8. Tragic

885 122 8
                                    

Di acara keluarga yang super ramai ini, Chanyeol malah sakit perut. Bolak-balik ke kamar mandi rumah om nya yang memang menjadi tempat diadakannya acara.

Ibunya sedari tadi terus ngomel. Meminta ia untuk jangan bolak-balik kamar mandi sebab acara makan malam akan dimulai. Tapi Chanyeol bisa apa? Memangnya sakit perut bisa ditunda? Ada-ada saja ibunya itu.

Chanyeol keluar kamar mandi langsung disambut tatapan kesal ibunya. Ia menggaruk telinganya yang tak gatal, bingung harus bicara apa.

"Papa dimana?" Akhirnya Chanyeol malah bertanya tentang ayahnya.

"Papa disini. Kau lama sekali sih"

"Perutku benar-benar sakit. Salahkan kimchi yang mama buat" Chanyeol memegangi perutnya.

"Eh, malah menyalahkan kimchi mama" ibunya sontak memukul pelan bahu Chanyeol.

"Sudah, ayo kita ke ruang keluarga saja, yang lain pasti menunggu" kata ayahnya, lalu mereka bertiga menuju ruang keluarga.

Ruangan persegi yang cukup luas itu kini sudah ramai, riuh dengan suara keluarga besar yang berkumpul. Mereka semua pasti sedang saling bertukar kabar. Dan ngomong-ngomong, ini bukan keluarga besar ayahnya, tapi keluarga besar ibunya. Keluarga Kim.

"Eh, itu om mu" ibunya menunjuk seseorang yang mirip dengan ibunya tapi dalam versi laki-laki, "itu juga ada sepupumu...eh itu kan..."

Mata Chanyeol bergerak cepat ke arah yang ditunjuk ibunya. Ke arah om Kim dan anaknya, Mingyu. Tapi, seketika jantung Chanyeol seakan berhenti berdetak. Di sana, seorang gadis yang kemarin ia ajak ke acara ini dan menolak datang, malah hadir bersama Mingyu.

Hati Chanyeol mencelos mendapati tangan Seulgi menggandeng lengan Mingyu mesra. Apa-apaan ini? Apakah sekarang nama Mingyu sudah berubah menjadi Yeri?

"Itu Seulgi kan, kekasihmu. Kenapa bisa dengan Mingyu?" Suara ibunya menyiratkan kekagetan luar biasa. Ayahnya hanya diam memandangi Seulgi dan Mingyu.

Chanyeol menghela napas frustasi. Seulgi sudah pernah ia ajak ke rumah orangtuanya, jadi pasti ayah dan ibunya sudah mengenal gadis itu sebagai kekasih Chanyeol. Apa yang harus Chanyeol lakukan sekarang?

Kedua orangtuanya saja kaget dan heran, apalagi Chanyeol?

"Eh, ehm" Chanyeol berdehem lalu, "aku dan Seulgi sudah putus"

Chanyeol tidak punya alasan lain yang lebih baik. Apa iya dia akan bilang kepada orangtuanya kalau ia baru saja diselingkuhi? Chanyeol lebih memilih membiarkan Mingyu bahagia dan tidak tahu apabila Seulgi adalah kekasihnya.

"Jangan bilang pada siapapun disini, bahwa aku dan Seulgi pernah bersama" bisik Chanyeol pada ayah dan ibunya.

"Mereka menuju ke sini Chanyeol" ayahnya ikut berbisik.

Chanyeol mengarahkan pandangan pada Mingyu, Seulgi, dan kedua orangtua Mingyu yang berjalan menuju mereka bertiga.

Seulgi terlihat takut-takut melirik Chanyeol. Tangannya yang semula berada di lengan Mingyu, sekarang sudah ia lepaskan.

Gadis itu tampak cantik dengan dress selutut berwarna biru dengan aksen bunga-bunga. Rambutnya digelung naik, menampakkan lehernya yang jenjang. Sayang, malam ini ia berdandan bukan untuk Chanyeol.

Orangtua Mingyu dan Chanyeol sudah asik mengobrol. Beruntung kedua orang tuanya tidak membahas hubungannya dengan Seulgi.

Kini Chanyeol yang bingung harus bersikap seperti apa. Dia bisa gila kalau lama-lama berada pada kondisi ini.

"Hai Chanyeol, lama tidak bertemu" Mingyu menepuk lengan Chanyeol.

"Hai" Chanyeol berusaha tersenyum. Tapi ia malah terlihat meringis seperti robot.

"Kenalkan, ini kekasihku, Seulgi" kata Mingyu lagi.

Chanyeol hampir memutar bola matanya, tapi berhasil ia tahan. Ia ingin sekali berteriak marah disini, tetapi ia tidak mau dianggap orang gila.

Jadi, Chanyeol putuskan untuk tetap berpura-pura, "hai Seulgi, aku sepupu Mingyu, namaku Park Chanyeol" Chanyeol mengulurkan tangannya ke arah Seulgi.

Seulgi terlihat sedikit gemetar, tetapi tetap menjabat tangan Chanyeol. Tangan Seulgi terasa dingin, "Kang Seulgi" katanya.

"Pacarmu cantik" komentar Chanyeol. Matanya mengamati Seulgi yang menunduk dengan wajah pucat pasi.

Mingyu tertawa, sepertinya ia tidak menyadari perubahan ekspresi Seulgi.
"Tentu saja cantik. Jangan kau ambil ya" canda Mingyu yang membuat detak jantung Seulgi makin seperti kesetanan.

"Oh, tidak. Tentu saja tidak akan ku ambil. Sepertinya pacarmu juga tipe orang yang setia" Chanyeol tersenyum kecut. Kalimat sarkastik barusan nampaknya berhasil membuat Seulgi makin pucat.

"Anak-anak, ayo kita ke meja makan. Acara inti" ibu Mingyu meneriaki mereka bertiga.

Chanyeol berjalan bersama Mingyu dan Seulgi ke meja makan. Mata Chanyeol sempat beradu beberapa detik dengan Seulgi. Ada sorot takut dalam mata gadis itu, serta sorot benci pada mata Chanyeol.

_______

Chanyeol diam. Ia memperhatikan sekeliling apartemennya. Ruangan yang telah ia tempati selama lima tahun ini gelap. Lampu-lampu sengaja tidak ia nyalakan. Ia malas berurusan dengan cahaya-cahaya di kala sedih.

Sedih? Tentu saja ia sedih, bahkan lebih dari itu. Hatinya seakan retak, lalu digilas truk dan seketika hancur lebur.

Seulgi selingkuh. Kata-kata itu terus berputar di otaknya. Ingatan Seulgi menggandeng mesra lengan Mingyu juga terus menggerogoti hati serta pikirannya.

Chanyeol menghela napas, memaikan spinner, mencoba bertahan pada batas waras.

Mata Chanyeol melirik kalender yang ia gantung di dinding. Kalender bergambar ramen udon itu sudah dipenuhi coretan merah pada tiap tanggalnya. Sebentar lagi anniversary mereka yang ke empat.

Chanyeol tertawa miris. Bagi Chanyeol, selingkuh bukan perkara tindakan tidak sengaja, tapi lebih kepada kebiasaan.

Jadi, apakah Seulgi memang terbiasa selingkuh? Bisa jadi. Pikir Chanyeol.

Chanyeol meraih ponselnya yang sedari tadi nampak sepi. Ponsel itu terasa dingin di tangan Chanyeol.

Chanyeol membuka Line, lantas mengirimi Seulgi sebuah pesan: besok sore temui aku di restoran dekat apartemenmu.

-TobeCo
🍃🍃🍃🍃

Ditunggu kritik saran kalian 💕
Jangan sider yak,
Btw, wdyt tentang selingkuh?

Out of Tune [ChanSeul]  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang