"Sebelum aku memegangmu, aku tak tahu bahwa dunia yang ku tempati itu secerah ini"
Suara petikan gitar yang merdu dari arah kelasnya membuat Jungkook menghentikan langkah. Dengan gerakan yang perlahan, ia mencoba melihat ke dalam kelas dan mendapati seorang yeoja yang duduk di dekat jendela sedang memainkan gitarnya. Rambut pendeknya yang diselipkan ke belakang telinga terjatuh beberapa helai menutupi pipinya.
Jungkook sudah berniat untuk masuk ke dalam kelas ketika yeoja itu tiba-tiba mulai bernyanyi. Permainan gitar yang sendu serta suaranya yang menyiratkan kesedihan terdengar begitu cocok dengan lagunya. Ditambah lagi secercah cahaya matahari yang menyinari yeoja itu membuat visualnya tampak begitu indah.
Selama sekitar satu menit yeoja itu bernyanyi, Jungkook terus menatapnya kagum. Dan ketika permainannya berakhir, Jungkook mulai bertepuk tangan.
*
Eunha masih duduk di bangkunya walaupun kelas telah berakhir. Setelah benar-benar seorang diri di kelas, Ia menarik sebuah kursi ke dekat jendela yang terbuka, lalu mengeluarkan gitar dari tas dan mulai memainkannya. Eunha begitu menghayati lagu yang dinyanyikannya, hingga suara tepukan tangan dari arah pintu mengejutkannya.
"Jungkook" ucap Priska pelan.
Jungkook masih terus bertepuk tangan sambil melangkah menghampiri Eunha."Wow, permainan yang sangat memukau" puji Jungkook sambil mengangguk-anggukkan kepala.
"Gomawo" Eunha tersenyum tipis.
Jungkook menarik sebuah kursi di hadapan Eunha dan duduk di atasnya.
"Apa kau mau ke ruang musik lagi?"Eunha mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jungkook itu.
"Seleksi" sambungnya.
"Ah, begitu. Dan lagu tadi, kau akan membawakannya untuk seleksi itu?"
Sekali lagi Eunha mengangguk.
"Menurutku, sepertinya akan mudah bagimu untuk lolos seleksi. Permainanmu sangat bagus" Jungkook mengacungkan ibu jarinya."Kalau begitu, semoga berhasil. Sampai jumpa!" seru Jungkook sambil berdiri dan menepuk pundak Eunha.
Setelah itu Eunha hanya terdiam sambil memegang pundak kanannya yang ditepuk Jungkook. Sementara Jungkook mulai berbalik dan keluar dari kelas dengan senyuman tertahan menghiasi wajahnya.
Dentingan piano sebuah musik klasik karya Mozart Turkish March menggema di seluruh penjuru ruang musik SMA Kyeon Sang. Seorang siswa berkacamata bernama Joshua dari kelas X-1 yang memainkannya.
Akan tetapi, walau permainan Joshua itu nyaris tanpa cela, tidak semua orang di ruangan itu memperhatikannya, karena yang lain sibuk berlatih untuk penampilan mereka sendiri.
Termasuk Eunha, yang lebih memilih untuk menghapal lirik lagunya. Namun saat permainan piano Joshua selesai, tepuk tangan tetap terdengar meriah.
"Joshua Hong. Kau sudah bermain piano untuk waktu yang lama?" tanya Mingyu pada Joshua yang berdiri di panggung di depannya.
"Ne, sejak umur tujuh tahun" jawab Joshua.
"Teknik bermainmu sudah sangat bagus, dan tidak ada nada yang miss. Tapi ada satu kekuranganmu. Kau tidak memiliki pesona saat memainkannya. Bukankah kau merasakan sendiri bahwa hanya segelintir orang yang benar-benar memperhatikan penampilanmu hingga akhir? Tapi tidak apa, itu bisa kau pelajari nanti" komentar Mingyu.
"Selanjutnya, Jung Eunha dari kelas X-3"
Eunha menegakkan kepalanya. Kemudian setelah menarik napas dalam-dalam, ia mengambil gitarnya dan mulai melangkah ke atas panggung.
Eunha menatap sunbae-sunbae di depannya dengan tegang. Ketua klub, Mingyu terlihat sedang merapikan kertas-kertas formulir, sedangkan wakilnya, Tzuyu, merapikan rambutnya sebentar lalu menopangkan tangan kanannya pada dagu dan menatap Eunha.
![](https://img.wattpad.com/cover/112623814-288-k806395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
always been you | eunha-mingyu-jungkook
FanfictionAkankah Eunha dapat bertemu lagi dengan sahabat kecilnya yang lama terpisah?