Drrtt... drrtt..
Ponselku bergetar di atas meja belajar. Aku meraihnya dan melihat nama penelpon.
Kenta.
Walau sempat ragu untuk mengangkatnya (berhubung anak itu selalu membicarakan hal tidak penting), ujung-ujungnya aku tetap menggeser icon warna hijau pada ponselku ke kanan.
"KANADE-CHAAAAAAN!!!"
Syukurlah aku telah mempersiapkan diri untuk ini. Aku telah menjaraki telinga kananku dan ponsel kira-kira sejauh satu meter untuk ini. Yah..., soalnya setiap dia menelpon, dia akan memanggilku seperti tadi. Entah buat apa. Padahal bisa dengan suara yang santai saja..
"... Ah, selamat siang."
Aku tidak tahu harus merespon apa tiap kali dia memanggilku seperti itu. Jadi kupikir, "ah, selamat siang" saja sudah cukup.
Aku meraih kipas angin portabel di tempat yang sama dengan aku mengambil ponsel tadi. Aku menekan tombol berbentuk apel di tengah-tengahnya tiga kali. Uwooh! Langsung yang kecepatan turbo!!
Hari ini panas sekali...
"Ne, ne, Kanade-chan! Aku akan menjemputmu sore nanti, ya! Kita ke sana bareng aja. Aku takut kau tidak bisa kutemukan lagi seperti tahun lalu..."
....
.......
..
... Ng..? Maksudnya?
"Ne, Kanade-chan..."
Suaranya merendah. Yabai..
"Jangan bilang kau lupa?"
Shimatta. Dia pasti menyadari kalau aku tak mengerti apa yang dibicarkannya karena tidak meresponnya dengan ceoat.
Uh.. sejujurnya, aku memang lupa. Ehe.
Aku masih berpikir kata-kata apa yang tepat kukatakan untuk kondisi ini. Pasalnya, jika aku berterus terang, sungguh tidak mustahil dia tidak akan berceloteh panjang. Jadi, aku...
"Tidak kok.. hm.. ke sana, ya..."
... lebih baik berpura-pura tahu saja daripada mendapat akibat opsi pertama.
"Ya, ya!!! Jadi, kan?- ah tidak, tidak! Kalau aku bertanya begitu, kau pasti akan membatalkannya."
Dia mulai bicara sendiri...
"Harus jadi, lho, ya! Oke. Sampai jumpa!-"
Dia memutus sembungan secara sepihak. Padahal aku belum tanya kita akan ke mana.
Aku menaruh ponselku di tempat sebelumnya.
"Panaaaasss!!!!"
***
"Are?-"
Saat ini, aku berada di ambang pintu menyambut Kenta yang datang memakai yukata.
"Kau tidak memakai yukata, Kanade-chan?"
...Owalah. Dia mau mengajakku ke festival musim panas rupanya. Kenapa aku bisa lupa, ya?
"Sudah kuduga, kau memang lupa! Dasar, Kanade-chan..."
Kenta menjitak ubun-ubun kepalaku. Ittaaai..
Sementara aku mengelus ubun-ubun yang terasa nyut-nyut berkat jitakan Kenta tadi, Kenta menerobos masuk ke apartemenku dan mengobrak-abrik lemari pakaianku.
"O-oi!"
Dia tidak menghiraukanku. Dasar...!
"Ah, ketemu!"