"Cinta itu seperti hujan. Kita tidak bisa memastikan kapan datangnya, karena mendung bukan berarti akan turun hujan. Tahu-tahu saja tetesannya sudah menggenang dan meluap."
Eunha yang sedang berjalan menyusuri trotoar mempercepat langkah begitu merasakan rintik hujan yang mulai membasahi rambutnya.
Eunha kini mulai berlari, namun hujan juga semakin lebat. Akhirnya Eunha memutuskan untuk berteduh dahulu di bawah sebuah pohon rindang di dekat situ. Ia sudah bersiap-siap hendak berlari lagi ketika seseorang datang. Seseorang yang dikenalnya.
Mingyu masih berdiri di depan sekolah. Sendirian, karena Jungkook sudah pulang duluan dengan motornya. Hari ini Mingyu memang tidak memakai kendaraan ke sekolah karena udara segar tadi pagi membuatnya ingin berjalan menikmatinya.
Namun, saat ini Mingyu menyesali niatnya itu. Mingyu mengangkat kepalanya seraya menengadahkan tangan, merasakan air hujan yang berjatuhan ke telapak tangannya. Kemudian ia maju selangkah, membuatnya kehilangan tempat berteduh dan merasakan hujan yang menampar-nampar wajahnya. Mingyu tersenyum di tengah hujan yang lebat itu.Kemudian Mingyu mulai berlari menerobos hujan, tanpa mempedulikan seragamnya yang mulai basah. Saat hampir sampai di sebuah pertigaan, langkah Mingyu terhenti. Mingyu menaungi matanya dengan tangan agar dapat melihat lebih jelas. Ternyata ia memang tidak salah lihat. Mingyu pun berlari ke sebuah pohon dekat situ.
Eunha masih terkejut melihat Mingyu yang berlari menghampirinya dengan tubuh yang basah kuyup.
"Hai. Kau kehujanan?" tanya Mingyu begitu ia sampai di bawah pohon yang sama dengan Eunha.
"Kurasa aku yang harusnya mengatakan itu. Kau kehujanan"
Itu bukan pertanyaan. Eunha memandang Mingyu yang sedang mengacak-acak rambut lalu mengaturnya asal. Laki-laki itu kemudian tersenyum menatap Eunha."Eoh, sengaja" ia tertawa kecil.
Eunha mengangkat alis mendengar jawaban laki-laki itu.
"Wae?"Mingyu menatap langit yang berwarna kelabu sambil tersenyum tenang.
"Joha"
"Mwo? Hujan?"
"Anggap saja begitu" Mingyu kembali menatap Eunha namun dengan senyum yang lebih lebar.
Eunha merasa jawaban Mingyu itu terlalu ambigu.
Apa atau siapa yang disukai? Dan apa yang harus Eunha anggap begitu?
Membingungkan."Apa kau suka hujan?" tanya Mingyu tiba-tiba.
Eunha terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Mingyu itu.
"Hmm, aku ingin menjadi seperti hujan" jawab Eunha akhirnya.
"Wae?"
"Karena hujan selalu mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali" jawab Eunha sambil menerawang, sementara Mingyu menatap Eunha dari samping dengan sorot kekaguman.
"Kau sendiri? Kenapa kau suka hujan?" tanya Eunha juga, menatap Mingyu.
"Hanya.. kenangan. Aku mempunyai kenangan indah dengan seseorang pada saat hujan" Mingyu tersenyum misterius.
"Nugu?" Eunha tidak mengerti mengapa ia bisa menjadi sangat penasaran seperti ini. Biasanya ia bahkan tidak begitu peduli dengan kehidupan orang lain.
"Cinta pertamaku" Mingyu menatap Eunha dengan mata hitam legamnya.
"Ah, begitu" sahut Eunha setelah terdiam sebentar.
"Kau tahu? Cinta itu seperti hujan. Kita tidak bisa memastikan kapan datangnya, karena mendung bukan berarti akan turun hujan. Tahu-tahu saja tetesannya sudah menggenang dan meluap." Eunha meluruskan tangan, membiarkan tetesan hujan membasahi telapaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/112623814-288-k806395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
always been you | eunha-mingyu-jungkook
FanficAkankah Eunha dapat bertemu lagi dengan sahabat kecilnya yang lama terpisah?