10. Jungkook and Belly Dance

822 124 9
                                    

"Selingkuh itu bukan tindakan tidak sengaja, melainkan suatu penyakit yang akan menjangkit sampai tua"

Seulgi teringat ucapan Chanyeol kemarin. Ia membeo pelan kalimat itu.

"Apakah hal itu benar? Sampai tua aku akan jadi tukang selingkuh?" Pikir Seulgi.

Tidak. Ia tidak pernah mau menjadi tukang selingkuh. Ia selingkuh kan juga karena tingkah keras kepala Chanyeol. Kalau bukan karena Chanyeol yang selalu membuatnya naik darah, ia tidak akan melakukan sampai sejauh ini.

"Kenapa kau tidak mencoba mengerti untuk memahami?"

Lagi. Kalimat menyudutkan Chanyeol bergema di otaknya. Membuat ulu hatinya nyeri.

"Aku sudah mencoba memahami..." lirih Seulgi.

Pikirannya melayang-layang. Lalu sebuah pertanyaan muncul dalam hatinya. "Apakah aku sudah mencoba? Sudah benar-benar memahami?"

Cukup. Ia tidak mau lagi memikirkan Chanyeol dan merasa bersalah.

Ini semua akan tetap karena sifat Chanyeol yang keras kepala. Jangan salahkan Seulgi apabila ia selingkuh.

Sedikit rasa bersalah akan membunuhmu.

"Seulgi, kau masih disini?" Yeri duduk di samping Seulgi, "kau harusnya sudah berada di butik sekarang"

Seulgi menggeleng, "aku tidak ke butik hari ini. Kepalaku pusing"

"Kemarin aku melihatmu turun dari mobil berwarna merah" Yeri menatap penuh admirasi, "setauku mobil Chanyeol berwarna silver, bukan merah. Jadi...itu bukan Chanyeol kan?"

"Aku dan Chanyeol sudah putus. Itu mobil Mingyu, bukan mobil Chanyeol" Seulgi menjawab tanpa menatap lawan bicaranya.

Yeri tidak menunjukkan kekagetan sama sekali. "Sudah kuduga akan seperti ini. Seulgi, aku tidak akan menceramahimu, tapi ingatlah bahwa penyesalan selalu datang di akhir"

"aku tidak akan menyesal" Seulgi bangkit menuju ranjang dan kembali tidur.

Yeri menatap gadis itu prihatin. Jangan sampai Seulgi benar-benar menyesal.

_________

Yang Seulgi pahami sekarang adalah ia merasa bebas merdeka.
Bebas dari Chanyeol.

"Kau mau ke Namsan lalu menggantung gembok disana?" Mingyu bertanya sembari matanya fokus pada setir.

Seulgi berpikir cepat. Namsan? Ia pernah menggantung gembok di tower itu bersama Chanyeol. Jadi, ia tidak mau kesana dan kembali teringat si Keras Kepala.

"Tidak, jangan ke Namsan, pasti banyak pengunjung" jawab Seulgi.

"Lalu mau ke mana?

Ke mana lagi? Semua tempat di Seoul rasa-rasanya hampir semua pernah ia kunjungi bersama Chanyeol selama empat tahun ini. Lalu kemana lagi? Di mana tempat yang tidak akan mengingatkannya pada Chanyeol?

"Kenapa jadi diam saja" tangan kanan Mingyu mengelus pelan puncak kepala Seulgi.

Seulgi sedikit kaget. Sentuhan tadi mengingatkannya pada Chanyeol. Chanyeol yang sering mengacak rambutnya lalu mengelus kepalanya.

"Seulgi, kau baik-baik saja?" Mingyu bertanya khawatir.

Seulgi memaksakan sebuah senyum, "aku baik-baik saja"

"Oke, lalu kita kemana?"

"Bisakah kita pulang saja? Aku lupa bahwa harus menemani Yeri hari ini" Seulgi mengarang alasan.

Alis Mingyu bertaut, tetapi kemudian ia menyanggupi permintaan Seulgi untuk kembali ke apartemen.

_____________

Berisik. Chanyeol menutup telinganya saat Jungkook di depan sana mulai bernyanyi sambil menari seperti orang gila.

Jungkook terlihat bergoyang seperti lansia yang sedang melakukan belly dance. Chanyeol paham suara Jungkook bagus, tapi tarian yang aneh itu merusak pemandangan.

Jungkook sudah tahu kalau Chanyeol baru saja putus, walau Chanyeol tidak bicara detail bahwa itu karena ia diselingkuhi.

Dengan semangat, Jungkook malah mengajak Chanyeol pergi ke tempat karaoke. Kata Jungkook, Chanyeol bebas bernyanyi mengeluarkan segala emosi.

Tapi sedari tadi yang bernyanyi malah Jungkook. Bocah itu bernyanyi lagu lawas semacam flying without wings milik westlife sampai lagu shakira waka-waka. Jungkook memang memiliki selera luar biasa unik.

Jungkook masih bernyanyi, sambil lompat-lompat malah sekarang. Lagu Despacito yang sudah muak Chanyeol dengar sekarang mengalun dinyanyikan Jungkook.

Ditinggal Jungkook asik bernyanyi, Chanyeol merenung.

Semakin dipikirkan, semakin ia tau bahwa faktor Seulgi selingkuh mungkin memang karena dirinya yang keras kepala.

Lantas terbersit satu pemikiran, "apakah aku gagal menjadi seorang kekasih?"

Chanyeol menarik napas, tetapi tiba-tiba ia kaget mengetahui Jungkook sudah duduk manis disampingnya.

"Kau pasti sedang berpikir apakah kau gagal kan?" Jungkook bicara seperti itu menggunakan microphone, bayangkan!

Chanyeol mengangguk. Setengah kaget karena Jungkook tahu apa yang ia pikirkan dan setengahnya lagi karena laki-laki itu bicara melalui microphone. Dia pikir dia mc?

Jungkook berkata lagi, kali ini tanpa mic, "begini ya, tuan Park, kau memang salah karena keras kepala. Tapi, Seulgi sendiri kulihat juga kekanakan. Kesalahan kalian adalah kau yang keras kepala dan dia yang tidak sadar bahwa cinta perlu memahami lantas menerima"

Chanyeol diam. Ternyata bocah ajaib didepannya ini bisa bicara dewasa. Sejak kapan Jungkook begitu?

"Eh, ngomong-ngomong Nayeon akan menikah. Kau tidak punya penggemar lagi" Jungkook tertawa.

Chanyeol tersenyum, meninju pelan bahu Jungkook.

"Aku mau keluar dari pekerjaan" kata Chanyeol tiba-tiba.

Jungkook terdiam. Tawanya berhenti.

"Ekspresimu biasa saja, aku tau kalau kau merasa kehilanganku kan?" Chanyeol menyeringai.

Jungkook mendengus, tapi kemudian dia ikut menyeringai "sebenarnya hari ini aku sudah mengundurkan diri"

"Apa!? Bagaimana mungkin? Kenapa?" Chanyeol yang tadinya mau memberi kejutan malah dia yang terkejut.

"Aku mau membuka restoran ayam saja" Jungkook tertawa.

"Ayam?" Chanyeol mengerutkan kening, "menyimpang sekali. Mulanya koki masakan jepang menjadi koki ayam goreng"

Jungkook tertawa, "aku sendiri saja bingung"

Chanyeol ikut tertawa. Terserah Jungkook saja, selama Jungkook nyaman, sebagai sahabat Chanyeol akan terus mendukung.

-TobeCo

🍃🍃🍃🍃

Terimakasih ya yang mau baca sampai part ini 💕. Terimakasih yang sudah vote dan komentar

Aku sungguh ngakak baca komentar kemarin 😂👍 💕

Aku mau tanya nih, tokoh favorit kalian di cerita ini siapa? Dan tokoh yang paling kalian gak suka siapa? Hehe, dijawab yaa 💋😂👌

Out of Tune [ChanSeul]  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang