Bab. 6

14.1K 836 7
                                    

"Kenapa kamu enggak bilang kalau boss kamu itu Alex, Ayra?" Ucap Mami.

Ayra yng berjongkok sambil melap meja menoleh pada Mami yang duduk di sofa dengan Ayra.

"A...aa... iitu..."

Ayra bingung harus menatakan apa.

"Ay... Ayra... maaf Mami. Ayra fikir tidak penting jika Alex atau orang lain yang jadi bossnya. Makanya Ayra enggak cerita ke Mami." Ucap Ayra jujur.

Mami menatap Ayra sedih.

"Jangan terlalu tertutup Ayra. Mami ini juga Mami kamu, bukan hanya mertua. Pantas kemarin kamu banyak menangis. Pasti melihat Alex membuatmu terkenang Aryo lagi kan?" Ucap Maminya.

Ayra terdiam menatap meja kaca yang memantulkan wajahnya. Sebutir air jatuh di meja tersebut, air mata Ayra.

"Ayra..."

"Maaf Mami... Ayra memang sudah janji tidak akan sedih lagi tapi tetap saja mengingat Aryo pasti air mata ini ingin menetes."

"Ayra. Mami cuma mau kamu jujur. Kamu harus cerita kalau ada yang membuatmu susah. Mami kan selalu ada untuk menemani kamu. Mami juga ingin kamu melupakan Aryo. Kamu masih muda. Mau menjanda sampai kapan? Kalau kamu jatuh cinta lagi pada pria lain Mami enggak akan keberatan kok..."

"Mami...." Ayra tampak tak suka.

"Ayra... kamu juga anak Mami, bukan hanya menantu untuk Mami. Ingat pesan terakhir Aryo sebwlum meninggal. Dia mau kamu melanjutkan hidup. Bertemu dengan lelaki baik yang cinta sama kamu juga Aryana. Jika Alex-"

"Tidak Mami. Maaf tapi, Ayra permisi ke kamar, mau lihat Aryana." Ucap Ayra.

Seroja menatap punggung Ayra yang tampak lelah. Tidak lama handphonenya berdering.

"Halo..." sapa Seroja.

"Mbak yu ini Aku Ajeng. Inget toh?" Sapa suara diseberang.

"Ajeng... iya apa kabar..." sapa mertua Ayra tersebut.

"Baik. Tetapi... aku ada sedikit mau dibicarakan."

"Boleh... ada apa kira-kira."

"Soal anakku Raka. Inget toh mbak kalau dulu kita pernah niatan jodohin anak kita... taunya anakku lanang anak mu juga lanang... inget toh?"

Lanang: lelaki

"Hmm... iya.. lucu-lucuan jaman dulu. Aku pas hamil tua dan kamu hamil muda."

"Bener mbak. Sebulan lalu, pernikahan Raka batal. Calonnya ngulah. Sekarang dia pasrah. Katanya terserah mau dijodohkan sama siapa. Calonnya yang kemarin itu sih saya kurang sreg taunya bener dia ngulah. Makanya Raka bilang kalau dia nunggu dijodohkan saya saja. Mbak... saya tahu mbak, kenal dengan alm. Aryo dan juga menantumu yang cantik banget itu, Ayra. Emmm... mbak... gimana kalau untuk mempererat hubungan kekeluargaan, Ayra menantumu dijodohken sama Raka anakku."

Seroja terdiam. Dia tidak begitu mengenal sosok Raka namun memang mengenal baik ibu dan ayahnya.

"Ayra itu janda anak satu loh dek..."

"Saya tahu. Raka juga bukan lelaki sempurna. Dia pernah gagal nikah. Saya belum pernah mendengar mbak mengeluh tentang Ayra. Dia pasti wanita yang baik."

"Iya. Dia sudah seperti putriku. Masalahnya..."

"Apa mbak? Apa Ayra sudah punya calon?"

Seroja diam. Dia mengenal Alex hampir seperti mengenali anak kandungnya Aryo. Kalau Aryo kesannya tenang dan nyaman, maka Alex adalah seseorang yang selalu membawa keceriaan dan hangat sehingga banyak wanita yang lebih terpikat pada nya dari pada Aryo.

Dan mata itu, tatapan itu.... Seroja tahu benar kalau sejak lama Alex menatap perempuan yang sama dengan yang Aryo tatap. Ayra. Oh....

"Mbak...." ucap suara diseberang menyadarkan Seroja.

"Dek... saya ragu Ayra mau. Tadi saya juga bahas soal mencari pengganti Aryo, dia malah tidak senang. Selain itu, saat ini juga ada seseorang yang sepertinya sedang berusaha membuka hatinya Ayra. Kalau saya, pada dasarnya tidak keberatan."

"Benarkah...? tapi saya suka lihat mantumu mbak. Kalau aku kirim Raka kepadamu bagaimana mbak? Biar dia lihat Ayra langsung, biar dia tahu apa istimewanya mantu cantikmu itu. Inget toh mbak aku selalu bilang amu beruntung punya mantu kayak Ayra. Karena dia seperti putrimu makanya aku berani bicara begini mbak.."

Seroja kembali berfikir.


"Saya enggak maksa mbak... kalau jodoh ya syukur kalau ndak juga kita tetep keluarga." Sambung Ajeng lagi.

"Ya sudah Dek... mbak setuju. Tapi semua kita serahkan sama Tuhan juga sma anak-anak saja ya. Kita jangan terlalu maksa. Saya kenal Ayra. Dia itu bisanya dibuat halus kalo dia ngerasa didesak bakal susah ceritanya." Kata Seroja.

"Ya mbak. Nanti aku minta mas Pras buat ngasi tugas ke Raka ke Jakarta 2 minggu. Di Jakarta ada satu cabang restoran kami. Semoga kita jadi makin dekat ya mbak..." seru Ajeng semangat.

"Amin." Balas Seroja sebelum menutup sambungan telepon.

Seroja menatap fhoto pernikahan Ayra dan Aryo di bufet dekat sofa ruang tamu tempatnya duduk.

Dia meraih fhoto tersebut lalu mengusap telunjuknya tepat di wajah Aryo.

"Ayra harus tetap hidup kan nak? Aryana juga butuh sosok Ayah kan? Mami janji akan selalu menjaga mereka. Mami juga hanya tinggal punya mereka saja..." ucap Seroja.

-------TBC---------



Ayo di vote and coment ya.... thanks buat dukungannya...

JAMU-(janda muda)-AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang