1. Pathetic

3.5K 257 6
                                    

Seulgi terkadang bingung sendiri dengan dirinya. Mengapa ia bisa begitu sabar menghadapi pria di depanya. Pria paling keras kepala yang pernah ia kenal. Park Chanyeol, kekasihnya selama empat tahun ini.

"No, jangan. Lebih baik kita jangan nonton itu. Kemarin aku baca review di salah satu situs, mereka bilang kalau film ini jelek" Chanyeol masih bertahan dengan pilihannya. Tangannya mengibas tanda tak setuju.

Sudah lima belas menit Seulgi dan Chanyeol habiskan untuk berdebat mengenai film apa yang akan mereka tonton kali ini. Seulgi ingin menonton salah satu film yang dibintangi aktor favoritnya, tapi Chanyeol bilang tidak.

"Tapi Chanyeol...aku benar-benar ingin menonton ini!" Sebenarnya Seulgi sendiri juga keras kepala.

"Oke. Kau silakan lihat film ini, aku akan pulang" Chanyeol hampir membalikkan badan tetapi tangan Seulgi mencegahnya.

Seulgi menghela napas, membuang rasa kesal yang berdesakan di dadanya, "oke. Kita tidak akan melihat film ini"

Chanyeol mengangguk ringan. Lalu meggandeng tangan Seulgi menuju bagian penjualan tiket.

"Tuhan astaga, aku lelah" batin Seulgi.

______

Seulgi masih kesal bukan main kala mengingat ia tidak jadi melihat aktor pujaanya, terlebih malah melihat adegan penuh darah dan tendang-menendang. Saat ini mereka tengah makan malam di food court.

"Film action memang yang paling keren" Chanyeol di samping Seulgi masih mengoceh tentang film barusan. Wajahnya terlihat senang sekali.

"Hmm" balas Seulgi singkat. Kesal.

"Hei, ada apa dengan wajahmu?" Chanyeol ternyata menangkap sinyal marah di wajah Seulgi.

"Wajahku? Baik-baik saja. Sungguh" Seulgi berkata dengan nada ketus khas wanita PMS yang sedang kesal.

"kau ini kenapa sih? Masih marah tentang film? Jangan kekanakan Seulgi" Chanyeol menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Melirik makanan di meja dengan malas.

"Chanyeol kau bilang aku apa? Kekanakan? Oh, dasar keras kepala!" Seulgi menegakkan posisi duduknya. Menatap tajam ke arah mata Chanyeol.

"Jadi selama ini kau menganggapku keras kepala?" Chanyeol ikut menegakkan posisi duduknya. Kini mereka berdua saling melempar tatapan membunuh.

Chanyeol berkedip beberapa kali. Matanya panas. Ia memang payah sejak dulu kalau disuruh lomba menatap.

"Jadi, maumu apa sekarang? Kembali ke bioskop dan menonton film yang kau mau?" Chanyeol setengah marah setengah kesal karena berkedip duluan.

"Mauku sekarang? Pulang!" Seulgi bangkit berdiri.

"Ku antar" Chanyeol berjalan di sebelah Seulgi yang masih cemberut.

______

Seulgi sampai di apartemen tipe studio miliknya. Ia duduk pada kursi di depan televisi yang menyala sekedar untuk mengusir sepi. Seulgi benci suasana sepi.

Mata Seulgi menatap deretan foto dirinya bersama Chanyeol di dinding apartemen. Seulgi menghela napas, sedikit meredakan sesak yang mulai menjalar di hatinya. Ia tidak mau menangis malam ini, lalu keesokan harinya matanya bengkak. Besok ia harus bertemu arsitek lansekap untuk membahas perihal mini garden di butiknya.

"Kenapa dia sangat menyebalkan? Aku hanya ingin melihat film itu, bukan meminta untuk menghapus foto seksi Scarlett Johansson di ponselnya!" Seulgi mengacak rambut dengan gemas.

Chanyeol. Laki-laki keras kepala yang sialnya sangat ia cintai. Sudah seringkali mereka bertengkar karena Chanyeol begitu keras kepala. Contohnya saja, minggu lalu mereka bertengkar saat Chanyeol berkeras ingin datang ke pembukaan cabang butiknya padahal lelaki itu sedang sakit, dan dua hari lalu mereka juga bertengkar karena alasan konyol; Chanyeol bilang aktris tercantik di dunia adalah Scarlett Johansson, sementara menurut Seulgi adalah Lily Collins.

Out of Tune [ChanSeul]  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang