Bab. 3

17.6K 964 10
                                    

Jika hidup adalah untuk berjuang maka perjuangkanlah itu demi kebahagiaanmu... namun jika kebahagiaan itu terasa jauh setidaknya pergunakan perjuanganmu demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi....

-
-
-
-

Ayra siap dengan hari nya yang baru. Hidupnya harus terua berjalan. Dia sudah terikat kontral kerja dengan perusahaan milik Alex, kalau menyerah dia hanya akan mendapat penalti yang pastinya tidak sanggup dia bayar.

Alex bahkan tahu kalau saat ini dirinya sedang kesulitan uang. Ayra tidak mungkin terus merepotkan ibu mertuanya. Wanita itu sudah terlalu baik dan banyak menolongnya yang hanya seorang yatim piatu.

Sedikit penyesalan mendiami hati Ayra... seandainya saja dia dulu menyelesaikan kuliah S1 nya seperti saran Bu Sukma, pasti Ayra tidak akan kesulitan mencari pekerjaan. Dan ketika tawaran pekerjaan datang dari Perusahaan alm.Aryo dengan polosnya Ayra mengira itu karena penghargaan terhadap alm suaminya tersebut, namun siapa sangka kalau itu adalah ulah Alex.

Ayra menatap buku tabungan di tangannya, saldonya bahkan hanya sisa 6 digit. Itulah sebabnya Ayra harus bekerja dan menghasilkan uang.

Alex adalah pria yang sedari dulu ingin dihindari Ayra, namun sekarang dia akan berada dalam radius dekat bahkan sanat dekat.

Dari informasi yang dia peroleh, Alex sudah duda 2x, tentu untuk ukuran pria sepertinya hal tersebut bukan menjadi masalah.

Alex sudah menganggapnya murahan oleh sebab itu dia akan bersikap murahan juga agar pria itu puas dan pada akhirnya bosan.

Ayra mengenakan pakaian kerja formal, kemeja putih dan celana khaki berwarna abu gelap. Dia keluar kamar dan menatap putrinya Aryana sedang nonton serial TV kartun kesukaannya.

"Ayra permisi ya Mam... titip Aryana." Ucap Ayra menyalam tangan kanan Seroja dan meletakkannya di keningnya lalu dia mengecup puncak kepala Aryan dan kedua pipi chubi nya.

"Bunda mana?" Tanya Aryana lugu.

"Bunda kerja dulu ya Arya... jangan ngerepotin Oma..." Aryana menatap bindanya sedih alu dengan cepat tersenyum dan mengangguk. Gadis kecil berumur 3 tahun itu seolah mengerti situasi Bundanya.

****

Ayra sudah nekat, dia kan menghancurkan dirinya sedalam-dalamnya. Alex sudddah membuatnya seperti wanita murahan, jadi Alex akan menerima perlakuan itu dari diri nya.

Jantung Alex berdebar kencang... sama kencangnya seperti saat pertama kali dia melihat Ayra berseragam putih-abu-abu berlari di halaman Panti menuju ruangan bu Sukma.

Hari ini dia begitu bersemangat. Kemarin, untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya bercinta tanpa memakai pengaman. Dia seolah siap jika seandainya Ayra menularkan penyakit menular seksual padanya.

Tidak seperti sebelumnya, Alex selalu memakai pengaman saat bercinta dan menghindari ciuman bibir yang dalam, bahkan Alex tidak bersedia melepas pengamannya meskipun itu pada mantan-mantan istrinya.

Alex membuka pintu ruangannya dan mendapati Ayra, asistennya sudah berada di sana. Rambutnya di gerai dan dijepit kupu-kupu di sisi kanan rambutnya.

Senyum bahagia merekah membuat Ayra merasa jijik.

"Selamat pagi?" Sapanya penuh semangat.

Ayra tidak membalas. Dia menatap tajam pada Alex. Pria itu tampan, dan semakin tampan dalam balutan jas mahal yang dia kenakan ditambah faktor kedewasaan di usianya yang sudah 31 tahun. Masih sama seperti dulu, Alex adalah kategori pria yang harus dia hindari karena hanya akan menimbulkan rasa sakit, sebab Ayra tidak bisa mempercayakan hatinya pada pria itu.

JAMU-(janda muda)-AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang