Aku dikejutkan dengan ketukan pintu. Cahaya dari atas menyilaukan mata, saat aku mencoba untuk membuka mata. Aku melihat sekeliling, ternyata aku masih tetap di tempat yang sama saat aku tertidur. Di sebuah ruangan dengan meja bundar di hadapan ku. Terdengar lagi suara ketukan, aku menoleh ke arah pintu, dan mencoba mendengarkan dengan lebih saksama, dan benar suara itu dari arah pintu depan. Saat aku berdiri, pintu di belakang ku terbuka, Clara keluar dari kamarnya dan bergegas menuju pintu depan. Terlihat anak laki-laki kecil masuk. Aku memperhatikan anak laki-laki itu yang juga memandangku penuh curiga.
"Radit, kamu dari mana saja?" tanya Clara pada anak kecil dengan pakaian lusuh. "Kenapa baru pulang?"
"Anda siapa?" tanya si anak laki-laki seakan hendak menerkamku.
Spontan aku mundur dan terduduk di kursi. Clara yang merasa terabaikan mencengkram lengan anak itu.
"Darimana saja kamu?" tanya Clara lagi.
"Siapa dia?" tanya anak itu mengacuhkan Clara.
"Namanya Radit, sama seperti mu," jawab Clara dan melepaskan cengkramannya.
Sesaat setelah Clara menyebutkan namaku, kepalaku kembali terasa sakit, namun sekarang terasa lebih parah, pendengaranku pun seperti tidak berfungsi, aku tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Dadaku terasa sesak, mataku tak dapat melihat dengan jelas. Saat aku mencoba Melihat Clara, seperti melihat dua sosok bayangan dari jauh. Sakit di kepalaku tak tertahankan, air mata mengalir dari mataku. Aku tak tahu apa yang terjadi, aku seperti kembali tertidur.
-*-
Aku kembali melihat dua bayangan yang sebelumnya.
Dua bayangan putih semakin mendekat, namun masih terlihat samar-samar. Aku berdiri di padang rumput yang hijau. Aku benar-benar tak paham denhan semua ini.
Kedua bayangan tadi mulai nampak jelas, sekilas salah satu dari bayangan itu terlihat seperti Clara, namun aku tak tahu siapa yang di sebelahnya, terlihat seperti seorang pria. Air mataku tiba-tiba mengalir begitu deras melihat kedua sosok bayangan itu yang merupakan manusia.
-*-
KAMU SEDANG MEMBACA
[R3D] Memoria
RandomKetika kau tersadar dan semua ingatan seperti tak lagi berteman denganmu. Bagaimana hidupmu tanpa ingatan? Haruskah memulai dari awal membuat ingatan-ingatan baru atau mencoba menemukan ingatan-ingatan yang hilang?