"Adifa bangun ini temen kamu udah nungguin" teriak mama dari ruang makan.
"iya maa 5 menit lagi" jawabku setengah sadar.
Aku menarik lagi selimutku dan memejamkan mataku. Dengan keadaan ku yang sedang mengumpulkan kesadaranku dari alam mimpi ,aku mulai mencerna kata-kata mama.Temanku? Siapa yang pagi-pagi begini kerumahku? Jeje dan helmy tak ada janji ingin menjemputku. Lalu kalau bukan kedua sobatku siapa yang mendatangiku pagi-pagi begini?
Dengan segenap rasa penasaranku aku beranjak dari kasurku dan segera mandi , setelah siap untuk pergi kesekolah aku melangkahkan kaki ku menuju meja makan yang mana disana hanya ada tamuku,sedangkan mama mungkin sedang menyiapkan sarapan.
"hai adifa selamat pagi" sapanya sambil memamerkan senyumnya
" kak dio? Kakak kok bisa disini pagi-pagi? " tanyaku heran kenapa pagi-pagi kakak kelasku yang memiliki suara merdu ini bisa ada dirumahku.
"iyaa, sorry nih fa gue kesini nggak bilang-bilang dulu" jawabnya.
"emang ada apa kak?"
"ntar udah istirahat anggota paduan suara bakal ngisi acara yang diselenggarakan daerah ,jadi kita diwajibkan bawa pakaian seragam masing-masing. Tadi pengennya sih ngasih tau lewat handphone ,tapi setelah dipikir-pikir mendingan gue langsung kerumah lo aja sambil barengan pergi kesekolah." Ujarnya
"ohh yaudah aku ambil pakaian nya dulu kak" ujarku sambil berdiri menuju kamarku.
Setelah selesai sarapan dan berpamitan, kak dio segera meluncurkankan mobilnya ke sekolah. selama diperjalanan kami hanya diam sambil menikmati lagu yang tersetel dimobil.
Kak dio adalah seniorku di ekstrakulikuler paduan suara, kebetulan aku memiliki suara yang lumayan jadi aku terpilih menjadi salah satu anggotanya. Kak dio adalah pemilik suara emas yang siapa saja mendengarkannya akan jatuh hati .apalagi saat ia bernyanyi dan memetik senar gitarnya,lesungpipinya hilang timbul bersama ekspresi yang ditunjukkan nya, sungguh itu adalah pemandangan indah bagi kaum hawa.
Seeperti dugaanku, saat aku turun dari mobil aku ditatap menyeramkan ,seperti sekarang aku adalah seekor tikus yang berada di kandang kucing. Kak dio adalah salah satu idola disekolahku jadi wajar perempuan disini menatapku seram.
"ih kecentilan banget sih"
"kok bisa dia sih barengan sama dio? Pake pelet kali"Begitulah bisik-bisik orang-orang kepadaku,sungguh aku sangat terganggu. Padahal kan ini hanya kebetulan . lebih baik aku pergi sendiri saja tadi kalau ku tahu begini.
"udah jangan didengerin, mereka iri sama lo" kata orang disebelahku santai.
"yaudah kak , gue duluan aja kekelas nya. Entar kalo udah istirahat gue langsung ke ruangan padus)" jawabku tersenyum ramah.padus :(paduan suara)
"yaudah lo hati-hati kekelasnya" seru kak dio dengan senyum yang menampakan lesung pipinya
Aku berjalan menuju kelasku dengan bisikan orang-orang yang sedang membicarakanku. Tapi ku dengar samar-samar ada yang sedang memanggil namaku, segera ku tolehkan wajahku kebelakang dan benar saja akan ada masalah lagi sebentar lagi, kuperbesar langkahku agar bisa sampai kekelas dengan cepat. Berharap orang dibelakangku ini tak mengejarku
"adifa tunggu!" teriaknya .
Aku terus melangkah setengah berlari sampai ada tangan yang mencekalku dan aku dipaksa menoleh kebelakang.
"kenapa kamu lari dari saya? Saya udah teriak-teriak manggil kamu" Fauzi mengatakannya dengan nafas yang ngos-ngosan karena tadi ia berlari mengejarku.
"gue nggak lari, gue juga nggak denger lo manggil" jawabku tanpa menoleh kearahnya sedikitpun.
"saya yakin kamu tahu saya manggil, mangkanya kamu lari. Nggak usah takut sama saya ,saya bukan kanibal,zombie dan sejenisnya. Saya cuma mau nagih puisi saya.
"katanya dengan datar."ohh" jawabku tak kalah datar.
"lo barengan dio? Pacaran?" tanyanya menaikkan kedua alisnya.
Bagaimana bisa ia menyimpulkan aku pacaran sama kak dio? Dan dia dengan beraninya memanggil senior ku tidak berembel-embel kata kakak? Memang manusia tidak punya sopan santun rutukku dalam hati.
"gue nggak pacaran sama kak dio, jangan nyebarin gosip yang enggak-enggak!" tegasku.
"terus ngapain kamu bareng dia kesekolah? Ohh mungkin maksud kamu belum pacaran tapi masih pdkt gitu?"ujarnya tertawa sinis
"lo kenapa sih kepo banget urusan gue" jawabku mulai murka.
"oh iya ngapain juga saya kepo urusan kamu? Yaudah mana puisi saya?" jawabnya mengulurkan tangannya.
Aku membuka tasku dan mengambil buku diary ku,mencabik salah satu kertas dari sana. Disana ada puisi yang kubuat 2 bulan yang lalu . aku sedang malas merangkai kata jadi kuberikan saja puisi itu dan segera kekelasku.
"kalo nilai saya bagus saya bakal traktir kamu sebagai balasannya" katanya sambil berjalan kekelasnya.
Bahkan dia tak mengucapkan makasih sedikipun padaku. Sekarang mood ku kembali hancur bersama dengan hariku. Kenapa sih orang tak bisa menundanya agar tidak menggangguku pagi-pagi begini? Aku menarik nafasku untuk yang kesekian kalinya untuk memperbaiki hatiku.
Sesampainya dikelas aku diserbu oleh pertanyaan-pertanyaan konyol kedua sahabatku . dan aku menjelaskan semuanya kalo aku dan kak dio tak ada apa-apa seperti gosip murahan yang mereka dengar , aku juga menjelaskan kalo nanti anggota padus akan mengisi acara daerah. Setelah puas dengan penjelasanku, mereka kembali ketempat duduknya masing-masing untuk memulai pelajaran.
Kring!!!kringg!!
Tanda bel istirahat telah berbunyi . aku segera mengambil pakaian ku dan menuju ruangan padus untuk bersiap-siap. Sesampainya disana hanya ada aku, kak dio, dan beberapa teman ku.
"fa lo barengan siapa kesana?" tanya kak dio kepadaku.
"belum tahu kak. Entar aku nebeng sarah aja deh" jawabku sambil merapikan bajuku.
"yaudah lo bareng gue aja" tawarnya.
"boleh kak" jawabku tersenyum ramah.
Setelah bersiap-siap dengan make up natural juga pakaian ku yang beratasan kebaya pink dengan rok span berwana hitam selutut , aku dan kak dio berjalan ke mobil yang ada diparkiran. Tetapi saat baru keluar dari ruangan padus ada yang memanggilku.
"adifa tunggu" panggilnya
Aku dan kak dio berhenti dan melihat siapa yang sedang memanggilku.
"puisi kamu diterima, dan nilai Bahasa Indonesia saya sudah tuntas, nanti jam 7 malam saya jemput kamu buat makan bareng"ujarnya sambil tersenyum kepadaku.
"oke" jawabku singkat
"yaudah saya pergi dulu, ngomong-ngomong kamu cantik pake baju ini" ucapnya sambil mencubit pipiku dan berlalu pergi.
Kudengar kak dio tertawa sinis dan langsung berjalan didepanku. Aku terdiam ditempatku mencoba mencerna kata yang dilontarkan si monster Fauzi Arzenio.
***
Maaf masih banyak typo. Jangan lupa vote dan comments-nya yaa!^^
YOU ARE READING
Live Rainbow
Ficțiune adolescențiAwalnya biasa lama-lama terbiasa awalnya sederhana lama-lama terkesan indah jangan tanyakan padaku tapi tanyakan pada waktu kepada kita bertemu jangan tanyakan padaku tapi tanyakan pada takdir kenapa aku jatuh cinta jang...