ENDING

544 26 9
                                    


2 months later

Jumin meletakkan tas kerjanya dan melepas sepatunya kemudian ia berjalan menuju ke kamar. Ia mengecek arlojinya. Pukul 10 malam.

'Mungkin dia sudah tidur'. Pikir Jumin . Pria tinggi itu memasuki kamarnya sambil melonggarkan dasinya, ia tertegun ketika melihat istrinya sedang meringkuk di atas tempat tidur dengan kedua tangan memegangi kepalanya.

"Nae sarang?"

MC tercekat dan membuka kedua matanya, ia berusaha bangkit duduk dan tersenyum. "Oh, hai honey. Kau sudah pulang rupanya."

Jumin duduk di samping MC dan memeriksa wajah wanita itu dengan serius. "MC? Kenapa kau pucat? Apa kau sakit?"

"Cuma sakit kepala,tapi aku sudah minum obat." jawab MC tersenyum. Jumin menatapnya khawatir. "Aku sudah merasa lebih baik,Jumin." tambah MC, berharap kalimatnya menenangkan suaminya.

"Tidak. Kau harus di periksa, aku akan telepon dokter pribadiku." Jumin merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponselnya segera.

"Jumin.. tapi ini sudah malam. Besok saja.." Ujar MC.

Jumin meletakkan ponselnya di telinganya, menunggu jawaban dari dokter pribadinya. Ia mengelus rambut panjang MC dengan tangan kanannya. "Tidak apa-apa. Dia dokter pribadiku,jadi dia harus datang kapan saja aku- Oh. Ya,Hallo dokter Park. Bisakah kau datang kemari sekarang juga? Istriku sedang sakit. Baik. Terimakasih."

MC tidak dapat menahan senyumnya melihat betapa Jumin sangat perhatian padanya.

"Terimakasih,Honey.."

Jumin menoleh dengan cepat saat mendengar kalimat manis dari bibir istrinya. Ia membalas senyum MC dan mengelus kedua pipinya sebelum ia mendekatinya dan mendaratkan ciuman di bibirnya. MC tersenyum dan membalas ciuman itu, namun tiba-tiba ia mendorong tubuh Jumin dengan cepat.

"Pe-perutku rasanya.." MC memegangi perutnya sebelum akhirnya berlari cepat ke kamar mandi dan menutup pintu.

Jumin sempat mengercapkan matanya beberapa kali karena bingung. Ia kemudian berjalan cepat ke pintu kamar mandi dan berusaha membukanya,namun MC menguncinya dari dalam. Jumin dapat mendengar suara MC batuk-batuk beberapa kali, dan ia menyadari wanita itu tengah muntah.

"MC? Kau tidak apa-apa? Biarkan aku masuk." Ucap Jumin sangat khawatir.

Tak beberapa lama terdengar suara air dan MC membuka pintu toilet,menutup mulutnya.

Jumin segera merangkulnya dan memeriksanya sekali lagi. "Ada apa denganmu? Apa kau salah makan?"

MC terdiam beberapa saat,pandangannya tetap lurus ke depan,seakan baru menyadari sesuatu. Beberapa detik berikutnya ia menatap Jumin dengan serius. "Honey.."

"Ya?" jawab Jumin.

"Aku juga telat."

Jumin menatapnya bingung. "Telat? Telat apa?"

"Aku telat datang bulan. Kurasa.. kurasa aku hamil."

***

MC tidak dapat memejamkan matanya malam itu.Ia meringkuk dengan Jumin memeluknya dari belakang. Setelah dokter Park memeriksanya tadi,ternyata benar ia tengah hamil. Tentu saja MC senang, namun ia khawatir. Ia khawatir apakah Jumin merasakan perasaan yang sama dengannya? Apakah Jumin sudah siap menjadi ayah?

Ia membalikkan tubuhnya dan menatap Jumin yang tengah tertidur pulas.

"Jumin?" Bisiknya.

She Belongs To Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang