#Part 5

2.1K 112 1
                                    

Tubuh Krisan menggigil kedingingan, namun masih terselir tawa dibibirnya. Kedua tangannya saling memegang lengan atasnya. Tubuh kecilnya terbalut oleh jaket tebal milik Rhenza yang sengaja disimpan di mobil.

"Kamu dingin sayang?" tanya Rhenza khawatir. Namun dengan sigap Krisan menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Rhenza tahu kalau kekasihnya itu sangat kedinginan, terlihat dari bibirnya yang sedikit pucat dan membiru, juga dengan guyuran hujan yang membasahi tubuhnya. Apalagi cuaca dingin khas puncak.

"Kita cari minuman hangat yuk, biar kamu gak kedinginan" ucap Rhenza dengan lembut. Krisan hanya menengok dan tersenyum manis.

Rhenza melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Krisan hanya diam entah memikirkan apa, Rhenza mencubit pipinya seraya berkata "hey! Jangan melamun!". Seketika tawa mereka terdengar dan suasana menjadi hangat.

"Hmm.. Kakak tahu gak kalau kakak itu kayak hantu?" tanya Krisan yang membuat Rhenza mengerinyitkan dahinya dan tersenyum heran.

"Kok hantu? Kakak mati dong?"

"Ih, bukan! Kakak itu kayak hantu, selalu menghantui dalam hidup aku, selalu terbayang dalam hidup aku,, mau sedih ataupun senang, kakak selalu ada, kakak juga mampu menembus tembok hatiku yang tebal ini hehe" tutur Krisan yang selalu dilengkapi dengan senyuman.

"Hahahaha,, sekarang kamu pintar gombal ya" tangan kiri Rhenza mencubit pipi Krisan dengan

"Aku gak gombal kak!"

"Iya deh, kakak mau jadi hantu kamu hehe, kapanpun dan dimanapun kakak akan selalu menjadi milikmu" Rhenza tersenyum manis.

Krisan menatapnya dengan sendu. 'Ya, kamu adalah hantuku, yang tidak akan pernah bisa aku gapai dan tak dapat aku genggam tanganmu' batinnya. "Kakak! Fokus ke jalan dong! Jangan lihatin aku terus! Hihi" Krisan mendorong pipi kiri Rhenza.

Rhenza tertawa dan akhirnya mau menatap ke jalan raya. "Habisnya kamu cantik,, kakak jadi ingin menciummu. Kamu seperti bayi kecil yang menggemaskan hehe" celetuk Rhenza.

"Mau cium? Boleh kok!" wajah Krisan terlihat nakal dengan senyumannya.

"Beneran? Siapa takut!" wajah Rhenza tak kalah nakalnya dengan Krisan, Rhenza memanyunkan bibirnya yang mengarah ke pipi Krisan namun matanya tetap fokus ke jalanan.

"Halalin dulu! Hahaha" Krisan menaruh telapak tangannya dimulut Rhenza dan tertawa. Wajah Rhenza menjadi layu.

"PHP ya!"

"Siapa bilang?"

"Sayang, kamu nyanyi dong,, kakak belum pernah dengar suara kamu"

"Nanti ban pecah lagi kalau aku nyanyi" canda Krisan. Rhenza tertawa kecil saat melihat Krisan memanyunkan bibirnya dengan manja.

"Ayolah, sekali saja.. Ya?" rayu Rhenza.

"Iya udah deh"

Rhenza tersenyum melihat wajah Krisan yang begitu ceria. Tak sedikitpun dirinya melihat kegundahan dari diri gadis itu. Begitu ceria dan bebas. Krisan mulai mengeluarkan suara lembutnya yang membuat tanganRhenza menepuk-nepuk stir mobil tanda menikmati iringan syair.

Bergetar hatiku saatku berkenalan dengannya..
Kudengar dia menyerukan nama dirinya

Sejak ku bertemu ku telah jatuh hati padanya..
Didalam hati telah menjelma cinta dan bawalah daku selalu..

Cintaku Hanya Untukmu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang