8

522 78 35
                                    

Mood gue ancur parah.

Mana sekarang pelajaran matematika. Gurunya si ampas Agus lagi.

"Kalian saya kasi tugas berkelompok ya. 1 kelompok 3 orang," kata si Agus.

Anjir. Gue pasti sekelompok sama Jisoo Soonyoung, gue gamau sama Jeonghan.

Persetan dia doi gue atau bukan.

"G-gue sekelompok sama senior ya?" Jeonghan tiba-tiba ngomong ke gue.

B...

bANGSAT!

Gue mana bisa nolak.

Gak lama, Jisoo ngehampirin gue.

"Gue sama Jeonghan sekelompok sama lo ya. Peduli amat lo dikatain terong, toh ciwi-ciwi masih pada demen," ejek Jisoo.

Tai lah.

"Serah lo," kata gue ke Jisoo.

"Kumpulkan hari Jumat ya, bapak keluar." Akhirnya, si Agus keluar. Maap-maap aja nih, gue gasuka sama dia. Ya, karena gue ketua kelas.

Masa gara-gara satu kelas remedi Matematika, gue doang yang kena hukum? Mentang-mentang gue ketua kelas. Enak aje lo sipit!

"Senior?"

Anjir, suaranya alus banget. Gak nekan-nekan kayak kemaren.

Luluh abang, dek....

"Cheol? Kerjain di perpus besok aja ya? Gue mager hari ini mau tiduran aja," usul Jisoo.

"Hm."

"Gue anggap itu sebagai iya ya!" Apaan dah Jisoo. Gue mager kalau besok.

"Kenapa gak hari ini aja? hehehe," usul Jeonghan.

Nah ini, gue setuju!

"Ya udah hari ini." Gue pun beranjak dari kursi gue, mau ke kantin nemuin Seokmin.

"KALAU HARI INI KALIAN BERDUA YA!" teriak Jisoo.

Oh, jadi dia sengaja bantuin gue.

Baik deh tuh anak.

Cepet-cepet jadian ama Seokmin ya, Jis:)

***

"Senior, ngerti yang ini gak?" tanya Jeonghan.

Balik lagi ke semula. Pake diteken-teken gitu ngomongnya.

"Gak," jawab gue singkat. Image cool gue woi. Bodo amat gue emang gatau.

"Yaudah, gue tanya ke Mingyu," kata dia santai, terus bangkit dari tempat duduk.

Gue reflek megang tangan dia. Nahan dia. Plis, jangan Mingyu. Siapapun deh asal jangan Mingyu. Jun juga jangan sih hehe.

Kenapa jangan mereka? tanya pada sang Maha Kuasa.

"Jangan kemana-mana," kata gue dengan nada dingin. Biasa, jaim woi. Ya walaupun harga diri gue udah jatoh sejak Jeonghan belom dateng.

"Ntar gak selesai dong, senior."

"Gue yang kerjain," kata gue. Jeonghan pun duduk lagi.

"Terus kalau senior yang kerjain, gue ngapain?" Kayaknya dia mulai sewot sama gue. Duh, jadi kepikiran kata-kata Seokmin.

Jangan sok dingin, entar lo nyesel.

Tai tai tai.

"Duduk diem." Bego, Seungcheol!

"Gue pulang aj-"

"Jangan." Lagi-lagi gue nahan tangan dia.

Tangannya bikin khilaf woe!

"Lah terus gue ngapain?!"

"Cukup liatin gue."

"Kurang kerjaan!"

"Hm."

"Gue pulang."

"Gue anter."

"Gue pulang sama Jun, sorry."

Dia

Ninggalin

Gue.

JUN BANGKE!

***

Gaada tanda2 apapun ya:') yauda rapopo:')

Pengen cepet selesain ni ff... cuma ya gitu wkw

BTW INI UNYU BGT WOI

BTW INI UNYU BGT WOI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senior; JeongCheol [privated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang