"Hallo Re, jadi jemput gue kan?"
Tanya gue."Sorry Rus, gue jemput Linda pagi ini." Jawabnya.
"Kenapa gak bilang dari semalem? Kak Ferdi udah berangkat nih, gue nungguin lo." ucap gue kecewa.
"Ya sorry, gue kan lupa. Lo kan bisa berangkat sendiri, belajar mandiri, jangan bergantung sama gue mulu."
"Ih ni orang nyebelin banget sih." umpat gue.
"Ya udah, gue mau berangkat nih. Sampe ketemu di sekolah ya, Miss Rumit gue."
"Bodo, males ketemu sama lo."
"Tuttttt" sambungan terputus.
"Dasar gak peka tingkat dewa." umpat gue lagi.
Dengan lesu gue mulai keluar rumah.
"Rus, belum berangkat. Rehan belum jemput?" tanya Papa Barra.
"Rehan gak jadi jemput Pa, Rus pergi naik Taxi aja."
"Ya udah, mending bareng Papa aja." ajaknya.
"Kan gak searah."
"Gak Papa, sekali-kali nganterin anak ceweknya yang lagi galau karena gak jadi dijemput pacar." Goda Papa.
"Ah, Papa julit nih." Protes gue sambil ninju pelan perut Papa.
"Haha, udah yu berangkat, Pak Dirman udah nunggu."
Gue pun berangkat sama Papa.
"Kamu gak lagi berantem kan sama Rehan?" tiba-tiba Papa bertanya.
Gue cuma naikin alis sebelah tanda gak ngerti pertanyaan Papa, kenapa Papa tiba-tiba nanyain itu.
"Akhir-akhir ini Papa jarang liat kamu dianter-jemput sama Rehan. Kalian gak lagi berantem kan?" Papa memperjelas pertanyaannya.
"Nggak, kita gak lagi berantem. Cuma Rehan lagi sibuk karena harus bertanggung jawab sebagai ketua OSIS. Mungkin saking sibuknya jadi gak sempet nganter-jemput Rusyana." Jawab gue seadanya.
"Berprasangka baik itu bagus, tetapi waspada juga perlu. Sepertinya dia mulai bosan sama kamu, atau gak ada cewek lain yang bikin dia nyaman. Gelagatnya kayak cowok yang lagi selingkuh." Penjelasan Papa.
"Kok Papa bisa nyimpulin gitu?"
"Papa kan pernah muda juga Rus."
"Papa bikin Rusyana jadi parno."
"Papa gak mau anak Papa yang paling cantik ini dikecewain cowok, termasuk Rehan."
"Sudah sampai non." Ucap Pak Dirman membuat pembicaraan gue dan Papa berakhir.
"Oke Pa, Rusyana sekolah dulu. Papa hati-hati ke kantor nya." gue cium tangan Papa. "Pak Dirman, Rus duluan ya, hati-hati." lanjut gue.
"Iya non."
Gue berjalan menyusuri koridor. Kok tiba-tiba Papa ngomong gitu ya? Gue kan jadi parno.
Di depan kelas udah ada Rehan yang langsung nyapa gue.
"Hey Miss Rumit gue." Sapanya sok manis.
"Gue lagi bete. Pacar gue gak jadi jemput gue karena harus jemput cewek lain. Udah gih sana, gue males liat muka lo." Usir gue.
"Ciee ngambek." Rehan malah godain gini.
"Gini deh Re, kalo tugas lo sebagai ketua OSIS harus anter-jemput sekretaris lo, kenapa gak semua anggota OSIS aja lo anter-jemput. Lagian, setau gue, Kemal jarang kok nganter-jemput Linda, waktu Kemal pegang jabatan ketua OSIS. Terus, lo juga kan yang bilang kalo lo mau anter-jemput gue karena lo gak bisa nahan kangen sama gue. Lo juga yang bilang kalo lo gak akan pernah ninggalin gue. Sekarang pas gue butuh, apa lo ada? Haa nggak kan! Lo jadi lebih respect sama Linda, kenapa gak sekalian lo jadian aja sama dia!" Kesal gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
R U M I T
Teen FictionSeorang gadis bernama Rusyana Evelyn Anandy. Seorang gadis yang suasana hatinya sulit ditebak, sulit dimengerti, dan sulit dipahami. Mudah segalanya. Mudah menangis, mudah baper, mudah marah, mudah ngambek, mudah badmood, tetapi juga mudah ketawa, m...