Ancaman?

61 9 2
                                    

Rivan menarik selimutnya sampai ke dada. Rasanya ia tak ingin beranjak dari tempat tidurnya. Hari ini udara lumayan dingin. Membuat siapa saja ingin terus terpejam.

My sweety Pitaloka is calling

Rivan berdecak kesal. Sekalipun Pitaloka yang menelponnya,ia sungguh tak bisa diganggu bila cuacanya sudah enak begini. Rivan mengangkat telpon itu.

Van lo dimana? Janjinya mau ngajakin jalan??

Oh iya gue lupa Pit. Abis enak banget cuacanya buat tidur.

Ah..terus jadi apa enggak dong? Gue udah siap-siap

Iya jadi,gue mandi siap-siap dulu ya?

Hmm..

Jangan marah lah Pit,gue lupa beneran.

Iya sanah cepet mandinya.

Iya sayangkuu

Hmm

Byee sampai ketemu ya

Iya juga.

Sambungan telepon dimatikan. Rivan segera bergegas mandi dan bersiap. Ia benar-benar lupa bahwa ada janjo dengan Pitaloka. Walau saat ini moodnya sedikit hancur. Karena tidurnya terganggu. Oleh pacarnya sendiri.

From : +6285xxxxxxxxx

Hai Van,kayaknya lo mau jalan ya sama cewek lo? Btw cewek lo manis juga?
Dia ada di depan gue. Cantik juga sih.

Rivan semakin bingung. Pesan dari siapa?
dan apa maksud dari pesan itu?
Rivan ingin membalas pesan itu tapi ia tak mau mengulur waktu. Pita sedang menunggunya. Ia akan sangat kesal jika Rivan terlalu lama.

From : +6285xxxxxxxxx

Gue samperin ya cewek lo. Kayaknya kesepian gituu.

Rivan tak memperdulikannya. Mungkin itu hanya orang iseng. Atau bisa jadi itu Mukhlis atau Aldo yang mengerjainya.

***

Pita tengah menunggu Rivan di taman seperti biasa. Memang benar udara pagi ini sangat sejuk. Atau bisa dibilang juga dingin?
Pita terus mendial nomor Rivan,namun sayang. Tak ada balasan dari pria itu. mungkin ia sedang di jalan?

Seseorang berjalan menuju tempat yang sama dengan Pita. Satu kata untuk Pita saat ini,ia sangat takut. Pasalnya,ia seorang diri disini. Taman sangat sepi.
Orang itu makin dekat dan duduk di samping Pita. Tersenyum ke arah Pita dan Pita membalas senyum itu kikuk. ia sangat takut.

"Jangan takut,santai aja. Gue tau lo ceweknya Rivan kan?" ucap lelaki itu. Berbadan tinggi tegap,dan wajahnya lumayan tampan.

"I-iya,ada apa ya? Lo siapa?"

"Kenalin,gue Samudra. Panggil aja Sam."

"Oh,iyaa. Gu-gue.." sebelum Pita meneruskan perkataannya dengan cepat Sam memotongnya "Potaloka. Gue tau" ucapnya seraya tersenyum.

"Lo tau nama gue?"

"Iya,gue sahabat Rivan. Masa soal begituan nggak tau?"

"Tapi gue jarang liat lo. Malah gue baru tau lo."

"Hehe,Rivan udah dateng. Gue cabut dulu ya."

For GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang