#Part 9

2.2K 108 2
                                    

Keadaan yang paling menakutkan selain terlupakan adalah memaksa diri untuk melupakan

"Adila... Adila kecelakaan"

"Astagfirulloh, sekarang dia dimana mah?"

"Dia di RSU sekarang nak"

"Iya iya, aku sekarang kesana"

~~~

Setelah beberapa saat, gadis itu masih memejamkan matanya. Dengan tangan dan kepalanya terbalut verband. Bunyi gelembung oksigen begitu jelas terdengar dengan sepinya suasana sekitar. Hanya Rhenza dan Adila yang berada di ruangan.

Diluar sana, gelap telah menyambangi daerah sekitar dan gemericik hujan yang tidak berhenti sejak sore tadi.

Rhenza segera beranjak dari tempat duduknya ketika melihat Adila membuka matanya. Tampaknya gadis itu sedikit kesakitan, ia juga terlihat sedikit terkejut melihat kondisi tubuhnya yang penuh luka dan alat kesehatan.

"Dil, kamu jangan bangun dulu. Tidur aja" ucap Rhenza yang kembali menidurkan Adila yang akan beranjak dari tempat tidurnya.

"Rhenza aku kenapa?"

"Tadi kamu kecelakaan"

Tatapannya kosong setelah ia mendengar bahwa dirinya mengalami kecelakaan. Ia tidak lupa siapa yang telah ia temui dan siapa yang telah menyelamatkannya.

"Apa kamu bisa mengambilkan tasku?" pintanya.

Rhenza beranjak mengambil tas hitam yang tersimpan rapih di meja tepat disamping tempat tidur Adila.

"Apa kamu merindukannya?" ujar Adila.

Rhenza merasa bingung akan apa yang Adila katakan. Ia tidak mengerti siapa yang Adila bicarakan.

"Maksudmu?" tanya Rhenza.

"Apa kamu merindukan Krisan?"

Jelas lontaran kata itu membuat hati Rhenza tertegun. Mengapa setelah lama ia mencoba menjaga agar ingatannya tidak kembali pada Krisan harus gagal. Semakin ia teringat Krisan, hatinya semakin sakit. Apa boleh buat, mungkin ia hanya bisa berguling-guling di tempat tidur dengan memeluk gambar Krisan.

"Kenapa kamu membicarakan itu?"

"Seseorang menginginkanju untuk memberikan ini padamu" Adila memberikan sebuah amplop merah dengan pola batik.

Rhenza segera menerimanya dan bertanya apa. Namun, Adila tidak memberitahunya ia hanya memberitahu jika ia membacanya Rhenza akan tahu apa dan siapa.

Rhenza mengurungkan waktunya untuk membaca surat tersebut, namun Adila memaksanya untuk membacanya.

"Sebegitu pentingkah surat ini untukku?" ucap Rhenza.

"Sebelum kecelakaan, aku menemui Krisan, dan ia menitipkan surat ini untukmu. Orang yang menyelamatkanku dari kecelakaan itu adalah Krisan" ungkap Adila

"Krisan?" tanya Rhenza.

Adila menganggukkan kepalanya dan berkata 'Ya'.

Cintaku Hanya Untukmu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang