#Part 3

2.3K 127 0
                                    

Pagi itu Rhenza datang ke rumah Krisan dengan seragam PDH. Ia datang sangat pagi bahkan sebelum apel pagi dilaksanakan.

'Tok tok tok..'

Ketuk tangan Rhenza pada daun pintu rumah Krisan. Gadis yang ia cari akhirnya keluar dengan wajah setengah kaget.

"K-kak Rhenza?" ucapnya terbata.

Tanpa basa-basi ataupun berbicara apapun Rhenza langsung melabuhkan raganya dipelukan Krisan. Krisan merasa bingung atas apa yang Rhenza lakukan.

"I love you, jangan tinggalkan aku, aku ingin tetap bersamamu" ucapnya setengah berbisik. Lantas pelukannya semakin erat hingga Krisan merasakan detak jantung Rhenza yang berdebar keras. Krisan hanya terdiam kaku. Mulutnya terasa terkunci, hatinya kembali terluka mendengar ucapan Rhenza. Matanya mulai membendung cairan bening yang semalaman telah dikuras. Kedua lengannya yang tergantung akhirnya mendekap punggung kokoh Rhenza. Perlahan buliran air mata itu jatuh dengan perlahan dan semakin deras.

'Apa kamu mengetahui semuanya? Ku harap, semua ini akan selalu menjadi rahasia yang tak pantas kamu ketahui' batin Krisan.

Krisan merasa dadanya sesak dan sulit bernapas karena eratnya pelukan Rhenza, ia segera meminta dilepaskan saat itu juga. Beruntung saat Rhenza memegang pipi Krisan air matanya sudah mengering dan segera ia menghadirkan senyum bahagianya untuk menutupi semua luka yang baru saja dibuka kembali.

"Kenapa pipimu bergalur merah?" tanya Rhenza khawatir. Krisan tampak gelagapan saat menjawabnya.

"Itu, ada nyamuk, gara-gara aku gemas jadi pukulnya terlalu keras hehe"

Rhenza tersenyum melihat gadisnya yang terlihat bahagia itu. "Kenapa aku iri sekali pada nyamuk itu? Meskipun ia harus mati, tapi ia bisa merasakan bagaimana mencium pipimu yang halus ini" ia menyeringai nakal. Krisan mencubit pelan perut bidang Rhenza. Lelaki itu tertawa karena geli.

"Kakak kenapa datang sepagi ini?" tanya Krisan.

"Aku merindukanmu, semalaman aku tidak bisa tidur"

Krisan tertawa jaim mendengar ucapan Rhenza. Ia menautkan pandangannya. Krisan mempersilahkannya duduk namun Rhenza berkata ia harus segera pergi karena apel pagi akan segera dimulai. Krisan mengangguk dan mengantarnya sampai pintu pagar.

****

Sebuah notifikasi pesan muncul di ponsel Krisan. Ia segera membukanya takut-takut penting. Ternyata pesan itu dikirim oleh Rhenza.

'Bisa kita bertemu sekarang? Aku merindukanmu!' singkat pesan tersebut.

Senyuman kembali merekah dibibir Krisan. Ia bahagia karena hendak bertemu sang kekasih. Setidaknya ia masih memiliki waktu satu minggu untuk menghabiskan waktu bersama Rhenza sebelum ia pergi meninggalkannya.

'Dimana kita bertemu?' balas Krisan.

'Cafe loka indah permata'

'Okey'

Krisan POV

Aku bersiap dan segera berangkat. Dipinggiran jalan tepatnya di halte bis, aku menunggu taksi untuk ku tumpangi. Tidak lama, taksi datang dan aku segera berangkat.

Sengaja aku memberhentikan taksi dengan jarak agak sedikit jauh dari cafe. Aku ingin mengendap-endap mengagetkan Kak Rhenza. Aku malah tersenyum sendiri ketika membayangkan wajah Kak Rhenza saat kaget.

Saat aku berada diujung jalan cafe, aku melihat sesosok pria berseragam hijau khas PDH AD keluar dengan langkah gontai. Ya, pria itu adalah Kak Rhenza, ia menempelkan ponselnya ditelinga sambil terus berbicara, wajahnya tak kalah panik. Ia segera masuk ke mobil Fortuner putih yang terparkir rapih diparkiran cafe.

Cintaku Hanya Untukmu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang