Bab. 1

20.7K 996 8
                                    

...8 Tahun lalu...

Ayra berlari dari sekolahnya menuju ke rumah. Rambutnya yang panjang  tergerai indah berwarna sedikit kecokelatan. Dengan seragam putih-abu-abu yang dikenakannya dia tertawa girang dan menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya.

Ayra Devana adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan di sebuah kota di Solo. Gadis itu telah dianggap anak oleh wanita pemilik sekaligus pengurus Panti. Oleh sebab itu rumah yang Ayra maksud adalah Panti Asuhan.

"Jangan lari-lari Ayra..." seru bu Neneng salah satu ibu asuh di tempat itu saat melihat Ayra melewati gerbang Panti dengan berlari.

Ayra berhenti kemudian memegang kedua lututnya mencoba mengambil oksigen sebanyak mungkin. Hah...hah...hah.... kemudian mengelap keningnya dengan punggung tangan.

"Bu Ne... Ibu Sukma dimana?" Tanya nya masih dengan naas tidak beratur.

"Ada di ruang kantor. Lagi ada ta-"

"Makasih Bu Ne..." potong Ayra kemudian berlari menuju ruang kantor.

"Ta-mu... e lah kok lari lagi... Ayra... jangan ke kantor Ibu mu lagi ada tamu...!" Teriak bu Neneng namun tak dihiraukan oleh Ayra.

Dia harus segera menemui ibunya demi sebuah berita baik.

Tanpa menunggu jawaban, setelah mengetuk pintu 3 x Ayra membuka pintu dan langsung masuk tanpa lihat-lihat.

"Ibukkk... aku lulus.... aku lulus... aku dapat undangan untuk kuliah di Jakarta. Universitas Indonesia Bu... terus... terus... hah...hah..." Ayra mengatur nafas lalu kembali berbicara "Ay... Ayra dapat beasiswa. Ibu sekarang bsa tenang, Ayra akan...." Ayra terdiam saat menyadari sikap ibunya yang formal di kursi cenderung kaku.

Biasanya sikapnya hangat tetapi kali ini agak beda. Ayra berbalik ke arah tatapan mata ibunya dan... wajahnya merah seperti tomat...

Ada sekitar sepuluh orang duduk di sofa yang menghadap kursi kerja Bu Sukma menatap Ayra. Yang pria tersenyum gemas karena melihat kepolosan dan kecantikan bidadari Solo itu.

Yang wanita sedikit jengah merasa Ayra berlebihan barusan.

Ayra menggigit bibirnya membuat seserang yang duduk di sofa tersenyum manis menatapnya. Sesaat mereka temu pandang membuat Ayra semkin merona.

"Maaf...." ucap Ayra.

"Ayra pamit Bu... permisi..." kata Ayra bergegas lari menuju pintu.

"Jangan lari-lari Ay-"

GEDEBRUK

Ayra baru saja menabrak seseorang di pintu dan kehilangan keseimbangan tubuhnya untung tangan kekar seseorang meraih pinggangnya dan menahan tubuhnya.

Plash.... darahnya seolah berdesir. Seorang cowok yang sepertinya bagian dari orang-orang yang duduk di dalam ruang Bu Sukma memberinya senyum.

"Kamu enggak apa-apa?" Tanyanya. Suara khas pria yang berat namun terdengar enak ditelinga.

"I..iya... makasih Kak..." ucap Ayra lalu berdiri dengan benar.

JAMU-(janda muda)-AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang