Hokou (Ashleyarchoz)

21 6 0
                                    

Pada zaman dahulu, ada dua orang penebang kayu yang tidak bisa kembali ke desa mereka karena terjebak badai salju. Karena udara yang semakin dingin dan juga langit yang semakin pekat, mereka memutuskan untuk bermalam di sebuah pondok yang berada di hutan.
Seseorang dari mereka sempat melihat bahwasanya seorang wanita tengah berada di antara pepohonan pondok yang menyimpan kegelapan di dalamnya. Dia memberitahu yang lainnya akan hal itu. Maka mereka memeriksa apakah benar adanya.
Akan tetapi....

"Fyuhh...."

Seorang pria yang lebih tua mati dalam keadaan membeku hanya karena tiupan napas wanita cantik itu.

Seorang lain ketakutan, menggigil dengan badai salju yang semakin menimbun tanah dengan es warna putih.

Andaikata usianya tidak semuda saat itu, wanita cantik tersebut pasti juga akan membunuhnya. Akan tetapi empati yang dimiliki oleh wanita cantik tersebut melepaskan pemuda untuk kembali ke desa dengan satu syarat.

"Jangan katakan keberadaanku pada siapa pun."

Sang pemuda kemudian lari dengan tunggang langgang menuju rumahnya.

Beberapa tahun kemudian, pemuda itu sudah hidup dengan sebuah keluarga kecil yang dibangunnya sendiri. Bersama wanita cantik berkulit putih, rambut hitam sekelas malam sebagai mahkota yang bernaung di atas kepalanya.

Tanpa pemuda itu sadari, wanita yang dinikahinya adalah wanita salju yang kalau itu bertemu dengannya.

"Dahulu, aku pernah bertemu dengan seorang gadis secantik dirimu di tengah badai salju saat aku menginap di pondok yang ada di hutan. Dia sungguh cantik. Akan tetapi napasnya dapat berubah menjadi badai salju. Dan dia sudah membunuh rekanku kala itu."

Apa yang diceritakan lelaki itu membuat sang wanita marah besar. Andaikata mereka tidak mempunyai anak, maka lelaki itu sudah mati saat dia membuka mulut untuk melanggar janji.

Empati wanita salju menyelamatkannya sekali lagi sebelum ia meleleh dan menghilang tanpa jejak.

Dan tentu saja itu adalah masa lalu bagi sebagian orang yang tinggal di belahan dunia. Bahkan mungkin bagi sebagian manusia itu hanyalah kisah mitologi semacam legenda atau kisah rakyat yang mana kebenaran dan keaslian cerita tidak bisa dibuktikan.

Legenda tentang Yuki Onna memang sudah terkenal sampai keluar negara ini. Ya, tetap dianggap sebagai kisah rakyat tentunya. Berbeda denganku yang menganggap Yuki Onna dan mitologi lainnya benar adanya.

Terlalu banyak bercerita pada kalian membuatku tersesat setelah pulang dari rumah temanku.

"Tch." Kuhentakkan kakiku di atas jalanan aspal yang berada di bawah lampu redup. Kemudian dari jauh aku melihat sekelompok pemuda yang masih berseragam. Seragamnya menunjukkan bahwa mereka satu sekolah denganku.

"Dingin banget sih."

"Memang awal musim gugur biasanya sedingin ini?"

"Ada sesuatu di depan sana." Kemudian dia berlari ke arahku.

"SMA Aoyama, kan? Tak baik bagi seorang gadis pulang selarut ini." tanyanya lembut.

"Aku tersesat."
"Google map?" tanya yang lainnya sambil menghampiri.

"Ponselku mati." Aku menunjukkan ponselku pada mereka. Aku harap mereka orang yang baik dan mau menolongku.

"Mau ke stasiun, kan?"
Aku mengangguk pelan sambil mengulum bibirku.

"Mau kita antar? Kebetulan juga mau ke stasiun. Kalau tidak mau ya sudah. Kami hanya menawarkan kok." Aku dapat merasakan mata lelaki ini menatapku lekat-lekat. Sedangkan aku tidak berani menatap mereka bertiga. Dan entah mengapa sepatu sekolahku amat menarik saat ini.

Oneshoot : Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang