Greetings (Part 1)

302 17 0
                                    

Entah sudah kali keberapa yeoja itu mengacak kertas di tangannya dan melemparkannya sembarangan. Halaman balkon yang tadinya bersih kini sudah dipenuhi gumpalan-gumpalan kertas di berbagai penjuru. Seorang yeoja berambut lurus pendek terlihat sedang berkutat dengan bukunya di salah satu bangku panjang yang ada di balkon itu. Sesekali Ia mengangkat kepala menghadap hamparan awan putih yang berarak ceria di langit, sambil menggumamkan nada-nada yang tak jelas.

"Eunha-ya!"
"Ya ampun, Eunha. Dari mana aja, sih, hobi banget ngilang!"

Eunha yang sudah mendapat ketenangan sejak setengah jam yang lalu, mengernyit saat seorang perempuan sebayanya tahu-tahu masuk ke balkon dengan gaduh.

"Kok kamu tahu aku disini?" Eunha mengangkat kedua alisnya.

"Iya, aku udah ke perpustakaan, ke taman sekolah, dan tempat lain yang mungkin dikunjungi siswa-siswa biasanya, tapi kamu nggak ada. Ya udah aku kesini. Jadi ternyata ini tempat kamu sembunyi kalau lagi istirahat" sahut Sowon, gadis langsing dengan rambut kecoklatan yang bergelombang.

"Hmm, iya, biasanya aku disini. Wae?" Eunha menutup pulpennya.

"Aniya. Habisnya tiap istirahat pasti kamu ngilang gitu aja. Emangnya kamu nggak ke kantin?" tawab Sowon sambil duduk di sebelah Eunha.

"Nggak perlu. Aku bawa bekal kok" Eunha mengacungkan kotak makannya.

"Ya, kan, kamu bisa makan bekal itu di kantin sambil ngumpul sama teman yang lain" Sowon mengerutkan keningnya menatap Eunha.

"Aku lebih suka disini. Suasananya lebih tenang" Eunha tersenyum simpul.

"Kamu nggak suka keramaian, ya?" tanya Sowon dengan kepala dimiringkan menghadap Eunha yang menunduk menatap bukunya.

"Hmm.. Aku hanya.. membutuhkan inspirasi" jawab Eunha, ambigu.

"Inspirasi untuk?"
"Laguku"
"Ah, kamu suka membuat lagu rupanya" Sowon mengangguk pelan.

Seminggu yang lalu..
Suasana baru. Ia, Eunha, selalu merasa tidak siap untuk hal yang satu ini. Ia pasti akan menjadi anak yang selalu menyendiri lagi di kelas ini. Tidak, di sekolah ini. Terlalu takut untuk menghadapi keadaan kelas barunya, Eunha berjalan masuk dengan kepala ditundukkan. Namun, baru beberapa langkah setelah ia melewati pintu, seseorang menyapanya dan mengajak duduk bersama. Eunha menghembuskan napas lega. Setidaknya kali ini ia mendapat teman sebangku yang dapat mengajaknya bicara.

*

"Jungkook-ah! Wow, aku tak menyangka kau benar-benar ingin sekolah disini. Wae? Ada yang salah dengan Amerika?"

Tepukan yang cukup keras di pundaknya membuat langkah Jungkook terhenti. Ia tersenyum simpul lalu berbalik. Seorang lelaki jangkung dengan rambut ditata ke atas tertawa kecil menampakkan deretan giginya yang rapi.

"Oh, Mingyu-ya! Akhirnya kita bisa bertemu lagi. Tapi, ada apa dengan wajahmu?" Jungkook menatap Mingyu dengan senyuman lebar.

"Apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" Mingyu langsung memegangi wajahnya, sementara Jungkook mulai tertawa.

"Hei, mengapa kau semakin keren? Kau mau mengalahkanku, ya?" Jungkook meninju lengan Mingyu pelan.

"Ahaha, kau ini tidak berubah sama sekali. Hei, dengar. Sejak dulu memang aku yang lebih tampan darimu. Belum ada yang pernah berhasil mengalahkan ketampananku ini. Ah, tapi, sepertinya Amerika sudah mengubahmu, ya. Kau memanggilku dengan nama padahal aku lebih tua darimu. Dan, neo, mwo? Mwo?" Mingyu tidak dapat menyelesaikan kalimatnya karena Jungkook sudah tertawa terbahak-bahak.

"Dan kau juga masih belum berubah, Mingyu-ya. Kau tetap saja narsis dan menganggap dirimu paling tampan." sahut Jungkook di sela tawanya.

"Hei, bagaimana orang lain akan memujimu kalau kau tidak memuji diri sendiri terlebih dahulu?" kilah Mingyu.

always been you | eunha-mingyu-jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang