Chapter 9= pelangi.

27 1 0
                                    


"benar kata orang. akan ada pelangi setelah hujan"

***

Aku berjalan di koridor sekolah, banyak siswa siswi yang sedang berkumpul, aku memasang senyum saat ada beberapa orang yang menegurku. Diujung koridor aku melihat kak dio dan kak dona sedang duduk berdua, aku jadi ingat kejadian beberapa hari lalu saat aku meminta kak dio untuk kembali saja dengan kak dona, karena yang kulihat kak dona sangat menyayangi kak dio ,hanya caranya saja yang salah menyampaikan rasa itu sendiri, dan mereka juga sama-sama most-wanted nya sekolah .

Ditengah lapangan itu taksengaja mataku lagi-lagi bertemu dengan mata fauzi, dia lagi-lagi menatapku, tak ada kebencian yang kutemui disana hanya ada tatapan yang selalu kurindukan beda sekali dengan sikapnya beberapa hari ini yang seperti ingin memakanku , sebenarnya aku sangat suka dengan tatapan itu tapi aku selalu mencoba menyangkalnya.

Tubuhku menegang saat pemilik bola mata itu mendekat padaku, jarak nya sudah tinggal beberapa langkah lagi, ia juga tidak melepaskan kontak mata itu seperti hari-hari sebelumnya, jantungku entah mengapa tak bisa kukontrol, detaknya sangat kuat, aku malu jika fauzi sampai mendengarnya.

Aku memutuskannya lebih dulu, kontak mata itu bisa-bisa membunuhku. Saat tubuh itu berhenti tepat dihadapanku jantungku berpacu 3kali lebih cepat.

"adaapa?"kutanya.

Fauzi menaikkan kedua alisnya.

Aku juga membalas dengan menaikkan kedua alisku.

"saya pengen nyamperin dona buat ngasih ini"fauzi mengangkat tangannya yang menggenggam beberapa kertas HVS .

"ohh gitu" ucapku tersenyum. "kok lo malumaluin sih faa"batinku.

Aku menutup mukaku yang sudah memerah , aku tidak tahu ingin seneng atau sedih. Senengnya tadi fauzi gunain panggilan saya bukan gue kayak kemaren-kemaren. Kalo sedihnya sih harga diri aku tuh jatuh banget tadi , ntar fauzi nyangkanya aku geer lagi,yatuhan ntar dimana aku letakkin nih muka.

Setelah menyelesaikan urusanku di wc, aku segera berlari kekelasku ,takut bertemu dengan si ikan paus nya sekolah, si fauzi.

"alhamdullilah"cicitku saat bokongku sudah kududukkan di bangkuku.

"kenapa lo? Kesambet?"tanya jeje pelan , karena didepan kelas sedang ada guru yang sedang menjelaskan.

"ya kesambet setan penunggu wc"jawabku asal.

"adifa,jeje silahkan keluar" teriak pak yurnalis marah.

"lo sih!"ucapku kesal.

"lo tuh soksok ngucap alhamdullilah kayak udah tobat aja"

"KELUAR!"rotan itu mendarat dimeja bersama teriakan mengerikan dari bibir hitam pak yurnalis.

Aku dan jeje duduk di depan kelas, tak ada yang mulai berbicara. Sejenak aku kira jeje marah padaku , aku bingung ingin memulai pembicaraan akhirnya aku juga memilih diam.

"lo beneran kesambet setan di wc fa? Kok jadi pendiem sih?jadi ngeri gue dideket lo"ucapnya horror.

"eh soplak lo, ya kali tuh setan berani masuk ke tubuh bidadari" aku menoyor kepala jeje sambil tertawa pelan.

"faaa, tuh lihat"jeje menunjuk kebelakangku menggunakan dagunya.

Aku berbalik untuk melihat apa yang jeje tunjuk, deg jantungku berdetak lagi, fauzi sedang berjalan sambil menggendong tas hitam miliknya.aku memalingkan muka , menghadap kearah jeje. Walaupun hatiku sudah tak karuan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Live RainbowWhere stories live. Discover now