Dissappear

3 1 0
                                    

Aku dikejutkan dengan suara bising, terbangun dari ketidaksadaranku. Ruangan begitu sepi, dan aku tak tahu ada di mana, aku berada di dalam sebuah kamar, aku juga tak tahu bagaimana aku bisa berpindah ke sini, terakhir kali yang kuingat adalah aku bertemu seorang anak kecil di ruang tamu. Aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar, mencari mereka -- Clara dan si anak kecil bernama Radit.

Kamar ini ternyata bersebelahan dengan kamar Clara. Sebelumnya aku tak menyadari jika ada kamar lain  yang bersebelahan dengan kamar Clara. Aku keluar dari pondok, terlihat beberapa pijakan berbatu, dan pondok kecil ini dikelilingi oleh pagar kayu. Aku tak menyadari hal itu, padahal belum lama di tempat ini.

Terdengar lagi suara bising itu, aku mencoba mendengarkan dengan saksama, suara itu dari arah belakang. Aku berjalan mengitari pondok, hingga sampai di belakang pondok. Tak ada seorang pun disini, tapi aku yakin suara seperti besi diadu cukup keras itu berasal dari sini. Aku tak melihat Clara. Sambil bertanya-tanya, aku duduk di sebuah kursi kayu yang tepat berada di depan jendela. Mereka berdua seperti hilang ditelan bumi, pondok menjadi terasa kosong. Tak lama kemudian suara bising itu terdengar lagi. Suaranya sangat keras, seperti begitu dekat denganku. Aku langsung saja berdiri, dan mulai mencari arah suara itu.

Menyusuri jalan setapak yang mengarah ke bukit yang dipenuhi pepohonan besar nan rindang. Melintasi padang rumput yang mulai menguning. Cahaya matahari menghangatkan punggunggku. Berjalan setapak demi setapak, hingga akhirnya aku melihat sebuah mata air yang keluar dari tumpukan batu. Aku mendekati sumber mata air itu, aku mengambil air dengan kedua tanganku dan meminumnya. Aku terkejut dengan rasa manis dari air itu. Aku kembali meminum air tersebut. Setelah merasa puas, aku melanjutkan menyusuri jalan setapak.

[R3D] MemoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang