"Haha. Rus, udah ditraktir kok gak ngasih kado sih?" tanya Rehan.
"Astaga, maaf aku lupa beli kado. Kado nya besok aja ya." sesalku
"Haha, iya gak papa. Gak usah beli kado, pengen buatan kamu aja."
"Buatan aku?"
"Iya, nasi goreng buatan kamu misalnya."
"Hhhh kamu ini meledek ya? Aku kan gak bisa masak, dirumah biasa dimasakin sama Bi Asih atau gak Bi Sumi."
"Makanya belajar masak. Nanti kalo udah nikah, suamimu mau dikasih makan apa kalo kamu nya gak bisa masak."
"Hhhh kejauhan mikirnya, aku belum mau nikah." kesalku.
"Kalo orang yang mencintaimu mau menikahimu sesegera mungkin, gimana?."
"Hmm aku akan nego."
"Hhhh dasar anak usia enam tahun." ledek Rehan.
"Enak saja, dua hari lagi usiaku genap sembilan belas tahun tau."
"Aku tidak peduli. Bagiku kamu tetap anak usia enam tahun."
"Hhhh Rehan gak asyik nih." Aku bersidekap dan memalingkan wajah.
"Mana ada wanita usia sembilan belas tahun yang merajuk hanya karena hal sepele. Kamu itu sudah tua Rus, tapi selalu saja merajuk, mirip anak usia enam tahun. Sekarang saja, sudah tidak terhitung kamu merajuk berapa kali."
"Hhhh aku harus bagaimana?" tanyaku.
"Mulailah bersikap lebih dewasa, untuk kebaikanmu Rus."
"Sahabat yang bawel." umpatku.
"Sahabat?"
"Maunya apa?"
"Aku ini kakakmu, penasihatmu, kekasihmu, baru sahabatmu."
"Mengapa demikian?"
"Kamu protes?"
"Tidak, aku hanya bertanya."
"Ah sudahlah, apa kamu tidak sadar dari tadi mobil sudah berhenti? Kita sudah sampai di depan rumahmu."
"Kamu hutang penjelasan padaku Re." kemudian aku keluar mobil.
"Jangan tidur terlalu larut, tubuhmu butuh istirahat." pesan Rehan.
"Iya-iya, tuan bawel." jawabku.
"Masuklah. Aku akan pergi jika kamu sudah masuk rumah."
Aku tersenyum."Sampai bertemu besok." aku melambaikan tangan kemudian berbalik arah dan masuk pagar Rumah.
Setelah aku sampai di depan pintu, kudengar Rehan kembali menyalakan mobilnya. Kulihat lagi dia, tetapi mobil tetap tak melaju. Aku membuka pintu kemudian masuk, baru kudengar mobil Rehan melaju.
Ada apa dengan lelaki itu? Kenapa bersikap sangat manis dan begitu membuat nyaman. Apa mungkin Rehan arrgghhh sepertinya aku yang mulai jatuh cinta lagi.
"Eh baru pulang non?" tanya Bi Sumi.
"Iya bi, oh iya kebetulan, bibi sibuk gak?"
"Tidak non, ada apa?"
"Ajari aku membuat nasi goreng. Bibi tunggu aku di dapur, aku akan ganti baju dulu sebentar."
"Baik non, bibi tunggu di dapur."
10 menit kemudian.. Di dapur..
"Siapkan apa dulu bi?"
"Siapkan nasi nya dulu kemudian kita buat bumbu."
KAMU SEDANG MEMBACA
R U M I T
Teen FictionSeorang gadis bernama Rusyana Evelyn Anandy. Seorang gadis yang suasana hatinya sulit ditebak, sulit dimengerti, dan sulit dipahami. Mudah segalanya. Mudah menangis, mudah baper, mudah marah, mudah ngambek, mudah badmood, tetapi juga mudah ketawa, m...