14

387 52 1
                                    

Jeonghan bengong.

Kata 'mantannya' masih terngiang gitu.

Padahal, Seungcheol bukan siapa-siapa dia. Kok rasanya sakit gitu?

Entahlah. Hati Jeonghan kayaknya udah campur aduk gak karuan.

Tadi sampai pegangan tangan gitu...

Kayaknya bener deh?

Terus kalau bener emangnya kenapa, Han?

Aneh lo.

Jeonghan bangkit dari tempat duduknya, gak sadar kalau sekarang lagi jam pelajaran.

"Jeonghan, kamu ngapain berdiri?!" teriak guru yang ada di depan, Pak Jimin namanya.

"E-enggak pak, mau izin ke toilet, hehe." Jeonghan jalan ke depan sambil nyengir, terus izin baik-baik ke Pak Jimin.

"Yaudah, sana."

***

Dari kelasnya, toilet emang agak jauh. Gak jauh-jauh amat, jarak 4 kelas.

Karena dia ke toilet, otomatis lewat kelas Mingyu, Seokmin, sama Jun.

"Han!" panggil Mingyu. Yes, dia bolos.

Jeonghan cuma noleh biasa. Abis itu lanjut jalan. Sebenernya dia gak mau ke toilet sih, tapi ya udahlah. Udah terlanjur.

"Noleh kek kalau dipanggil temen!" katanya.

Jeonghan noleh sebel, terus ngehampirin.

"Kenapa lo manggil-manggil?" tanya Jeonghan males.

Mingyu senyum tipis, terus ngusap kepala Jeonghan pelan, "Maaf ya tadi gue gak sempat ke perpus lagi untuk anterin makanan buat lo."

Apa banget, dah.

"Sans aja, hehe." Jeonghan cuma senyum maksa. Udah, abis itu dia beranjak mau ke toilet. Takut disangka bolos sama Pak Jimin.

Eh, Mingyu nahan dia.

"Bentar lagi ya, Han. Gue masih mau berdua sama lo," kata Mingyu.

Kalau guenya ogah gimana?

Jeonghan tetep ga peduliin omongan Mingyu. Untungnya Mingyu gak nahan dia lama-lama.

Lama kelamaan, sosok Jeonghan hilang dari pandangan Mingyu.

***

"Anjing, anjing, anjing!" maki Seungcheol. Seokmin yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala.

"Yaudah sih, kalau emang lo udah ga sayang sama Nayeon, langsung gas Jeonghan aja."

Mata Seungcheol yang belo itu membulat.

YAKALI??!! batin Seungcheol.

"Ih gue gatau mau deketin dia gimana..."

Seokmin berdiri, "Bodo amat ah gue balik ke kelas. Capek nasehatin lo."

Seungcheol hanya terdiam sembari melihat sahabatnya yang mulai menjauh.

***

Jam istirahat...

Jeonghan biasa menghabiskan waktunya bersama Jisoo untuk pergi ke kantin.

"Han," panggil Jisoo.

"Apaan?"

"Gue mau cerita nih, tapi ntar aja deh yah..." katanya malu-malu.

Ni anak ngapa dah? batin Jeonghan.

Jeonghan manggut-manggut, "bebas sih, terserah lo aja kapan mau ceritanya... gue mah ikut aja."

"WOI!" teriak Seokmin yang tiba-tiba datang.

Namun, Seokmin tidak sendiri... disana juga ada Seungcheol.

Seokmin pun langsung duduk di samping Jisoo.

Seungcheol? menahan rasa gengsinya karena harus duduk di samping Jeonghan.

"NAH KALIAN DAH PADA PESEN?" tanya Seokmin dengan nada gak nyantai.

Jisoo mukul Seokmin pelan, "Udah lah bego! Gak liat apa ini ada 2 mangkok kosong?"

"Keknya dia agak buta," kata Seungcheol dengan nada dingin, seperti biasanya.

Jeonghan sedari tadi hanya diam. Memerhatikan keadaan sekitarnya.

Akibatnya, ia menyadari bahwa persahabatannya sebenarnya cukup rumit.

***

Hai GENGS! setelah berbulan-bulan tidak update, akhirnya diriku mendapatkan hidayah!

Sorry kalau pendek:( mingdep gw unbk btw...

DOAIN YA HEHEHEU!

Senior; JeongCheol [privated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang