One in A Million (Sochira)

20 5 1
                                    

Beberapa orang memandang risi, berbisik komentar miring bahkan membuat gestur tubuh menjijikan untuk seorang remaja laki-laki yang tengah duduk diam di sudut halte bus. Celana di bagian lutut terkoyak, pelipis mengeluarkan darah dan jaket yang dipakainya pun tak luput dari kerusakan. Orang-orang mulai beranggapan bahwa si remaja ini baru saja terlibat pertarungan antar gangster. Berlebihan sekali.

Tuk

Lambat laun terdengar alunan musik memenuhi gendang telinga kiri remaja itu. Sebuah earphone terpasang tiba-tiba, dari orang yang tak dikenal.

"Ini lagu favoritku." Menoleh ke kiri, dirinya mendapati seorang gadis berpakaian seragam sekolah sedang tersenyum ramah padanya.

"Siapa?" Terang saja itu membuatnya tak suka, siapa juga yang merasa nyaman dengan orang sok akrab?

Tidak ada, bukan?

"Diam dan nikmati saja musiknya. Baka. Setidaknya dengan begini kita terlihat seperti teman," jawab gadis itu santai.

"Karena itu aku tanya, siapa kau?"

"Begini ya, orang-orang di halte ini membuat telingaku panas dengan gosip ngawur mereka. Aku yakin kau lebih kesal dariku, jadi diamlah dan bersikap seolah kita ini teman."

"Memangnya kautahu masalahku?"

Gadis itu terdiam, terlihat dari raut wajahnya bahwa dia sedang berpikir keras mencari jawaban. Karena tak kunjung mendapatkannya, dia mulai tertawa canggung dan berkata, "Aku Kazuko Miyuki. Namamu?"

Dengan kata lain, pengalihan topik.
"Hanyu Yuzuru."

Yuzuru namanya, mungkin sekarang sedang mengutuk mulutnya yang beberapa detik lalu mengatakan nama lengkap tanpa pikir panjang. Bagus sekali, sekarang sakit yang dialaminya bertambah dengan suara Miyuki yang terus mengoceh tanpa jeda di sampingnya.

Gadis ini tak tahu diri.

__________
One in A Million
By @Sochira
[Fanfiction, Fantasy]
(AU, typos, misstypos, karakter Yuzu yang dibuat sesuai selera saya :3 /nak!)
Kitsune ... other stories portray them as faithful guardians, friends, and lovers.
__________

"Setidaknya ini bisa mengurangi rasa sakitmu." Tangan Miyuki meneskan obat mata untuk Yuzuru hati-hati. Sebelah tangannya bertengger di bahu pria itu membuat posisi mereka sedikit terlihat aneh dan ambigu. Miyuki bahkan tak peduli dengan orang sekitar yang mengerling tajam, membuat Yuzuru ingin sekali mengetuk kepalanya.

"Yuki, wajahmu terlalu dekat. Sudahlah, mataku baik-baik saja. Hanya kemasukan debu tidak akan membuat buta." Yuzuru menyingkirkan tangan Miyuki, mengulas senyum tipis yang langsung menuai reaksi tidak suka dari gadis berambut cokelat menyala tersebut.

"Yuzuuu! Biarkan aku membantumu. Pengerjaan dekorasi akulah ahlinya!" seru Miyuki.

Yuzuru menggeleng tegas. Melarang Miyuki yang mulai mengambil kuat serta cat yang terletak di sudut panggung. Lagi pula ini festival sekolahnya, di mana segala persiapan dibebankan pada warga sekolah di sini. Dalam hal ini, jelas sekali Miyuki tak berhak membantunya yang merupakan orang luar. Terlebih lagi, para panitia mulai menaruh rasa curiga dengan Miyuki yang mengenakan sweater rajut lengkap dengan ornamen bulu-bulu halus warna putih keperakan. Miyuki harus pergi dari sini sebelum panitia tersebut menghampirinya.

Sudah tiga bulan berlalu sejak Yuzuru mengenal Miyuki di halte hari itu. Miyuki gadis keras kepala dan suka membantah, tetapi siapa sangka di balik sikap jeleknya itu tersembunyi otak jenius yang bisa membuat orang-orang berdecak kagum. Miyuki bisa saja menjadi gadis paling beruntung yang memiliki banyak penggemar, otak dan visual yang ideal tampak jelas dimilikinya. Tentu hal itu berlaku jika Miyuki tidak berpenampilan norak dan sangat mencolok. Warna putih keperakan dan cokelat menyala tak pernah lepas darinya, jangan lupakan ornamen bulu-bulu yang rasanya sulit dipisahkan dari ciri khasnya Miyuki.

Oneshoot : Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang