Sembilan

5 1 0
                                    

Gue membaringka diri dikasur. Dan memeluk bantal sangat erat. Bad mood banget gue. Gue mendengus kasar. Gue mencoba mengistirahatkan mata yang sama lelahnya dengan hati, ini. Jiahh. Kata katanya, Thor!

Tok! Tok! Tok! Terdengar suara ketukan di balik pintu. Siapa sih. Lagi gini didatengin tamu.

"Masuk!" teriak gue males. Lalu masuklah seorang gadis berambut panjang dengan senyum yang sangat mengembang.

"Dalam rangka apa lo kemari?" ucap gue dingin. Sumpah. Gue lagi pengen sendiri.

"Harusnya lo sambut gue dengan senang hati dong. Kayak hati gue sekarang ini." ucapnya tersenyum lepas. Tapi gue enggak. Gue mengubah posisi gue menjadi duduk. Dan menyimpan bantal di pangkuan gue.

"Kenapa? Ada apa?" ucap gue males. Gadis dihadapan gue cuma senyum senyum gajelas, gitu lah.

"Vanessa. Gue seneng banget hari ini sumpah. Aa, gue baper. Astagaaa.. Aa andai lo tau tadi itu." ucapnya semangat dan mengguncang kan bahu gue.

"Kenapa, sih?" bingung gue. "tadi gue udah jalan sama Bryan. Terus dia sweet banget ke gue. Aaa gue nge fly. Terus dia.." dada gue sesak. Gausah di ceritain. Gue juga liat kok. Gue tau gimana seneng nya elo. Gue gamau lagi denger ucapannya. Gue lelah. "Emm. Gue kebawah dulu, ya. Lo pasti haus, kan lo kan tamu?" gue menekankan kata tamunya dia gadis di hadapan gue mengangguk antusias dan gue mulai menuruni anak tangga dan segera pergi menuju dapur.

Lo jangan lemah, Nes. Tunjukkin ketegaran hati lo. Lo pasti bisa. Semua pasti baik baik aja. Lo pasti kuat. Gue menarik nafas dalam dalam dan mulai menaiki tangga rumah pohon gue.
.

.
.
.
.
.

"Vanessa... Lo suka Bryan?"

****

Sumpah. Part kali ini pendek banget, ya? Jangan lupa vommentnya.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang