Cerita ini hanya dipublikasikan di Wattpad!
---
"Gimana pendapat Lo tentang sahabat Jani yang waktu itu, Dan?" Krisan bertanya secara tiba-tiba pada Ardan yang beberapa kali membenarkan letak kacamatanya.
Sahabatnya itu terlihat sibuk sendiri dengan beberapa lembaran berukuran cukup besar di tangannya. Tapi setelah mendapat pertanyaan dari Krisan itu membuat lelaki itu berhenti barang sejenak, kemudian melanjutkannya lagi seolah Krisan tidak melontarkan pertanyaan sedikit pun padanya.
"Lah, Lo tahu kacang kan ya, Dan?" Krisan menjadi sebal karena merasa diabaikan oleh Ardan. Kemudian tanpa ampun Krisan menjitak kepala Ardan.
"Gara-gara Jani Lo jadi budeg, Dan?" kali ini Krisan menggunakan kalimat sarkasme yang mana segera membuahkan hasil karena Ardan segera menengok ke arahnya.
"Maksud Lo itu Puri Prameswari?"
"Iya, Puri Prameswari. Emang siapa lagi sahabat Jani selain si Puri itu?"
"Sakia. Sakia Salwa."
Krisan terdiam mendengar nama Sakia. Dia tahu benar nama itu adalah nama lengkap dari calon istri kakaknya. Atau dia salah pikir?
"Anjani punya dua sahabat. Puri sama Sakia. Mereka sahabatan mulai SMP."
Dan kenapa orang-orang terdekat selalu berhubungan dengan yang namanya Puri?
"Puri itu anak yatim. Punya pacar namanya Wibisana. Sekarang dia ngontrak. Sendirian. Ibunya tinggal di Malang bareng neneknya. Udah itu aja yang Gue tau karena Anjani nggak pernah cerita lebih panjang dari itu. Kalo Sakia ..."
"Kalo Sakia, Gue udah tau." Krisan memotong ucapan Ardan membuat sahabatnya itu mengangkat alis.
"Sakia Salwa? Anak Pak Said itu? Bener Lo udah tau dia?"
Nah kan bener Sakia yang itu.
"Dia calon bini Bang Angga."
"Lah, Bang Angga mau nikah?"
"Dijodohin."
"Hah? Serius Lo, Kris?"
"Tanya langsung ke Bang Angga aja, Dan. Gue males mau jelasin ke Lo."
"Yah ... waktu Gue penasaran Lo malah bilang males. Lo tau anjing nggak, Kris?"
"Gue taunya kucing. Noh sih Alfa!" Krisan menjawab sembari menunjuk kucing kesayangan Ardan yang kebetulan sedang menggerakan ekornya ke kaki Ardan. Sesekali juga mengeong.
"Waktunya Alfa makan." Ardan berseru yang dibalas dengusan kasar dari Krisan.
"Jadi, gimana menurut Lo si Puri itu?" tanya Krisan yang tanpa sadar mengikuti langkah kaki Ardan ke dapur guna mengambil whiskas untuk si Alfa.
"Emang kenapa sama si Puri? Naksir Lo? Mending nggak usah deh daripada Lo disebut-sebut sebagai perebut pacar orang?"
"Gue tertarik."
Kalimat pendek yang sukses membuat Ardan membuka mulut saking terkejutnya. Ditatapnya Krisan lebih dalam guna mencari kejanggalan atau mungkin sekadar lelucon garing.
"Lo nggak lagi sakit kan, Kris?" tanya Ardan setelah berhasil menguasai keterkejutannya. Bahkan punggung tangannya segera bergerak ke dahi Krisan seolah sedang memeriksa suhu tubuh sahabatnya itu.
"Gue serius." Respon Krisan seraya menepis tangan Ardan.
Karena tidak menemukan kebohongan atau sejenisnya dari wajah Krisan, barulah Ardan menghela nafas berat. Bahkan sepertinya Ardan telah lupa memberi makan kucing kesayangannya.
"Kenapa harus Puri Prameswari, Man? Dia udah punya pacar."
"Gue nggak peduli."
"Lo udah move on dari Tari?"
Krisan mengangkat bahu. "Nggak usah bawa-bawa Tari, Dan. Gue tertarik ke Puri dan itu udah cukup dijadiin alasan Lo ngejawab pertanyaan Gue tadi."
"Jelas Tari harus dibawa dalam masalah ini, Kris! Lo sekarang belajar jadi sok player gitu?"
Krisan menghela nafas panjang. Tidak mudah berurusan dengan seorang Ardana Razqa jika menyangkut masalah hati.
"Ini urusan Gue, Dan. Nggak masalah bukan Gue buat si Puri berpaling dari pacarnya itu? Mereka sekedar pacaran bukan pasangan suami istri."
"Oke Gue usahain buat ngerti Lo. Tapi mending pikir dua kali deh, Kris. Emang nggak ada cewek lain selain Puri?"
"Nggak."
"Kalo dibuat perbandingan, jujur nih ya Gue lebih suka Lo sama Puri, bukan Tari. Puri cewek baik-baik."
"Tari juga cewek baik-baik, Dan."
"Serah Lo. Niat nggak nih denger pendapat Gue?"
"Niatlah."
"Gue setuju banget Lo tertarik sama Puri itu. Tapi yang jadi permasalahan besarnya dia udah punya pacar. Gue yakin Lo udah tau itu karena Dhisti udah cerita semuanya ke Gue."
"Dhisti malah ngedukung Gue waktu itu."
"Ya, Gue tau. Gue juga nggak habis pikir tentang apa yang dipikirin Dhisti. Jadi, sebelum Lo mulai, pikir semuanya dulu, Kris. Mulai dari perasaan Lo. Bener atau nggaknya tindakan Lo itu. Kalo bisa jangan seenaknya ambil pacar orang." Ardan menepuk pundak Krisan, lalu kembali berkata "Karena Gue nggak mau Lo nyakitin hati orang lain seenak jidat Lo."
"Ya, Gue tau itu."
Dan bakal Gue buktiin kalo mudah buat Puri Prameswari jatuh ke tangan Gue.
---00---
Don't copy without my permission!
KAMU SEDANG MEMBACA
Efemeral (#1 ELK Series) - ON HOLD
Ficção GeralNamanya Puri Prameswari. Perempuan berambut lurus sebahu. Penggila bunga krisan (seruni) dan warna biru. Berparas cantik dan manis. Sifatnya cukup tertutup sehingga tidak menutup kemungkinan hanya memiliki dua orang sahabat, Anjani dan Sakia. Tapi b...