True Love

406 28 18
                                    

Chapter 13

3 Bulan Kemudian..

25 Desember

ーーーーーーーーー

"Surpriseee!!"

"Oh ya ampun, Zen!! Haha"

Tawa MC pecah ketika melihat kekasihnya,Zen berdiri di ambang pintu dengan memakai topi santa claus yang terlihat konyol. Di tangannya tampak sebuah kado yang di bungkus dengan rapi.

"Zenny, Kau tampak konyol dengan topi itu!" MC masih terus tertawa.

Zen tersenyum hangat lalu mendekati wanita itu dan duduk di sebelahnya.

"Ah aku senang bisa membuatmu tertawa di malam natal ini,babe." ucap Zen hangat. Kemudian ia mengangkat kado di tangannya. "Jadi.. siap membuka hadiahnya?"

MC memutar bola matanya lalu tersenyum. "Mmm.. tapi kau yang membukanya untukku. Bagaimana?" ujarnya.

Zen mencubit kedua pipi MC dengan gemas. MC langsung mengerucutkan bibirnya.

"Apa saja untukmu, princess." jawab Zen.

Zen menyobek bungkus itu dengan hati-hati, menampakkan sebuah kotak merah di dalamnya. Ia kemudian membuka kotak itu, MC melihat isi dari hadiah itu dengan mata berbinar. Sebuah kalung dengan liontin hati yang sangat indah.

"Zennyyy! Ini sangat indah." ujar MC senang.

Zen tertawa kecil, ia mengambil kalung itu dari kotaknya dan mengerling kepada kekasihnya. "Mau kupasangkan?"

MC mengangguk cepat kemudian ia berbalik,mengangkat rambutnya, mempersilahkan Zen untuk memasangkan kalung itu di lehernya. Setelah Zen memasangkan kalung perak itu ia memeluk MC dari belakang, menyandarkan dagunya di pundak wanita yang di cintainya itu.

"MC.. kau tahu? Sepanjang malam natal, biasanya aku menyibukkan diriku dengan latihan dan latihan. Aku tidak ingin keluar karena aku akan iri ketika melihat banyak pasangan di jalanan. Mereka berpegangan tangan, tertawa, dan berpelukan." ucap Zen.

"Oh ya? Apakah itu kode buatku agar mengajakmu keluar di malam natal ini, Zenny?" goda MC.

Zen tertawa dan mempererat pelukannya. "Kau memang benar, my princess." ujarnya sembari mendaratkan kecupan hangat di pipi kiri MC. "Baiklah aku akan mengajakmu keluar di malam bersalju ini."

***

MC

Aku dan Zen berjalan beriringan malam ini, suasana sangat ramai. Lampu-lampu gemerlapan, pohon natal hampir terpajang di setiap toko, serta banyaknya orang yang berjalan melewati trotoar di malam hari sambil memakai jaket tebal mereka. Zen tidak berbohong, kebanyakan dari mereka adalah sepasang kekasih. Namun banyak juga anak-anak yang berlarian di pinggir jalan, menikmati malam natal yang indah ini

Zen mempererat genggaman tangannya di pundakku. Aku mendongak menatapnya, kedua matanya balik menatapku dengan penuh cinta. Aku bisa merasakan kedua pipiku memerah, walaupun dia sering menatapku seperti itu,namun tiap kali dia melakukanya tetap saja membuatku tersipu.

She Belongs To Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang