Who are you?

321 29 5
                                    

Chapter 10


"Aku sungguh merindukanmu, kau kemana saja? kenapa kau tidak kembali ke rumah?"

MC masih mematung memandang Jumin, ia masih shock di peluk secara tiba-tiba.

"MC,siapa dia? Kau ingat?" Zen bertanya cepat.

MC menggeleng, kemudian ia melepaskan pelukan Jumin. Mundur beberapa langkah darinya.

"Maaf, kau siapa?"

Rahang Jumin terbuka, ekspresi kekecewaan yang amat dalam terlukis di wajah tirusnya.

"My love, jangan bercanda. Aku mencarimu, aku begitu merindukanmu, ayo kita kembali ke rumah." Jumin mengambil tangan MC, namun dengan cepat MC mengibaskannya.

Wanita itu memandang Jumin dengan takut. "Apa-apaan ini?" tanya sangat bingung.

"My love? Kenapa-

"Tenanglah dulu." Zen kemudian menghalangi Jumin yang terus ingin menyentuh wanita itu. "Begini, sebaiknya kau jelaskan siapa dirimu."

Jumin menatap Zen dengan alis terangkat. "Maaf. Ini bukan urusanmu."

"Dengarkan aku! Wanita ini.. dia mengalami amnesia. Dia tidak ingat kejadian yang sudah di alaminya selama dua tahun terakhir. Jadi sebaiknya kau jelaskan dulu siapa dirimu."

Jumin terhenyak, "A-apa? Tidak mungkin. MC, itu tidak benar kan? Kau ingat aku kan?"

MC yang masih berdiri di belakang Zen menatapnya takut, kemudian ia menggeleng. "Aku tidak tahu kau siapa.."

Deg!

Sungguh, saat itu, pengaharapan Jumin seakan roboh begitu saja.

"MC, ini aku.. aku suamimu." Jumin masih berusaha maju, mendekati wanita itu.

Zen membelalak, "A-apa? Suami? Tapi MC belum menikah."

"Tidak mungkin. Aku belum menikah!" sahut MC.

Dan ucapan itu sungguh melukai hati Jumin. Jumin sontak menatap ke jemari MC, cincin itu. Cincin itu masih di sana. Bukti sah pernikahan mereka. Jumin mengangkat jemarinya dan menunjuk sebuah cincin di jari manisnya.

"Ini. Ini cincin pernikahan kita,MC. Lihatlah di jarimu. Kita punya cincin yang sama."

MC mengangkat tangan dan mengamati cincin yang sempat di tanyakan Zen beberapa hari yang lalu. Kemudian ia menyadari, bahwa bentuknya memang sama.

"I-ini..." MC tergagap.

"My love, berusalah mengingat. Kita sudah menikah.." Jumin terdengar memohon.

Zen berdiri di sana, memandang mereka secara bergantian. Ia sudah menduga, ia sudah menduga bahwa cincin di jemari MC adalah cincin pernikahan. Ia sudah menduganya.

"MC.. dia suamimu.." ucap Zen lirih, memandang MC dengan mata sedih. "Akhirnya kau menemukan keluargamu.."

MC menggeleng. "Tapi.. Zen.."

Jumin menyentuh tangan MC lagi, "My love, kembalilah. Aku mohon.. aku begitu merindukanmu sampai rasanya aku hampir gila."

"Aku.. aku tidak bisa."

"A-apa?Apa maksudmu?" Jumin bertanya.

MC meremas pelipisnya. "Aku- Aku tidak bisa..aku bingung sekali. Kepalaku pusing. Zen.. tolong bawa aku pulang."

"Tapi, MC.. pria ini, dia suamimu." Zen menjelaskan. Bagaimana pun juga dia mencintai MC, namun Zen tahu ia harus mengalah. MC sudah terikat dengan hubungan sah dengan orang lain, ia harus menerimanya.

She Belongs To Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang