2 tahun kemudian..
"Kamu cantik banget malam ini." puji Rehan.
"Hhhh bohong mulu." responku datar.
"Itu gombal, bukan bohong. Kalo gombal kan, gak semuanya bohong." jelasnya.
"Haha bisa aja." tawaku.
Memang kami kembali dekat. 2 tahun yang lalu setelah perdebatan hebat antara kita selesai, kami tidak pernah saling sapa -- sama sekali. Kami seperti orang paling asing. Dua bulan kemudian aku mendengar kabar Rehan putus dengan Linda, menurut kabar yang kudengar, Linda tidak tahan menghadapi sifat Rehan yang terlalu cuek dan kurang peka.
Hubunganku dengan Rehan tetap terjalin sebagai orang asing. Sampai akhirnya kami dipertemukan lagi saat kuliah di Kampus yang sama dengan Program Studi yang sama, yang membuat kami sering bertemu untuk kebutuhan tugas, malah di beberapa kesempatan kami malah satu kelompok.
Saat itulah kami memutuskan untuk baikan -- bukan balikan. Kami hanya tidak mau terus-terusan memendam rasa canggung. Dan sekarang kami malah jadi Sahabat. Kami pikir itu adalah pilihan paling tepat.
"Eh ngelamun aja. Mikirin apaan sih?" pertanyaan Rehan membuatku tersadar.
"Ah nggak, cuman gak nyangka aja kita jadi kayak gini." jawabku sekenanya.
"Kayak gini gimana?"
"Eh duh nggak, maksudnya kita bisa makan malem bareng sekarang."
"Haha, gak usah salting gitu jawabnya."
"Hhhh Rehan."
"Gitu aja ngambek. Mau coba menggemaskan didepan aku?"
"Hahaha, udah yu makan. Laper."
"Silahkan menikmati hidangan, nona manis."
"Hhhh gak usah sok romantis, nanti aku nya baper. Haha." candaku.
"Dari hati banget kayaknya."
"Jadi kapan kita makan nya?" tanyaku serius.
"Haha, yaudah yaudah, yu kita makan."
Kami pun mulai memakan makanan kami. Jadi, hari ini adalah hari ulangtahun Rehan, nah ceritanya aku lagi minta Pajak Ulangtahun. Hahaha, makan gratisan rasanya beda lho, terasa lebih nikmat -- ya karena gratis, haha.
"Senyum-senyum sendiri. Segitu senengnya ya bisa makan malam bareng aku?" tanya Rehan sambil menahan tawa.
"Kondisikan tingkat kepedeanmu Mas." timpalku datar.
"Rus, hmm kalo kita..."
"Gak mau!" potongku.
"Eh, belum juga selesai ngomong." protes Rehan.
"Mau ngajakin balikan kan?"
"Huuuu kondisikan tingkat kepedeanmu Mbak. Aku mau ngajak, gimana kalo selesai makan kita jalan-jalan dulu sebelum pulang?" jelas Rehan.
Seketika wajahku memerah menahan malu.
"Eh kirain tadi mau ngajak..." ucapku.
"Mau banget ya diajakin balikan?"
"Eh, siapa bilang?"
"Ekspresi wajahmu."
"Hhhh kayak yang tau aja makna ekspresi wajahku."
"Tau dong, aku kan pernah jadi orang yang paling dekat denganmu."
"Dulu dan sekarang kan beda Re, aku bukan Rusyana yang dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
R U M I T
Teen FictionSeorang gadis bernama Rusyana Evelyn Anandy. Seorang gadis yang suasana hatinya sulit ditebak, sulit dimengerti, dan sulit dipahami. Mudah segalanya. Mudah menangis, mudah baper, mudah marah, mudah ngambek, mudah badmood, tetapi juga mudah ketawa, m...