Bab 11

13K 786 10
                                    

"Kita akan kencan."

"Oh ya ampun... Apalagi kali ini?" Ayra mendesah pasrah bersandar di kursinya lalu melirik Alex yang tersenyim tipis sambil memakai kaca mata hitamnya yang kemudian melajukan mobil.

-Hah...  Kenapa pria brengsek sialan ini tetap terlihat tampan meskipun menjijikkan... - umpat Ayra dalam hati.

---

Kening Ayra berkerut. Dia berada di parkiran mall saat ini bersama Alex.

Alex membuka pintu dan sedikit heran karena Ayra masih terpaku di tempatnya duduk.

"Ayra... Ayo turun." ucap Alex. Pria itu dengan ketampanan maksimalnya menunjukkan sisi terbaiknya pagi ini.

Alex melepas jas nya dan hanya mengenakan kemeja body fit berwarna biru dongker dengan celana bahan hitam. Pria itu bahkan menggulung lengan bajunya hingga siku.

"Mall? Aku kira kamu akan membawaku ke hotel atau apartemenmu lagi?" Ayra berkomentar.

Senyuman iblis pria itu muncul.

"Jadi? Kamu kecewa aku bawa kemari? Kalau mau sehabis dari sini kita bisa cari hotel terdekat sayang..." goda Alex membuat emosi Ayra tersulut.

"In your dream fuck!" Ayra lalu keluar dari mobil Alex. Alex merasa geli lalu dia menutup pintu mobilnya.

Alex lalu meraih pinggang Ayra dengan tangan kanannya lalu membimbingnya memasuki mall.

"Kita mau apa ke sini?"

"Aku kan sudah bilang kita mau kencan sayang."

"Tapi ini baru jam 10 pagi dan mall bahkan belum buka. Jangan bilang kamu mulai ada kelainan Alex?" Ayra melepas rangkulan Alex saat telah sampai di hadapan seorang security.

Pria berseragan tersebut membuka pintu bagi Alex dan Ayra lalu memberi hormat pada Alex.

Alex memberi pria itu senyuman hangat. Ya... Alex memang bukan tipe pria sombong sejak dulu. Meskipun serba berlebihan dari segi materi dia ramah pada semua orang.

Alex berjalan mendahului Ayra dan perempuan itu masih terpaku di tempatnya berdiri.

Alex berbalik karena Ayra tak mengikutinya. Dia tersenyum manis lalu mengulurkan tangan pada Ayra.

Ayra merasa Alex semakin aneh. Ataukah mang sejak dulu dia aneh.

"Ayolah sayang..." pinta Alex.

"Jangan memanggil ku dengan sayang. Terdengar memuakkan." Ayra berkata ketus.

"Oke baiklah. Ayo...  Kita hanya punya waktu 2 jam sampai mall ini benar-benar buka." Alex kembali mengulurkan tangan dan entah kenapa Ayra menurut.

Alex kira dia harus berbuat kasar lagi agar Ayra menurut.

Beberapa toko baru mulai buka dengan pegawainya yang masih berbenah. Ada juga toko yang masih tertutup rapat.

Ayra menoleh ke semua penjuru dan pemandangangannya sama, sepi.

Alex mengajak Ayra masuki lift.

Otak Ayra terus berfikir.

-Apa Alex menyewa mall ini, atau apa ini milik Alex? Atau kira-kira Alex kenal pemiliknya?- Ayra berfikir.

"Jangan terlalu banyak berfikir keningmu berkerut." Alex mengusap lembut kening Ayra dengan sebelah tangannya yang bebas dan entah kenapa berhasil membuat darah Ayra berdesir.

Wajah Ayra merona dan Alex senang melihatnya. Alex mengganti posisi genggamannya dari menggenggam menjadi menautkan jemarinya diantara celah jemari Ayra.

JAMU-(janda muda)-AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang