Bab. 13

11.7K 705 12
                                    

Ayra sudah bangun sejak pukul 4.30 wib pagi. Dia memasak dengan bahan yang ada di kulkas untuk dibuat jadi bekal.

Nanti kalau Aryana bangun akan dia beritahukan rencana untuk berlibur hari ini.

Tujuannya adalah Ancol. Aryana pasti senang sekali jika diajak nermain air.

Setelah sejam lebih berkutat di dapur makanan selesai dan Ayra tersenyum puas.

"Tumben masak pagi-pagi Ra..."

"Eh, Mami bikin Ayra kaget aja. Iya, mmh, Raka ngajakin kita semua liburan Mi. Ke Ancol. Aryana pasti akan senang sekali, kan?"

Seroja menatap menantunya lekat.

"Apa ada yang terjadi semalam? Apa Raka sudah mengutarakan maksudnya?" Seroja menyentih lembut wajah Ayra yang putih dan halus. Mata Ayra terlihat ragu. Seroja bisa melihatnya dengan jelas. Namun sesaat kemudian Ayra tersenyum.

Ayra mengangguk.

"Ayra sudah buat keputusan untuk melanjutkan hidup dengan Raka."

"Benarkah? Kamu yakin?"

Seroja melihat keraguan itu lagi di mata Ayra namun mulutnya berkata lain.

"Iya Mi."

"Kalian baru kenal. Ngobrol pun baru kemarin?"

Tapi Ayra butuh seseorang Mami, seseorang yang bisa melepaskan Ayra dari si brengsek Alex. Ayra enggak mungkin bilang itu ke Mami kan? Ayra tidak mungkin bilang kalau Ayra ini sangat kotor karena sudah diperkosa Alex dan menikmati setiap sentuhannya belakangan ini. Ayra tidak ingin dimiliki Alex Mami... dia pasti hanya penasaran karena dulu pernah Ayra tolak cintanya dan Ayra pilih Aryo. Ayra ingin bebas dari Alex Mami...

"Ayra... kamu melamun? Hah... Kamu jangan sembarangan buat keputusan nak."

"Dia orang baik Mami. Dia jujur. Dia juga bilang kalau saat ini dia pun belum mencintai Ayra. Raka ingin jadi anak berbakti dengan mendengarkan permintaan orang tua, menikahi Ayra dan Mami sendiri juga mendukungnya dengan menerima kehadirannya di rumah ini, kan? Dan Mami juga tahu kan kalau niat Raka itu tulus sama Ayra dan Aryana?"

"Tapi Ra... Mami juga melihat sosok lain yang sepertinya juga menginginkanmu. Apa kamu tidak punya hubungan dengan Alex? Mami bisa melihat bagaimana cara Alex menatapmu dan bagaimana caramu menghindari dia selain urusan pekerjaan selama ini. Apa Mami salah nak?"

Ayra terdiam. Matanya menatap Seroja tak menyangka jika sebegitu jelas Alex memperlihatkan hasratnya memiliki Ayra.

"Ka..kami tidak ada hubungan apapun Mami." Ayra tidak membuang tatapan saat mengucapkannya agar Seroja yakin.

"Jadi kamu mantap melepas jandamu dan menikah dengan Raka?"

"I..."

"Bundaaa...." teriakan Aryana memutus perkataan Ayra.

Gadis kecil itu berlari ke pelukannya. Ya.. inilah salah satu Ayra memutuskan menikah. Ayra ingin agar Aya merasakan sosok seorang Ayah dalam hidupnya.

"Aya sayangnya Bunda, hari ini kita diajakin Om Raka loh buat liburan ke Ancol. Ayra mau enggak?"

"Libulan? Yeiii... ye.ye.Aya libulan... ke Ancol... ye..ye...!" seru Ayra dalam dekapan sang ibu. Ayra lalu melepas dekapannya.

Wajahnya yang riang tampak bingung.

"Ancol itu apa Bunda? Kita ngapain disana?"

Ayra menatap mertuanya sedih. Sejak kematian Aryo, aya memang tak pernah lagi menikmati jalan-jalan ke Ancol, Dufan ataupun Taman Mini. Dulu mereka memang sering pergi bersama, tetapi Aya saat itu masih sangat kecil dan pasti belum mengingatnya.

JAMU-(janda muda)-AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang