12. Hampir...

921 128 6
                                    

Jas, kemeja putih, dasi kupu-kupu warna merah, pantofel kulit hitam, adalah seragam wajib Chanyeol untuk datang ke pesta pernikahan. Begitu juga kali ini. Ia menyisir rapi rambutnya serta mengenakan rolex kesayangannya.

Pesta pernikahan Nayeon cukup ramai. Pasti suami Nayeon orang yang berpengaruh.

"Aku mau makan. Kau mau ikut atau mau berdiri saja disini?" Jungkook hari ini terlihat rapih dengan tuksedo.

Chanyeol menggeleng, "berdiri di sini saja"

Jungkook mengangkat bahu, "terserah" kemudian laki-laki itu berjalan menuju berbagai makanan.

Dari tempat Chanyeol berdiri sekarang, ia bisa melihat Nayeon bersanding dengan suaminya. Nayeon sangat cantik dengan gaun berwarna putih. Gadis itu tak henti-hentinya tersenyum. Chanyeol senang apabila temannya itu bahagia.

"Kau dari tadi memperhatikan pengantin wanita, jangan-jangan dia adalah mantan pacarmu"

Sebuah suara mengalihkan perhatian Chanyeol dari Nayeon. Dan ia melihat Mingyu tengah tersenyum lebar, disampingnya ada Seulgi.

Chanyeol segera memasang wajah senang, kemudian ia tertawa "tidak, dia teman satu pekerjaan denganku. Eh,kau juga kenal Nayeon?"

Mingyu menggeleng, "aku kenal suaminya. Dia salah satu klienku"

Chanyeol mengangguk paham.

"O iya Seulgi, ini sepupuku yang bertemu di rumah. Kau ingat kan? Dia ini koki, masakannya sangat enak" Mingyu semangat menjelaskan.

Seulgi mengangguk kikuk, "aku ingat" katanya.

Chanyeol hampir menghela napas. Beruntung ia masih bisa menahan emosi dan rasa sesak yang menjalari dada.

"Nanti kalau aku menikah dengan Seulgi, kau saja yang jadi Chefnya" Mingyu tertawa.

Chanyeol ikut tertawa, "beres, bisa di atur"

Tapi terlebih dulu Chanyeol harus mengatur hatinya.

______

Sungguh malam ini Seulgi berharap bumi menelannya saja.

Sepulang dari acara pernikahan Nayeon, Seulgi menangis sejadi-jadinya.

Rasa bersalah, rasa rindu, rasa ingin mengakhiri semua ini bercampur menjadi satu. Seulgi benci dirinya sendiri.

Bagaimana perasaan Chanyeol menghadapi hal seperti tadi? Pasti Chanyeol sangat sakit hati.

Seulgi rela sekarang juga menanggung segala perih hati Chanyeol akibat perbuatannya. Sungguh ia rela. Ia mencintai Chanyeol dan tidak ingin laki-laki itu terluka lebih jauh.

Seulgi perlahan berjalan keluar dari apartemen.
______

Botol ketiga untuk malam ini.

Chanyeol berada di rooftop ditemani soju dan angin malam yang dingin menembus kulit.

Ia berpikir dirinya sudah jauh dari kata waras sekarang.

Untuk apa dia kembali meratapi semuanya? Memaki diri sendiri yang telah berlaku keras kepala dan menabur kebencian pada Seulgi yang meninggalkannya.

Bisakah ia bangkit lagi dengan segala rasa sakit yang ia terima?

Dan yang lebih penting, apakah ia bisa ikhlas dengan semua ini?

Ia kembali teringat sesuatu. Bahwasannya, melepaskan hal yang telah melekat lama dan erat adalah hal tersulit dalam hidup.

Chanyeol sudah begitu mabuk sekarang. Rasanya susah walaupun hanya untuk berjalan. Ia sempoyongan menunu pintu keluar rooftop.

Tetapi baru beberapa langkah, pandangannya seperti menangkap sosok yang ia kenal. Sosok itu menatapnya dengan wajah penuh air mata.

"Seulgi?" Kata Changeol. Apakah ia terlalu mabuk hingga berhalusinasi?

Sosok mirip Seulgi itu mendekat.

Chanyeol mundur. Sepertinya ia memang sudah tidak waras. Bisa-bisanya ia membayangkan Seulgi di saat seperti ini.

Sosok itu terus mendekat. Chanyeol kini diam. Berusaha menyadarkan diri.

"Pergi..." lirih Chanyeol, ia berupaya mengusir bayangan Seulgi. Kini ia menyesal sudah minum tiga botol dan membuatnya gila.

"Kau tidak boleh terlalu banyak minum Chanyeol" kata sosok yang kini sudah ada di depan Chanyeol. Chanyeol melihat sosok itu sangat mirip dengan Seulgi. Sosok itu menangis sekarang.

"Bukan urusanmu!" teriak Chanyeol.

"Aku minta maaf..." kata Seulgi yang entah nyata atau tidak ini.

"Kau tau? Aku benar-benar membencimu!" Chanyeol mengerahkan segala tenaga untuk berkata barusan. Karena kehabisan tenaga, Chanyeol ambruk. Tumbang di pelukan sosok itu.

Dan yang tidak Chanyeol ketahui adalah, sosok itu nyata. Ia benar-benar Seulgi.

Seulgi semula hanya ingin pergi ke rooftop apartmen Chanyeol tanpa berniat menemui lelaki itu. Tapi mereka malah bertemu disini.

Seulgi memeluk tubuh Chanyeol erat. Mereka jatuh terduduk.

Seulgi menangis tanpa suara. Ia mengelus punggung Chanyeol.

Melihat Chanyeol seperti ini, hati Seulgi seakan dihantam palu Godam.

Chanyeol begini karenanya. Chanyeol hancur karenanya. Ia tidak akan bisa memaafkan diri sendiri apabila terjadi hal buruk pada Chanyeol.

Seulgi kemudian menggenggam tangan Chanyeol. Tangan itu dingin. Pasti Chanyeol kedinginan.

Seulgi merogoh handphonenya. Kemudian ia menelpon seseorang. Teman Chanyeol yang kebetulan ia juga kenal.

Tak berapa lama teman Chanyeol itu datang.

"Astaga, dia minum berapa botol hingga seperti ini" Jungkook membantu Seulgi membopong Chanyeol.

"Sebaiknya kau pulang. Ini sudah malam" kata Jungkook.

Seulgi mengangguk.

"Sebaiknya jangan pernah temui Chanyeol lagi" kata Jungkook lagi, dan Seulgi kembali mengangguk. Ia tahu diri.

-Tobeco

🍃🍃🍃🍃

🐖 yeeeey, tinggal satu chap lageee 😂

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Love you reader deul yang baik hati mau voment. 😘

Out of Tune [ChanSeul]  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang