Puri Prameswari
Puri tidak tahu berapa lama dia sudah memejamkan mata. Dia hanya tahu bahwa bangku taman yang didudukinya saat ini sepi. Setidaknya kesepian di taman itu sejenak dapat menghilangkan beban pikiran yang selama ini menyelubungi otaknya. Melepas seluruh penat untuk kemudian kembali dipikirkannya lagi.
Kira-kira 15 menit kemudian, barulah Puri memutuskan untuk membuka mata. Pertama dia berkedip guna menyesuaikan matanya yang terlalu banyak menangkap cahaya. Perlahan, barulah keadaan sekitar dapat dilihat secara jelas. Punggungnya masih menyandar bangku taman secara sempurna. Ditengoknya ke arah kanan lalu ke arah kiri dan tidak menemukan siapa pun kecuali satu dua orang yang berlalu lalang di depannya. Rupanya dia memilih tempat yang tepat. Kemudian tiba-tiba tanpa terduga air mata mulai keluar dari matanya. Membasahi pipi kala bayang melintasi seluruh pikirannya. Ah ... dia mulai mengingat semuanya.
Permasalahan hidup yang terkadang sampai membuat Puri tidak tahu lagi melakukan apa untuk keluar dari masalah tersebut. Sama seperti saat ini ketika matanya sedikit demi sedikit terbuka tentang watak Wibisana sesungguhnya. Wibisana adalah kekasihnya selama lima tahun belakangan tanpa putus nyambung dan tentu itu dapat disebut sebuah rekor. Walau bagaimana pun Puri tetap cinta pada laki-laki tersebut. Baginya Wibisana tetaplah Wibisana. Seorang laki-laki yang pengertian dan murah senyum. Tapi belakangan ini –walau Puri harus mengakuinya dengan berat- Wibisana berubah banyak.
Dulu ... dulu sekali tepatnya dua tahun setelah jadian, Puri mendapati Wibisana selingkuh di belakangnya. Selingkuh dengan teman kelas Wibisana bernama Astri. Tapi tetap saja, saking cinta –entah cinta buta atau apa- Puri pada Wibisana, perempuan itu masih saja mau memaafkan Wibi. Di mata Puri, tidak ada lelaki lain sebaik Wibinya. Wibi yang selalu mengerti dan menenangkan dirinya ketika menghadapi sebuah masalah.
Dari sana, mana mungkin Puri rela ditinggalkan Wibisana. Kesalahan Wibisana dengan Astri dulu pun dilupakan Puri begitu saja. Toh setelah itu kekasihnya benar-benar menunjukkan sikap menyesal. Setidaknya sejak perselingkuhan itu Wibinya berubah menjadi lebih pengertian, sabar, dan membuktikan bahwa Puri menjadi prioritas setelah ibu lelaki itu. Tidak apa ibu tetap menjadi prioritas utama, karena Puri tahu bahwa tanpa keluarga -terutama ibu- kita bukan apa-apa. Puri tahu betul itu dan dia selalu mengerti keadaan Wibi jika harus berhubungan dengan keluarga.
Sekarang mungkin keadaannya berubah. Kembali lagi kenapa Puri sampai menangis. Akhir-akhir ini Wibi tidak memiliki waktu bagi Puri. Bukan karena Puri termasuk perempuan manja hingga sang kekasih harus meluangkan waktu walau hanya sedikit. Bukan itu. Melainkan karena akhir-akhir ini Puri mendengar perkataan tidak enak tentang Wibi dengan teman satu jurusan pria itu bernama Indriani.
Wibi dan Indriani -atau yang biasa dipanggil Indri- adalah mahasiswa jurusan kedokteran. Indri adalah jenis perempuan sempurna. Cantik dan menjadi salah satu primadona kampus. Berbeda jauh dengan Puri Prameswari. Dia hanya mahasiswa dalam kategori biasa-biasa saja. Tergolong pintar memang hingga bisa mendapat beasiswa penuh atas biaya kuliahnya. Tapi bukan jenis perempuan cantik hingga membuat mata para adam memandangnya dua kali kala bertemu pandang.
Puri tidak sama dengan kedua sahabatnya, Sakia dan Anjani. Puri tidak semenarik Sakia yang hanya dengan perkataannya mampu membuat orang lain tertarik. Sahabatnya itu memiliki aura yang membuat orang lain meletakkan perhatian lebih. Puri juga tidak sama dengan Anjani. Perempuan dengan otak cemerlang juga paras ayunya. Yah setidaknya kedua sahabatnya itu sama-sama memiliki paras cantik dan menarik.
Puri tidak jelek-jelek amat memang. Cukup dengan sedikit polesan dia sebenarnya sudah bisa dikategorikan sebagai perempuan cantik. Tapi permasalahannya Puri terlalu malas mempercantik diri. Prinsipnya sampai sekarang adalah "tidak apa tidak cantik, asal cantik hati". Sering Sakia dan Anjani mengajaknya untuk mengubah penampilan, tapi selalu saja Puri memiliki banyak alasan yang membuat dua sahabatnya menyerah. Setidaknya Puri berpikir bahwa dengan penampilannya itu ia masih memiliki Wibi di sampingnya. Wibi yang tidak menuntut apa-apa pada dirinya. Lalu sekarang? Itu menjadi pertanyaan besar. Akankah Wibi tetap bertahan di sampingnya? Atau perlahan pergi meninggalkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Efemeral (#1 ELK Series) - ON HOLD
Ficção GeralNamanya Puri Prameswari. Perempuan berambut lurus sebahu. Penggila bunga krisan (seruni) dan warna biru. Berparas cantik dan manis. Sifatnya cukup tertutup sehingga tidak menutup kemungkinan hanya memiliki dua orang sahabat, Anjani dan Sakia. Tapi b...