Beginning

36 2 0
                                    

Kepalaku terasa sakit, badanku terasa lemas, saat kubuka kedua mataku yang terlihat hanya kegelapan, langit-langit yang gelap, suasana yang lembab. Semua itu membuatku berpikir akan kematianku yang sudah di depan mata, mungkin karena kesalahanku telah mengabaikan hal-hal itu, semua hal yang terjadi sebelumnya, tapi apa itu? Semakin ku mencoba mengingat, rasa sakit di kepala semakin menjadi. Jadi, akan ku terima semua konsekuensinya, dan akan ku sambut dengan hangat sang kematian, seperti keluarga yang lama yang sedang menjemputku untuk kembali pulang.

"Kemarilah, dekap aku, aku akan pergi bersamamu, aku akan pulang bersamamu, wahai sang kematian."

"HENTIKAN!!" sebuah suara mengagetkanku. Terdengar suara langkah kaki dari lorong yang gelap dari arah kiriku.

"HENTIKAN! BODOH!" seorang perempuan berpakaian lusuh muncul. "Jangan kau sia-siakan hidupmu, jangan menyerah dengan keadaanmu, hidupmu masih panjang. BANGKITLAH!"

Aku tertegun melihat perempuan itu, wajahnya tak terlihat jelas karena, hanya pakaiannya yang terlihat samar-samar, begitu lusuh dan penuh dengan tambalan. Aku tak mengenal perempuan itu. Siapa dia, dan apa hubunganku dengannya. Aku mencoba mengumpulkan tenagaku untuk bangkit dan duduk. Sedikit terengah-engah namun aku berhasil duduk.

"Siapa kamu?" tanyaku, "Dari mana asalmu? Bagaimana kamu bisa sampai di sini? Apa aku mengenalmu?"

Aku mencercanya dengan pertanyaan. Perempuan itu berhenti melangkah. Aku tak dapat melihat wajahnya, namun aku yakin raut wajahnya pasti menunjukan wajah kebingungan.

"Kamu tidak mengenaliku?" Perempuan itu balik bertanya kepadaku. "Apa yang terjadi denganmu?"

"Kamu tidak sedang bercanda kan?" Perempuan itu menambahkan.

[R3D] MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang