New Life 2

330 31 4
                                    

CHAPTER 6

                   ーーーーーーーーーー

Kereta api yang sedang menuju Seoul itu melaju dengan cepat. Zen duduk di sebelah MC, ia sedang memandang layar ponselnya sambil sesekali melirik ke MC yang tertunduk membaca sebuah novel miliknya yang berjudul 'Othello'.

Sebenarnya Zen membeli novel itu beberapa bulan yang lalu agar ia bisa lebih mendalami perannya sebagai Othello yang akan di jalaninya.

Zen teringat percakapan mereka semalam,dan menyadari bahwa wanita di sampingnya lupa akan kejadian selama dua tahun yang telah di alaminya.

"Ehm.. MC?"

MC menoleh kepada Zen. "Ya,Zen?"

"Kau harus menepati janjimu kalau kita harus menemui dokter. Kurasa dokter harus memeriksa kenapa kau mengalami lupa ingatan.." tutur Zen lembut.

MC tersenyum. "Baik,Zen.." di balik senyumnya tersimpan rasa kekhawatiran. Sebenarnya MC juga merasa takut dan khawatir dengan apa yang terjadi dengannya,namun ia berusaha menyembunyikannya di depan Zen.

MC menunduk,membaca novel yang tergenggam di kedua tangannya lagi. Zen kembali memperhatikannya,kini pria berambut sepunggung yang di ikat menjadi ekor kuda itu berniat ikut membaca kalimat yang tertulis di novel itu,namun Zen mendapati sesuatu.

"MC?"

"Ya,Zen?" MC menoleh lagi kepadanya.

"Apa kau sudah menikah?"

Dahi MC berkerut,kemudian ia tertawa. "Belum,Zen.. tentu saja aku belum menikah."

"Kau yakin? Maksudku.. kau kan lupa akan apa yang kau alami selama dua tahun ini."

MC tertawa lagi. "Tidak mungkin aku sudah menikah. Aku belum punya pacar sebelumnya dan aku bahkan tidak berniat menikah di usia muda,Zen. Kenapa kau tiba-tiba bertanya demikian?"

Zen menatap tangan MC. "Kau memakai cincin di jari manismu,MC."

MC reflek langsung menatap ke arah jari manisnya. Ia agak terkejut,sepertinya ia baru menyadari soal cincin itu. Namun wanita itu tertawa lagi.

"Oh ini. Sejak dulu aku memang suka memakai cincin di jari manis,Zen. Aku memang tidak ingat kapan aku membeli cincin ini,tapi ini salah satu kebiasaanku." ujar MC. Ia mengamati cincin itu. "Hmm cincin ini tampak mahal,kenapa aku rela menghabiskan uang untuk ini ya?"

Zen tertawa. Di dalam hatinya ada perasaan lega dan senang. Zen juga tidak tahu mengapa ia merasa lega setelah mendengar bahwa MC masih belum terikat hubungan dengan orang lain.

'Apakah pertemuan kita ini adalah takdir?'

'Apakah permintaanku untuk memiliki kekasih akhirnya terkabul?'

Zen berkecamuk dengan pikirannya sendiri,hingga ia mendengar suara MC.

"Ngomong-ngomong, berapa usiamu Zen?"

"Oh. Aku 24 dan kau?"

"Aku 22. Oh ya ampun Zen,aku kira kita seumuran.." MC tersenyum.

"Itu berarti aku masih tampak seperti berumur 22 ya?Hmm." Zen tersenyum.

"Apa pekerjaanmu,Zen?"

"Coba tebak." Goda Zen.

MC memutar bola matanya sambil menautkan kedua alisnya,tampak berfikir.

"Kulihat dari wajahmu yang tampan.. Kau pasti seorang model?"

Zen tertawa. "Hampir mendekati. Aku  seorang aktor MC. Aktor musikal lebih tepatnya. Tapi banyak pihak yang menawariku untuk menjadi model juga."

She Belongs To Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang