Hari Pertama (Revisi)

283 17 42
                                    

Ini adalah cerita pertama saya. Jadi kritik & saran sangat saya harapkan :)))

Yang, hujan turun lagi ...di bawah payung tetangga ku berlindung ...

Eh??

Yaelah ...jadi baper kalo inget lagu favorit Oma itu. Kalo denger, Oma pasti bakalan curhat masa-masa ABG-nya sama Opa dulu. "Kayak adegan di film-film India itu lo ...pas muter-muter di bawah hujan ..." *tersipu

"Sambil nyanyi 'Kucek kucek ho'a ho'e gitu, Oma?"

Omaku unjuk gigi. Dua biji emas kecil yang menggantung di sana menyilaukan mataku, bak lampu sorot di panggung-panggung konser. Untung bukan lampu disko.

"Kalau tidak salah Opamu pakai baju hitam, Ryza. Bukan pink"
Nah lo, siapa yang nanya kayak gitu Oma? Selalu nggak nyambung sama omongan Ryza. *hiks

"Kalau Oma pake baju apa?"

"Yahh, waktu itu Oma lupa bawa sandal. Akhirnya Oma dipinjami sandal Opamu, katanya sih punya temennya yang jualan nasi bantingan, gitu"

Oke, kita tinggalkan Oma dan balik lagi ke hujan. *galau mode on

***@***

Entah kenapa hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, ngeroyok angkot yang aku tumpangi ini. Nggak ada penumpang lain. Cuma aku, dan Pak Sopir.

Ya, cuma kami berdua.

Bulu romaku berjinjit melawan gravitasi. Gimana kalo yang terjadi berikutnya adalah ...
langit tiba-tiba berubah jadi segelap mati listrik, bergemuruh pula. Cahaya kilat berkelebatan dari jendela angkot. Pak Sopir tua berambut panjang tiba-tiba menoleh ...bola matanya jadi sekecil tengu. Seringai lebarnya mengerikan, bibirnya seolah kebablasan make gincu sampe ke pipi. lalu dia bangkit dan berbalik ...di tangannya sekilas terlihat kilatan berbentuk sabit...lalu tangannya terayun, dan ....

GOOOOLLLLLLL !!!!!

"Dek ? Dek ? Hoii !?? Bapak mau turun, ngopi sama anggota AADCk di warkop depan," kata Pak Sopir, membuyarkan lamunanku tentang Hantu Kamar 13.

"Hah ? Eh, iya Pak" *hening sesaat "Apaan tuh Pak, AADCk ?"

"Abang-Abang Driver Cakep-kekinian"

Aku cuma bisa mengelus jidat, sambil ngeliatin Pak Sopir masuk ke warung lima langkah di depan angkot.

Tiba-tiba aku inget kejadian di sekolah hari ini.

***@***

Hari ini hari pertama masuk sekolah, dan otomatis hari pertama MOS-sebuah tradisi sejak jaman mbah buyut sampe cicit-cicitnya ini. Bedanya, kalo MOS jaman milenial ini rata-rata pake topi bola sepak, bola pingpong, bola salju, atau kreyeng nasi, kadang kerucut tumpeng juga, ditambah tas kresek atau karung pakan, kaos kaki selingkuh sama yang bukan gandengannya (kadang sepatunya ditikung sama bakiak juga), dan berkalung ID Card dari kardus bekas, terserah itu bekas apa, mau mi instan kek, sabun colek kek, kalau beruntung mungkin juga bekas popok bayi. Sementara, jaman mbah buyutku masih pake mahkota daun kelapa, kostum goni, sama sepatu dari kulit pisang.

Apa nggak kepleset?

Anak MOS jaman dulu juga harus bisa mengolahnya sekreatif mungkin biar nggak membahayakan jiwa dan raga mereka sendiri.

"Oke, di sini ada yang mengajukan diri jadi pengurus kelas ?Nanti Kakak kasih reward. Silakan angkat tangan" kata Kak Adam, kakak OSIS paling subhanallah yang secara kebetulan (atau memang takdir?) mendampingi gugusku.

"Aduh gue pengen ke belakang nih," bisik Nanang yang duduk di belakangku.

"Belakang ? Belakang mana lagi, bangku kita kan udah paling belakang," jawab teman sebangkunya.

Kalang Kabut ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang