Survive! (Part 9)

205 17 0
                                    

"Tante, aku sudah memikirkannya."

Siang itu, sepulang sekolah Eunha langsung menghampiri tantenya yang sedang merangkai bunga untuk seorang pembeli. Eunha menunggu hingga tantenya selesai dan pembeli pergi, barulah ia mengatakan hal yang sudah ada di dalam pikirannya sejak tadi malam.

"Mwo?" respon tante Felly untuk pernyataan Eunha tadi.

"Aku.. ingin berobat saja. Kali ini sungguh-sungguh. Aku sudah lelah menjadi berbeda dengan teman-teman lainnya." terang Eunha sambil sesekali menatap mata teduh tantenya.

"Kamu yakin?"

Eunha menarik napas dan menghembuskannya perlahan sebelum akhirnya menjawab "iya"

*

Dan di tempat inilah Eunha berada saat ini. Ruangan berdominasi putih yang dulu pernah dikunjunginya beberapa kali. Walau ruangan ini beraroma lavender menenangkan, Eunha tetap saja merasa gugup tiap kali kesini.

"Annyeonghaseyo, dr. Choi" tante Felly membungkukkan badannya, diikuti oleh Eunha.

"Ah, ne, annyeonghaseyo. Kita bertemu lagi Felly-ssi. Jung Eunha, bagaimana keadaanmu?" sapa seorang ahjussi berkacamata yang dipanggil dr. Choi oleh tante Felly.

"Tidak begitu baik, Choi ahjussi" jawab Eunha jujur.

"Ah, duduklah disini" dr. Choi mempersilahkan Eunha dan tante Felly duduk di kursi di depannya.

"Apa kau masih sering kambuh?" tanya dr. Choi.

"Yah, kadang-kadang, saat di keramaian"

Eunha pun menceritakan kejadian yang beberapa lalu menimpanya pada dr. Choi yang sesekali mengangguk.

Konsultasi Eunha dengan dr. Choi hari itu berakhir dengan diberikannya sebotol kecil obat tablet yang harus dikonsumsi Eunha dua kali sehari.

Eunha memandang botol plastik di tangannya. Ia sudah pernah merasakan betapa sengsaranya ia saat mual dan muntah-muntah sehabis mengonsumsi obat ini. Hingga ia berhenti menggunakannya sekitar setahun yang lalu. Namun kini Eunha berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menerima segala efek samping dari obat ini. Alasannya hanya satu. Ia ingin sembuh.

Eunha masih menatap pantulan dirinya di kaca depan klinik dr. Choi sambil memegang dahinya sampai tantenya dan dr. Choi keluar ruangan.

"Kamsahamnida, dr. Choi. Saya pastikan Eunha akan meminum obatnya dengan teratur." ucap tante Felly sambil melirik Eunha.

"Ne, sama-sama Felly-ssi. Oh, ya, Eunha-ssi, kalau terjadi masalah lagi, kau bisa berkonsultasi dengan ahjussi. Arraseo?"

"Ne, kamsahamnida ahjussi." Eunha tersenyum simpul.

          
        
     
"Kau ingat kan, pesan dr. Choi tadi, Eunha-ya?" tante Felly membuka obrolan dengan keponakannya saat mereka sudah di dalam mobil.

"Ne. Oh, ya, tante. Apa tante mau menemaniku ke suatu tempat?" Eunha menatap tantenya dengan tatapan memohon.

"Hm? Eodi?"

"Salon."

*

"Eunha-ya! Kau masuk sekolah? Oh, ada yang berbeda darimu." Sowon berteriak heboh saat Eunha baru saja duduk di kursinya.

"Woah, kau memakai poni? Terlihat cocok sekali untukmu." reaksi Seungcheol tak jauh berbeda dari Sowon. Sedangkan Jungkook tampak sedang menahan senyumnya.

"Oh?" Eunha memegang rambutnya salah tingkah.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Jungkook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

always been you | eunha-mingyu-jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang