Welcome Home

331 28 6
                                    


Chapter 11

Jumin

Aku duduk di sebuah kafe, menunggu mereka. Lelaki berambut panjang itu- seingatku namanya Zen-dan istriku. Semalam aku tidak dapat tidur memikirkan MC. Akhirnya kuterima pesan dari Zen bahwa ia akan membawa MC kembali padaku.

Tentu saja ia harus kembali padaku. Dia istriku. Namun apakah benar.. tentang amnesia itu? Bagaimana ini semua terjadi? Bagaimana dia bisa bertemu dengan Zen dan kembali ke Korea? Arg. Kepalaku sangat pusing.

Kemudian aku melihat mereka tengah memasuki kafe. Sontak aku berdiri dan berjalan ke arah mereka.

"MC." Panggilku, tak bisa menghentikan tanganku untuk menggenggam pergelangan tangannya. Andai saja ia tahu aku sangat ingin memeluknya saat itu.

Namun MC masih tetap sama, ia melepaskan genggamanku dan memandangku dengan takut.

"Tuan Jumin, tenanglah. Mari kita duduk dulu." Zen menepuk pundakku dan menunjuk ke salah satu meja.

MC berusaha bersembunyi di belakang punggung Zen saat kami berjalan menuju ke salah satu meja.

"Ceritakan semuanya mengapa ini bisa terjadi." ucapanku lebih terdengar seperti desakan daripada permintaan.

Zen menghela nafas, dan menceritakan semuanya padaku secara rinci. MC hanya terus menunduk menatap meja.

MC hilang ingatan saat kecelakaan itu. Ia kehilangan ingatannya tentang kejadian dua tahun terakhir. Mengapa harus terjadi? Mengapa ia harus melupakanku?

Aku menatapnya yang masih menunduk. Zen melirik ke arah MC, matanya menampakkan kesedihan, kemudian lelaki itu kembali menatapku.

"Hari ini.. MC bersedia kembali padamu. Kurasa itu yang terbaik untuj memulihkan ingatannya."

Secuil kegembiraan muncul dari hatiku. Aku masih punya kesempatan, aku masih punya kesempatan untuk memilik orang yang sangat kucintai. Aku tidak akan melepaskannya.

"MC.. kau bersedia? " Aku bertanya padanya.

MC mengangkat wajahnya, mata Hazel itu, aku sangat merindukannya. Namun mata itu kini menyiratkan kesedihan, apa ia bersedih karena kembali padaku? Apa ia bersedih akan berpisah dengan Zen? Ia mencintai Zen? Tidak. Tidak bisa. Ia milikku. Ia milikku seorang!

MC mengangguk, menampakkan senyuman tipis. "I-iya." jawabnya.

"Permisi.. silahkan menunya."

Kami bertiga menoleh bersamaan. Seorang pelayan kafe sudah berdiri di pinggir meja, menyerahkan menu kepada kami.

Kami minum dan mengobrol beberapa saat. Namun situasinya sudah pasti sangat canggung. Akhirnya aku memutuskan kembali, kali ini aku kembali bersama istriku! Aku belum memberitahu siapapun bahkan ayahku soal MC. Aku ingin memberinya kejutan.

Sebelum kami memasuki limusin, Zen menghentikan langkahku. Ia menatapku tajam,

"Jumin han, jagalah dia. Jika terjadi sesuatu.. hubungi aku." ucapnya serius.

Kenapa dia memintaku untuk menjaga MC? Tentu saja aku akan menjaganya. Dia istriku! Namun aku mengangguk.

"Baiklah. Terimakasih." Jawabku. Lalu kami memasuki limusin. Kulihat MC memandang ke jendela, melihat Zen dengan sedih sebelum limusin ini berlalu.

***

MC

Aku memandang keluar jendela limusin selama perjalanan, rasanya aneh. Rasanya aneh bersama dengan Jumin. Aku masih tidak ingat apa-apa tentang dia dan kini aku duduk di limusin bersamanya.

She Belongs To Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang