15 - Es Campur

25 2 0
                                    

Hari berikutnya setelah ulangtahun.

"Nih." kak Ferdi menyodorkan segelas minuman.

"Es Campur?" tanyaku.

"Iya." jawab kak Ferdi kemudian duduk disampingku sambil memasukkan kedua kakinya kedalam kolam -- seperti yang kulakukan.

"Dalam rangka apa bikin es campur?" tanyaku sambil mulai meminum air kolam, eh maksudnya meminum es campur nya.

"Lagi pengen aja, nikmatin hal-hal yang campur aduk tetapi selalu manis jika kita menikmatinya." jawab kak Ferdi.

"Ah sok bijak lu kak."

"Nanti bayar yah es campur nya?"

"Bayar? Ke siapa?"

"Ke kakak."

"Ah perhitungan banget lu kak."

"Haha, becanda kali."

"Sungai."

"Etdah, lu mah."

"Apa?"

"Kakak mau curhat nih."

"Gak mau dengerin, males." ucapku sambil memalingkan wajah.

"Ah yaudah, kakak gak jadi cerita."

"Yaudah, aku gak rugi."

***

Ferdiansyah Pov

Aku tengah berada ditepi kolam bersama adikku.

Ada hal yang ingin aku ceritakan padanya, tentangku, tentang seseorang yang kucintai tetapi tak menyukai adikku.

Setelah bercanda dan membuat Rus merajuk, aku memberanikan diri memulai curhatku.

  "Kakak mau curhat nih." ucapku.

"Gak mau dengerin, males." jawabnya sambil memalingkan wajah.

"Ah yaudah, kakak gak jadi cerita." ucapku, berharap Rus penasaran.

"Yaudah, aku gak rugi." jawabnya diluar dugaan.

Aku menatap lurus ke depan, bukan, bukan karena tersinggung karena perlakuan Rusyana, tetapi karena apa yang ingin kuceritakan ini ada kaitannya dengannya, meski hanya sedikit, tetapi namanya ikut serta dalam putusnya hubunganku dengan Sandra.
Meski itu sudah lama sekali.

Flashback on..

Sandra memarahiku karena aku terlambat menjemputnya.

"Aku minta maaf San, aku tadi nganterin Rus dulu ke sekolah." aku berusaha menjelaskan.

"Rus terus yang kamu pikirin. Aku kan udah bilang, aku gak suka kamu lebih mentingin dia." Sandra semakin marah.

"Dia itu kan adik aku San, apanya yang salah?" aku mulai bingung harus bicara apa.

"Kamu lebih memilih dia daripada aku."

"Harusnya kamu lebih bijak menghadapi situasi ini San, ini sepele, kenapa kamu sangat kekanakkan saat cemburu begini?"

"Aku gak suka sama adik kamu, dia itu perempuan, dan aku cemburu."

"Harusnya kamu ngerti San, seorang adik perempuan dan pacar itu punya posisi masing-masing, gak bisa dicampur-campur, gak bisa disamain apalagi dibandingin."

"Lebih baik kita putus aja!"

"Ini masalah sepele lho San, kamu hanya perlu menempatkan diri sebagai pacar aku, kenapa kamu harus mencemburui posisi Rusyana? Kenapa mengkhawatirkan kedekatan aku dengan adikku sendiri, ayolah mana mungkin aku selingkuh dengan adik sendiri."

 R U M I TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang