05-Pertemuan Kedua (?)

316 40 0
                                    

Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!

---

Krisan tidak tahu harus bagaimana ketika tadi ia mendengar penjelasan mamanya tentang perjodohan kakaknya. Krisan jarang pulang ke rumah karena kesibukannya mengurus usahanya. Sekali pulang, kenapa harus mendapat informasi yang bagi Krisan tidak mengenakkan? Bukan karena apa. Hanya saja perjodohan kakaknya membuat Krisan berpikir tentang kemungkinan nantinya ia akan dijodohkan juga. Di zaman yang mana manusia berpikir jauh lebih maju.

Krisan tidak ingin dijodohkan karena baginya ia mempunyai hak untuk memilih siapa yang harus menjadi pendamping hidupnya. Tapi tetap saja. Dia akan kembali pada prinsipnya untuk tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Mana tega seorang Krisan Aksa Maheswara menjadi penyebab runtuhnya air mata orang tuanya sendiri? Itu mustahil dan Krisan sudah bertekad untuk tidak melakukan hal yang mengecewakan kedua orang tuanya.

Apa hal sama tersebut juga dilakukan oleh kakaknya itu? Atau saking putus asanya Angga mencari calon pendamping hidup, maka menerima saja jika dijodohkan bahkan dengan orang yang tidak dikenal?

Krisan begitu asyik berpikir tentang perjodohan dan orang tua ketika pintu kamarnya dibuka oleh Angga. Baru setelah kakaknya itu duduk di samping tubuhnya yang berbaring, Krisan berpaling dari pemikirannya. Dia menengok ke arah Angga yang menatap ke arahnya seraya mengangkat alis.

"Apa?" tanya Krisan.

"Nggak usah takut."

"Takut apa emangnya?" Tanya Krisan lengkap dengan kerutan kening karena tidak tahu maksud dari perkataan kakaknya itu.

"Dijodohkan." Krisan tidak segera menjawab. Dia berbaring telentang sembari melihat langit-langit kamar. Lebih tepatnya menghindari segala bentuk interaksi antarmata dengan Angga.

"Apa itu berarti ada kemungkinan aku nggak dijodohin sama persis seperti Abang?"

Angga menghela nafas, "ya."

"Kenapa?"

"Karena itu sebagian dari tugas Abang sebagai putra sulung keluarga ini."

"Sok pahlawan." Krisan berkomentar lengkap dengan dengusan kasarnya. "Emang nggak merhatiin perasaan Abang sendiri? Aku yakin Abang juga belum tahu seperti apa perempuan yang bakal dijodohin sama Abang. Dia buruk atau baik. Dia cantik atau nggak. Dia bodoh atau pintar. Dia kalem atau banyak omong."

"Kalau Abang nolak udah pasti kamu yang bakal dijodohkan sama si Sakia ini."

"Serius? Alasannya kenapa salah satu dari kita dijodohin dengan perempuan bernama Sakia ini? Aku yakin Papa sama Mama bukan tipe orang tua kolot tentang suatu hubungan."

"Pernikahan bisnis."

Jawaban singkat yang membuat Krisan bungkam. Menengok ke arah kakaknya yang kini ikut berbaring di sampingnya dengan kedua tangan menjadi bantal tidur. Harus seperti itukah Angga berkorban hanya karena pernikahan yang dilandasi dengan kepentingan bisnis belaka?

"Abang bahagia?"

"Selama kalian bahagia, Abang bakal bahagia."

Krisan tidak tahu lagi harus bagaimana menyikapi ketenangan kakaknya itu. Apa kakaknya tidak pernah membayangkan sebuah keluarga di masa depan dengan cinta di antara mereka? Apa sebegitu bekunya kah hati kakaknya akibat kisah masa lalu hingga menurut saja apa yang menjadi kemauan orang tua mereka?

Krisan tetap diam bahkan ketika kakaknya bangkit dari tidurnya menuju pintu kamar. "Apa pun itu, Aksa ..." kakaknya berkata tanpa mau berbalik ke arahnya sehingga Krisan hanya bisa menatap punggung tegap Angga. "Jadiin perasaan Mama yang paling berharga."

Efemeral (#1 ELK Series) - ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang