Chapter 4: jadi gebetan

74 10 2
                                    


Setelah semua yang terjadi hari ini akhirnya aku bisa pulang dan tidur di ranjang empuk untuk mengistirahatkan badanku yang letih ini, kurasa sekarang suaraku habis karena menyanyikan banyak lagu tadi.kulihat jam beker diatas meja sebelah ranjangku yang bermotif Doraemon sedang menampakkan gigi putihnya. Ya memang rata-rata semua barang yang berada dikamarku adalah si imut pemilik kantong ajaib.

Pukul setengah 7. Aku mengerjap pantasan saja semua lampu sudah dihidupkan mama, ternyata matahari sudah tenggelam. Aku kembali meletakkan jam nya di tempat semula . sesaat aku mencoba mencerna apa yang telah terjadi hari ini, seperti yang kulakukan dihari-hari sebelumnya, sungguh aku ingin gila saja kalo begini.

Dengan gerakan malas aku segera bangun dan melakukan ritual mandiku, aku ingat aku sudah ada janji dengan si monster untuk pergi makan malam tapi entah mengapa selera makan ku hilang dan aku sedang ingin sendiri. Setelah selesai dengan pakaian ku aku mengambil hape-ku dan ada notifikasi 73 pesan grup triocecan yang isinya adalah obrolan gak penting kedua sahabatku. Dan 1 pesan dari nomor yang tak ku kenal.

"lo jadi pergi sama fauzi?"

"ini siapa?" jawabku penasaran

Tiba tiba ponselku bordering menandakan bahwa ada seseorang yang sedang memanggilku .segera ku ambil hape-ku dan menekan tombol hijau.

"hallo? Ini siapa?" Tanyaku.

"ini gue dio, lo lagi sibuk nggak?"

"oh kakak. Ini nggak lagi ngapa-ngpain kok, emang ada apa kak?"tanyaku sambil memakan snack yang kubeli disekolah tadi.

"nggak jadi pergi sama fauzi?" tanyanya lagi

"nggak, aku lagi nggak mood keluar rumah" jawabku

"oh yaudah gue matiin dulu ya, lo makan gih , gue tau lo laper, entar gue telpon lagi" ucapnya dan setelah itu panggilan terputus.

Aku letakkan alat canggih itu keatas meja lalu kubaringkan tubuhku diatas ranjang sambil memandang langit-langit putih dikamarku. Aku tak tahu kenapa belakangan ini aku selalu diberi hal yang tak terduga contohnya kak dio yang sekarang menurutku terlihat berlebihan. Atau aku yang hanya baper? entahla otakku rasanya tak mampu lagi mencerna keadaan sekarang . aku hanya tak ingin jatuh cinta, aku tak ingin patah hati dan aku tak ingin berurusan dengan lelaki manapun itu.

Aku menepuk jidatku ketika teringat janjiku dengan fauzi . segera ku ambil ponselku dan mencari kontak sahabatku jeje.

"je lo bisa tolongin gue nggak?"

"apaan?"

"tolong lo cht sama fauzi kalo gue lagi sakit jadi janji gue tadi dibatalin"

Setelah selesai mengetik dan menekan tombol kirim aku meletakkan ponselku kembali dan memilih memejamkan mata lagi, hobbiku belakangan ini adalah tidur, menangis, tidur, menangis. Seperti aku ini adalah manusia yang paling menyedihkan, rasanya memang mimpiku lebih indah dari pada kenyataan pahit yang harus kuutelan sendiri sekarang.

--<><>--

Pagi harinya masi tetap sama disini hanya ada aku dan mama yang sedang sibuk menyiapkan serapanku dengan memakai seragam PNS nya, tapi sekarang aku dianggap mama sebagai orang yang tak berwujud , jangankan menyapaku atau mengajakku sarapan seperti hari-hari kemarin untuk menoleh kepadaku pun rasanya mama enggan.

Kejadian sore kemarin memang bukan yang pertama kali tapi entah mengapa aku masih mengalami sakit yang sama, menangisi hal yang sama, dan pikiranku selalu terganggu oleh hal yang sama.jadi sekarang aku lebih memilih tidak sarapan dengan duduk didepan mama sebagai orang yang asing dan aku lebih baik pergi dari rumah ini dengan secepatnya. Toh aku tau mama tak akan marah padaku berlarut-larut , aku tau ia sangat menyayangiku.

Live RainbowWhere stories live. Discover now