, aku?" balas si gadis dengan ragu "Ada apa kamu manggil aku?"

"Cepat masuk ke rumahku sebelum badai besar datang"

"Tapi aku gak kenal sama kamu" ucap si gadis polos

"gak usah mikir itu. Yang penting sekarang kamu berlindung dirumahku"

Dengan persaan ragu, gadis itu pun segera menuju rumah di sebrang taman.

Tanpa hati-hati, gadis itu menyebrang tanpa melihat keadaan jalan.

Sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi. Klakson truk sudah berulang kali dibunyikan. Tapi si gadis hanya bisa mematung di tengah jalan sembari menangis karena ketakutan.

Anak laki-laki yang meminta sang gadis berteduh di rumahnya segera berlari untuk menyelamatkan gadis tersebut.

Tak butuh waktu lama, truk yang semakin dekat Dengan gadis itu sudah menabraknya.

Si gadis selamat, namun beda halnya dengan si anak laki-laki.

Kondisi tubuhnya mengenaskan, darah berlumuran dimana-mana, spontan si gadis berteriak meminta tolong. Dan dari arah rumah keluar orang tua anak laki-laki

"kamu apakan anak saya?" ucap wanita sembari menangis menggendong tubuh anak laki-laki

"Hiks,, maafin aku tante. Dia jadi gitu gara-gara aku.., hiks.." jawab si gadis sembari menangis.

"Yasudah, bawa anak-anak ke rumah sakit" ucap pria––sudah pasti ayahnya.

Saat berjalan menuju mobil menuju rumah sakit, hidung sang gadis mengeluarkan darah. Pandangan di sekitarnya pun menjadi kabur. Tubuhnya semakin tidak bisa menyeimbangan keadaan.

"Tante tolong,, aku pu––"

Dan seketika semua gelap.

•••

Keisengan yang kembali muncul membuat aku ga tahan buat nuangin khayalan aku.

Tapi seperti biasa, aku ga tau bagaimana caranya:v

Huuuuu*)bersorak meledek.

Gapapa lah, tau kok ntarnya ni cerita gakan nyambung lagi. Tapi hargain aja usaha otak ini untuk menyusun kata-kata.

Sekian aja dulu sambutannya.

See you..
Syif.

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang